Penjelasan Kasad soal 3 Prajurit TNI Ditahan Polisi Malaysia: Salah Paham Gara-Gara Beli Gas

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Maruli Simanjuntak mengatakan mengakui tiga Prajurit TNI ditahan oleh Diraja Malaysia Pasukan Gerakan AM (PDRM PGA) Malaysia. Namun penahanan itu hanyalah kesalahpahaman.

oleh Nila Chrisna YulikaTim News diperbarui 01 Feb 2024, 12:27 WIB
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak kepada awak media di Mabesad, Jakarta Pusat, Senin (22/1/2024). (Tim News).

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Maruli Simanjuntak mengatakan mengakui tiga Prajurit TNI ditahan oleh Diraja Malaysia Pasukan Gerakan AM (PDRM PGA) Malaysia. Namun penahanan itu hanyalah kesalahpahaman. 

“Kan itu sudah dijelaskan Pangdam. Jadi mereka itu belanja ke sana, cuma kaget ada polisi akhirnya dicek, cuma itu aja terus balik,” kata Maruli saat dikonfirmasi, Kamis (1/ 2/2024).

Maruli mengatakan alasan 3 prajurit tersebut memilih berbelanja ke perbatasan Malaysia karena akses yang lebih dekat ke pusat kota. 

“Ini pos, kalau belanja ke sini (kota di Indonesia) 20 km kalau ke seberang (ke kota Malaysia) 3 km, gitu loh dengan masyarakat juga belanjanya ke sana, karena kita ikut belanja ke sana ya,” kata Maruli.

Sehingga Kepolisian Malaysia melihat ada tentara yang melintasi batas sehingga ditahan. 

"Padahal mau belanja doang diributin ada narkoba lagi, orang beli LPG buat masak sayur kok,” tambahnya.

Maruli pun memastikan 3 prajurit Satgas Pamtas RI-MLY Yonarmed 10/Bradjamusti yang sempat ditahan kepolisian Malaysia sudah dipulangkan dan kembali ke satuannya.

“Sudah (kembali). (Mereka sedang) belanja saja ke sana. Itulah kadang-kadang di kita itu (ada masalah di lapangan). Makanya rekan-rekan media main ke perbatasan,” ujarnya.

Sebelumnya, Mayjen TNI Iwan Setiawan selaku Pangdam XII/Tanjungpura menjelaskan 3 personel tersebut diamankan oleh PDRM ketika sedang berbelanja untuk kebutuhan pos di Batu Kaya, Lubok Antu, Serawak. Kejadian tersebut diungkapkan terjadi pada tanggal 28 Januari 2024.

"Mereka sudah ijin Dansatgas untuk membeli kebutuhan pos di Lubuk Antu. Kemudian berangkat menuju Lubok Antu dengan dijemput oleh penjual langganan pos," ujar Iwan Setiawan melansir dari akun Instagram kodamtanjungpura, Rabu (31/1),

"Dijemput dengan mobil sipil dari toko itu bukan kendaraan dinas. Pada saat perjalanan ada patroli dari PGA. Dihentikanlah," lanjutnya.


Tak Ada Narkoba

Lebih lanjut, Iwan Setiawan menegaskan karena ketakutan sehingga masyarakat sipil yang membawa personel tersebut lari. Sedangkan, anggota Satgas dengan biasa dan tertib mengikuti prosedur ketika dilakukan pemeriksaan oleh personel kepolisian negara tetangga.

Akhirnya, ketiga personel TNI ini diamankan oleh Diraja Malaysia Pasukan Gerakan AM (PDRM PGA) Malaysia untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

"Kemudian memang anggota membawa 8 tabung gas yang 14 Kg untuk rencana kebutuhan pos. Jadi kalau misalkan diberitakan ada indikasi membawa beras sekian banyak ada bawa bungkusan seperti narkoba itu tidak ada. Tidak ada itu hoax. Saya yakinkan itu tidak ada," tegasnya.

"Kita sudah komunikasi mudah-mudahan hari ini anggota kita juga bisa dijemput dan diserahkan kepada kita. Jadi intinya tidak ada pelanggaran seperti yang diberitakan selama ini liar di media," tambah dia.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam/Merdeka

Infografis Profil dan Rekam Jejak Jenderal Agus Subiyanto Calon Panglima TNI. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya