Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan modal ventura Antler telah berinvestasi USD 5,1 juta atau kurang lebih Rp 75 miliar untuk 37 startup di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Pendanaan ini merupakan transaksiinvestasi pre-seed tertinggi dalam satu putaran pendanaan di Asia Tenggara.
Co-founder dan Managing Partner Asia Antler Jussi Salovaara menjelaskan, investasi Antler di Asia Tenggara ini menunjukkan komitmen Antler dalam mendukung generasi entrepreneur digital di kawasan. Portofolio binaan Antler mencakup 19 sektor yang beragam, mulai dari Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan SaaS B2B hingga fintech dan healthtech.
Advertisement
"Investasi ini juga menandai komitmen awal dan jejak Antler di Malaysia, sebagai bagian dari kemitraan strategisnya dengan lembaga Dana Kekayaan Negara Khazanah," jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (2/2/2024).
Jussi mengakui bahwa masih banyak startup tahap awal yang potensial di Asia Tenggara. Hal ini membuat Antler tetap konsisten berinvestasi pada pendanaan di tahap awal, terutama pada startup yang bergerak di bidang AI bervertikalisasi (verticalized AI) dan Industri 4.0.
“Melalui pendanaan ini, kami berupaya untuk membantu para founder membangun fondasi yang kuat untuk model bisnis berkelanjutan, dan mendorong inovasi jangka panjang dalam ekosistem teknologi global yang lebih luas,” ujar Jussi.
Sebagai partner startup tahap awal, Antler secara strategis mampu mengidentifikasi dan mendukung tren teknologi yang sedang berkembang. Investasi mereka pada putaran ini didorong oleh beberapa tren terbaru, seperti perpindahan ke verticalized AI.
Masuk Babak Baru
Perkembangan AI akan memasuki babak baru di tahun 2024, terutama karena solusi AI akan terus disempurnakan dan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik di masing-masing industri.
Saat ini telah ada pergeseran bisnis yang lebih besar ke arah verticalized AI, terutama di bidang media, manajemen pelanggan, dan integrasi Large Language Model (LLM).
Sekitar 34% startup di portofolio investasi Antler di putaran ini telah memanfaatkan kekuatan verticalized AI, yaitu:
- ReelBlend: Marketplace untuk periklanan produk secara virtual, memanfaatkan AI dan Computer Vision untuk menyisipkan iklan secara akurat di berbagai media.
- EigenAI: Platform AI/ML tanpa coding yang dapat menganalisis pola perilaku pelanggan dan membangun model Customer Lifestyle Management (CLM) yang komprehensif.
- RapidaAI: Router LLM dan platform rekayasa cepat bagi bisnis untuk bereksperimen, menguji, dan menerapkan aplikasi berbasis LLM dengan cepat.
- Emereg: Platform AI pertama yang berfokus pada otomatisasi manajemen risiko yang dirancang khusus untuk sektor fintech.
- CapGo: Platform yang menggunakan agen berbasis AI untuk mengumpulkan data secara cepat, yang dirancang khusus untuk riset pasar.
- Buildas: Platform AI yang memadukan kecerdasan manusia untuk membantu pelaku bisnis dalam merancang software tertentu tanpa membutuhkan keahlian teknis mendalam.
Advertisement
Selanjutnya
- Lunash: Solusi berbasis AI untuk meningkatkan kinerja penagihan hutang dari hulu ke hilir, mulai dari sebelum kredit macet hingga pemulihan.
- ZOLO: Asisten AI bagi pelaku bisnis makanan, yang bisa menyederhanakan detail manajemen pesanan dan mengkonversi pesanan dari aplikasi perpesanan ke sistem back office.
- SmartViz: Menyediakan modul bertenaga AI untuk inspeksi visual otomatis di bidang manufaktur, yang bertujuan untuk menghilangkan cacat dan meningkatkan efisiensi produksi.
- Levit8: Platform analisis SDM yang menggunakan data untuk memantau pengalaman karyawan dan mendeteksi tanda-tanda awal potensi kemunduran.
- PingMi: Kopilot AI dan platform manajemen produk yang dirancang untuk mempercepat pengembangan dan peluncuran ide-ide yang mendorong pendapatan.
- Cleve: Tool AI yang membantu content creator dan figur publik untuk memperkuat persona online mereka dengan membuat konten yang dipersonalisasi dan dioptimalkan untuk berbagai platform.