Debat Capres 4 Februari 2024 Harus Beri Solusi Kemiskinan yang Masih di Angka 9,36%

Jumlah pendudukan miskin di Indonesia masih berada di angka 9,36 persen pada 2023. Dari kemiskinan yang tidak terselesaikan itu kemudian muncul persoalan stunting hingga berbagai masalah gizi, yang berisiko menurunkan produktivitas masyarakat.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 02 Feb 2024, 16:30 WIB
Warga melakukan aktivitas di daerah kumuh kawasan Jakarta, Kamis (13/1/2022). Pemerintah akan memperluas penanganan kemiskinan ekstrem menjadi 212 kabupaten/kota di 25 provinsi, di mana 147 kabupaten/kota di antaranya merupakan wilayah pesisir. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance(INDEF) menilai, kemiskinan merupakan salah satu isu kesejahteraan sosial yang penting untuk dibahas dalam Debat Capres di akhir pekan ini.

“Kami harapkan isu kesejahteraan sosial di elaborasi ya secara mendalam di dalam debat yang akan berlangsung Minggu nanti. Menurut saya salah satu aspek utama yaitu kemiskinan dan pengangguran,” ungkap Eko Listiyanto Wakil Direktur INDEF, dalam diskusi debat capres yang disiarkan pada Jumat (2/2/2024).

Eko memaparkan, jumlah pendudukan dengan kemiskinan di Indonesia masih berada di angka 9,36 persen pada tahun 2023.

“Tingkat kemiskinan yang kira kira kira kalau diukur dengan ukuran standar internasional, angkanya bisa meningkat lebih tinggi lagi,” jelasnya.

“Kita berharap kepemimpinan dari hasil Pilpres 2024 ini bisa menghasilkan pemimpin yang memang bisa memberi solusi atas persoalan kemiskinan. Karena salah satu sumber masalah kesejahteraan sosial adalah dari kemiskinan,” lanjutnya.

Eko lebih lanjut mengatakan, dari kemiskinan yang tidak terselesaikan itu kemudian muncul persoalan stunting hingga berbagai masalah gizi, yang berisiko menurunkan produktivitas masyarakat.

“Kalau dikerucutkan dalam satu kata mengapa (isu kemiskinan rumit). Nah ini yang perlu nanti dielaborasi oleh para paslon,” ujar fia.

“Tapi yang ingin lebih kita dengar dan saksikan nanti atau katakanlah juga elaborasi ya secara lebih jauh adalah strategi rasionalitas, tidak hanya sekedar menyampaikan target target tertentu. Kalau hanya pasang angka sih bisa bisa aja gitu tapi untuk menemukan bagaimana mencapai itu secara rasional mungkin menjadi tantangan,” imbuhnya.

Selain aspek kemiskinan, juga ada isu pengangguran yang tingkatnya cukup tinggi, di 5,32 persen pada Agustus 2024.

Meski pengangguran secara tren sudah menurun, INDEF menilai, angkanya masih terbilang besar.

“Jadi menggambarkan bahwa problem penciptaan lapangan kerja saat ini masih menjadi tantangan yang besar, Jadi nanti juga perlu dielaborasi ke depan adalah persoalan pengangguran,” beber Eko.

Eko menambahkan, tingginya angka pengangguran salah satunya disebabkan oleh sektor informal yang lebih mendominasi daripada sektor formal, dan ini akan menjadi tantangan.


Ganjar Pranowo: Kemiskinan Ekstrem Mesti Nol

Warga melakukan aktivitas di daerah kumuh kawasan Jakarta, Kamis (13/1/2022). Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, dari 147 kabupaten/kota wilayah pesisir ada 1,3 juta masyarakat miskin ekstrem yang jadi target pengentasan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo bicara soal target mewujudkan Indonesia Emas saat menghadiri undangan Mata Najwa di Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa 19 September 2023. Ganjar Pranowo menilai parameter tercapainya target tersebut adalah pengentasan kemiskinan ekstrem hingga ke angka nol persen.

"Membangun SDM produktif, stabilisasi harga pokok mesti kita lakukan dan kemiskinan mesti dihapus, setidaknya yang ekstrem, mesti nol. Kerjaan sudah dimulai," kata Ganjar seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (20/9/2023). 

Dia mengungkap, demi mewujudkan hal tersebut dirinya tentu ada strategi yang harus dikerjakan. Salah satunya, dengan memperkuat jaring pengaman sosial, hilirisasi menuju industri kelas dunia dan mengembalikan alam Indonesia menjadi lebih baik.

"Tingkatkan nilai tambah infrastruktur yang hari ini sudah dibangun pemerintah sebagai pondasi yang kuat," tegas Ganjar.

Ganjar optimistis, Indonesia bisa menjadi negara dengan nilai ekonomi yang besar. Syaratnya, kemakmuran rakyat harus semakin sehat, sumber daya manusianya wajib lebih pintar dan etos kerja masyarakatnya digenjot untuk semakin produktif. 

“Demi mencapai hal tersebut, diperlukan tiga pondasi, yaitu digitalisasi dalam pemerintahan, membasmi korupsi dan melipatgandakan anggaran negara untuk mewujudkan pelayanan berkualitas,” Ganjar menandasi. 


Jika Menang Pilpres, Prabowo Janji Beri Makan Anak Sekolah Gratis

Tiga Calon Presiden, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan (kiri ke kanan) saat debat perdana Pilpres 2024 di halaman Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Selasa (12/12/2023). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menyoroti isu kemiskinan di Indonesia. Menurutnya, pemerataan pembangunan harus dirasakan seluruh masyarakat Indonesia sehingga kualitas hidup semakin meningkat.

"Tidak boleh ada daerah yang tertinggal, harus menjunjung tinggi kemanusiaan," kata Prabowo saat menjadi pembicara di seminar ekonomi Universitas Kebangsaan RI di Jakarta, Selasa 15 Agustus 2023.

Prabowo menyampaikan, jika terpilih sebagai Presiden nanti, terobosan yang ia tawarkan untuk mengentaskan kemiskinan ialah memberi makan siang dan susu gratis untuk semua anak-anak dan murid di sekolah. Dia menargetkan total 74,2 juta anak diberi makan siang dan susu gratis.

"Semua murid dari pra-SD sampai SMA/SMK total 74,2 juta targetnya kita beri makan siang dan susu kepada setiap anak-anak itu. Ini akan mengubah kemampuan anak-anak itu," ucap dia.

Selain itu, Prabowo juga menjelaskan, pentingnya melanjutkan program ekonomi Pancasila yang telah dimulai oleh Jokowi atau Jokowinomics, antara lain Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), hingga kartu sembako.

"Jokowinomics adalah aplikasi nyata dari ekonomi Pancasila yang bisa kita gunakan untuk mencapai Indonesia Emas 2045," kata Prabowo.

Lebih lanjut, Prabowo menggagas pembangunan sekolah-sekolah unggulan berorientasi dengan perikanan dan pertanian di daerah yang unggul dalam sektor bersangkutan. "Kita bangun sekolah-sekolah unggulan di orientasi sentra produksi itu," ujar dia.  

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya