Homeco Victoria Makmur Patok Harga IPO Rp 148 per Saham

PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE) menawarkan 808,35 juta saham dalam rangka penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO)

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 02 Feb 2024, 19:09 WIB
PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE) akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE) akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Pada aksi tersebut, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 808,35 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 25 per lembar. Melansir laman e-ipo, Jumat (2/2/2024), perseroan telah menetapkan harga penawaran final yakni Rp 148 per lembar. Dengan demikian, Homeco Victoria Makmur akan mengantongi dana segar Rp 119,64 miliar dari IPO.

Sebelumnya, perseroan mematok harga penawaran pada kisaran Rp 136 sampai dengan Rp 181 per saham. Perseroan berencana mengalokasikan Rp 25 miliar dari dana IPO untuk pelunasan sebagian utang kepada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA yang akan jatuh tempo.

Pelunasan sebagian utang ini akan dilaksanakan paling lambat satu bulan sejak dana IPO diterima. Lalu sebesar Rp 25 miliar akan digunakan untuk pelunasan sebagian utang usaha perseroan kepada PT Trisinar Indopratama selaku entitas anak. Selanjutnya TSI akan menggunakan dana tersebut untuk melunasi sebagian utang TSI kepada BCA terhadap fasilitas dengan tingkat bunga yang paling tinggi.

Pelunasan sebagian utang kepada BCA yang akan jatuh tempo direncanakan akan dilaksanakan paling lambat satu bulan sejak dana IPO diterima. Di mana perseroan melakukan pembayaran kewajiban keuangan kepada TSI terlebih dahulu, dan TSI melakukan pelunasan sebagian utang kepada BCA pada hari yang sama. Adapun sisa dana IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha dalam bentuk modal kerja.

 

 


Sekilas Homeco Victoria Makmur

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Homeco Victoria Makmur Tbk dikenal juga dengan nama Homeco Living, didirikan pada  2012. Kegiatan usaha utama perseroan adalah perdagangan besar peralatan dan perlengkapan rumah tangga, perdagangan besar alat tulis dan gambar, perdagangan besar alat permainan dan mainan anak-anak, dan perdagangan besar tekstil.

Perseroan menyediakan perlengkapan dapur, peralatan masak, tas, alat tulis, dan tisu basah berkualitas tinggi. Sebagai perusahaan holding, perseroan juga mengelola satu entitas anak, PT Trisinar Indopratama (TSI) yang merupakan perusahaan bergerak di bidang industri barang dari plastik untuk pengemasan, mainan anak-anak, barang plastik lainnya, perlengkapan dan peralatan rumah tangga (tidak termasuk furniture) berbahan dasar plastik dengan merk Technoplast. TSI sendiri telah memiliki pengalaman bisnis selama 24 tahun dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi.

 


Bayar Utang, Homeco Victoria Makmur Incar Rp 146,31 Miliar Lewat IPO

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya diberitakan, PT Homeco Victoria Makmur Tbk akan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat penawaran umum perdana saham initial public offering/IPO).

Pada aksi tersebut, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 808,35 juta lembar saham atau sebanyak-banyaknya 17,60 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan nilai nominal Rp 25 per lembar. Harga penawaran berkisar antara Rp 136- Rp 181 per lembar. Dengan demikian, Homeco Victoria Makmurberpotensi mengantongi dana segar sebanyak-banyaknya Rp 146,31 miliar dari IPO.

Melansir prospektus perseroan dari laman e-ipo, Minggu (21/1/2024), sebesar 25 miliar dari dana IPO akan dialokasikan perseroan untuk pelunasan sebagian utang kepada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA yang akan jatuh tempo.

Pelunasan sebagian utang ini akan dilaksanakan paling lambat satu bulan sejak dana IPO diterima. Lalu sebesar 25 miliar akan digunakan untuk pelunasan sebagian utang usaha perseroan kepada PT Trisinar Indopratama selaku entitas anak.

Selanjutnya TSI akan menggunakan dana tersebut untuk melunasi sebagian utang TSI kepada BCA terhadap fasilitas dengan tingkat bunga yang paling tinggi. Pelunasan sebagian utang kepada BCA yang akan jatuh tempo direncanakan akan dilaksanakan paling lambat satu bulan sejak dana IPO diterima.

Di mana perseroan melakukan pembayaran kewajiban keuangan kepada TSI terlebih dahulu, dan TSI melakukan pelunasan sebagian utang kepada BCA pada hari yang sama. Adapun sisa dana IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha dalam bentuk modal kerja.

Setelah IPO, perseroan berencana membagikan dividen mulai tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2025. Besaran dividen yang akan dibagikan adalah 30 persen dari laba bersih perseroan.

Jadwal IPO Homeco Victoria Makmur Tbk:

  • Masa penawaran awal (bookbuilidng): 19-24 Januari 2024
  • Tanggal efektif: 31 Januari 2024
  • Masa penawaran umum perdana saham: 2-6 Februari 2024
  • Tanggal penjatahan: 6 Februari 2024
  • Tanggal distribusi secara elektronik: 7 Februari 2024
  • Tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI): 12 Februari 2024 

 


BEI Incar 62 IPO pada 2024

Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sekitar 62 saham baru tercatat melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan raihan IPO 2023 yang mencapai 79 emiten.

"Kalau kita bicara IPO saham tahun depan itu 61 atau 62," ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman , dikutip Senin (1/1/2024).

Hingga akhir 2023, Bursa telah mengantongi setidaknya setengah dari target IPO dalam pipeline, yakni 30 perusahaan. Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 19 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 3 Perusahaan dari sektor basic materials

• 6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

• 4 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

• 2 Perusahaan dari sektor energy

• 0 Perusahaan dari sektor financials

• 0 Perusahaan dari sektor healthcare

• 5 Perusahaan dari sektor industrials

• 3 Perusahaan dari sektor infrastructures

• 1 Perusahaan dari sektor properties & real estate

• 5 Perusahaan dari sektor technology

• 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

Secara keseluruhan, Bursa menargetkan pencatatan efek baru yang terdiri dari pencatatan saham, efek bersifat utang dan sukuk (EBUS), serta rights issue sebanyak 230 pencatatan pada 2024.

Target tersebut naik dari target revisi tahun ini sebanyak 200 pencatatan, namun turun signifikan dari realisasi akhir tahun lalu yang telah mencapai 385 pencatatan hingga 27 Desember 2023.

Selain itu, BEI menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) 12,25 triliun dan penambahan 2 juta investor baru. Tahun depan, Bursa juga akan meluncurkan instrumen investasi kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF) pada kuartal I 2024.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya