Konsumsi Protein Orang Indonesia 57 Gram per Kapita per Hari, 62% Nabati

Lulu Hypermarket jual murah daging kerbau India, seharga Rp 8.000 per gramnya atau Rp 80 ribu per kilogram. Festival Daging Kerbau India ini digelar hingga 4 Februari mendatang, untuk menggalakan peningkatan konsumsi daging kerbau di Indonesia.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 02 Feb 2024, 13:30 WIB
Lulu Hypermarket jual murah daging kerbau India, seharga Rp 8.000 per gramnya atau Rp 80 ribu per kilogram. Festival Daging Kerbau India ini digelar hingga 4 Februari mendatang, untuk menggalakan peningkatan konsumsi daging kerbau di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Lulu Hypermarket jual murah daging kerbau India, seharga Rp 8.000 per gram atau Rp 80 ribu per kilogram (kg). Festival Daging Kerbau India ini digelar hingga 4 Februari untuk menggalakan peningkatan konsumsi daging kerbau di Indonesia.

Pasalnya, hingga kini, masyarakat masih kurang teredukasi untuk mengonsumsi daging kerbau. Mereka masih memilih daging ayam, unggas lainnya, ikan dan terakhir daging sapi. 

Badan Pangan Nasional mengungkapkan, sebenarnya konsumsi protein orang Indonesia per hari itu sudah tercapai, yakni 57 gram per kapita per hari. Namun, 62 persen didominasi oleh protein nabati, sisanya atau sebanyak 38 persen adalah protein hewani.

“Itu pun paling banyak ikan, lalu unggas, telur, terakhir daging. Kenapa demikian, karena harga daging masih mahal, terutama untuk mereka dengan kelas ekonomi menengah ke bawah,”ungkap Andriko Noto Susanto, selaku Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Jumat (3/2/2024).

Makanya, Pemerintah Indonesia mendukung apa yang dilakukan Lulu Hypermarket untuk mengedukasi masyarakat dengan menjual daging kerbau asal India ini dengan harga yang kompetitif. Sehingga, yang tadinya rata-rata konsumsi daging merah hanya 3,9 Kilogram per kapita pertahun, bisa meningkat di tahun ini.

“Jadi ini bisa diakses masyarakat, baik dari kalangan ekonomi menengah ke bawah sekalipun. Rp 8.000 per gram itu murah ya, cukup kompetitif. Jadi yang tadinya masyarakat over mengonsumsi karbohidrat dan minyak, bisa memperbanyak asupan protein dari daging, buah dan sayuran,”kata Andriko.

Pemerintah Indonesia pun berharap, bila retail asal Abudhabi itu, bukan hanya memasarkan daging-daging impor, melainkan juga ikut menjaga stabilitas pasokan daging local asli Indonesia. Sebab, Indonesia pun memiliki pasokan daging kerbau yang dibudidayakan di beberapa provinsi, seperti di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

“Kebutuhan daging cadangan Indonesia itu 160 ribu sampai 230 ribu, selain kita fokuskan budidaya dan tingkatkan produksi dalam negeri, juga kita impor dari India, Brazil, dan beberapa negara lainnya,”ujarnya.


Edukasi Masyarakat Manfaat Konsumsi daging Kerbau

Lulu Hypermarket jual murah daging kerbau India, seharga Rp 8.000 per gramnya atau Rp 80 ribu per kilogram. Festival Daging Kerbau India ini digelar hingga 4 Februari mendatang, untuk menggalakan peningkatan konsumsi daging kerbau di Indonesia.

Sementara, Luthfi Husin selaku Direktur Corporate Lulu Hypermarket menuturkan, bila pihaknya mengadakan festival ini untuk mengedukasi masyarakat tentang manfaat mengonsumsi daging kerbau. Sehingga, tidak melulu yang dicari dipasaran adalah daging sapi yang harganya bisa diatas Rp 120 ribu per kilogramnya.

“Daging murah dari India ini tinggi protein, sangat cocok untuk semua kalangan masyarakat. Juga cocok dengan masakan khas Indonesia, seperti bisa disate, digulai, rendang, nasi goreng dan lain sebagainya,”ujar Luthfi.

Untuk itu, Lulu Hypermarket pun mengundang ahli masak, untuk menyediakan setidaknya lebih dari 10 jenis masakan tradisional khas Indonesia ataupun internasional, berbahan dasar daging kerbau. Selain sate, rendang, juga ada nasi goreng kerbau, nasi kebuli, nasi mandhi, nasi biryani, spageti, lasagna, dan lainnya, yang juga diperjualbelikan.

disediakan juga daging kerbau berbagai bagian dibagian fresh. Sehingga, masyarakat bisa memilih membeli bagian daging mana yang ingin diolah di rumah.

“Jadi kami ingin ikut peran aktif dengan pemerintah, gimana caranya masyarakat Indonesia bisa mengonsumsi protein dari daging dua kali dalam seminggu, tentunya dengan sajian masakan khas Indonesia,”katanya.

Infografis Bahan Pangan Lokal Alternatif yang Belum Populer  (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya