4 Karakteristik Ideal Nabi Yusuf Sebagai Pemimpin Negara, Bisa Jadi Acuan

Pada Rabu 14 Februari 2024, bangsa Indonsia akan menyelenggarakan pesta demokrasi yaitu Pemiluhan Umum (Pemilu).

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Feb 2024, 14:30 WIB
Ilustrasi Nabi Yusuf AS(Sumber: Pinterest/for2a)

Liputan6.com, Cilacap - Pemilu 2024 akan digelar secara serentak pada Rabu 14 Februari 2024. Dalam momen ini bangsa Indonsia akan menyelenggarakan kontestasi politik 5 tahunan.

Dalam pesta demokrasi ini, rakyat Indonesia sesuai dengan UU Nomor 7 Tahun 2017 akan memilih Presiden dan wakil Presiden, Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

Dalam memilih pemimpin, Rasulullah SAW mewanti-wanti umat Islam agar tidak memilih pemimpin sembarangan. Pasalnya hal ini akan dimintai pertanggungjawaban di harii kiamat.Demikian halnya sebagai pemimpin juga tidak boleh bertindak sembarangan sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

«كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ، وَالعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ، أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang orang yang dipimpinnya. Penguasa adalah pemimpin bagi manusia, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Wanita adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan anaknya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin terhadap harta tuannya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang harta yang diurusnya. Ingatlah, masing-masing kalian adalah pemimpin dan masing-masing kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar).

Dengan demikian, maka menjadi pemimpin tanggung jawabnya sanat berat dihadapan Allah SWT. Adapun salah satu tipe pemimpin ideal sebagaimana Al-Qur’an sebutkan ialah perihal kepemimpinan Nabi Yusuf AS.

Simak Video Pilihan Ini:


Kepemimpinan Nabi Yusuf dalam Al-Qur'an

Menukil NU Online, berkaitan dengan kepemimpinan Nabi Yusuf as, secara khusus Allah ﷻ berfirman dalam QS. Yusuf ayat 54 – 55:

وَقَالَ الۡمَلِكُ ائۡتُوۡنِىۡ بِهٖۤ اَسۡتَخۡلِصۡهُ لِنَفۡسِىۡۚ فَلَمَّا كَلَّمَهٗ قَالَ اِنَّكَ الۡيَوۡمَ لَدَيۡنَا مَكِيۡنٌ اَمِيۡنٌ‏ ٥٤ قَالَ اجْعَلْنِيْ عَلٰى خَزَاۤىِٕنِ الْاَرْضِۚ اِنِّيْ حَفِيْظٌ عَلِيْمٌ ٥٥

Artinya : "(54) Raja Mesir berkata, “Bawalah Yusuf as kemari, agar aku memposisikannya sebagai menteri.” Ketika Raja Mesir berbicara dengan Yusuf as, Raja Mesir berkata, “Sesungguhnya kamu Yusuf, adalah orang terhormat dan dipercaya.” (55) Nabi Yusuf As berkata, “Jadikanlah aku pengelola perbendaharaan Mesir. Sesungguhnya aku adalah orang amanah dan berpengetahuan”. (Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemah Indonesia, [Unit Percetakan Al-Qur’an], h: 460-461).

 

 


4 Karakteristik Nabi Yusuf

Ilustrasi Nabi Yusuf (Sumber: Pinterest.com)

Ayat ini menunjukkan bahwa ada empat sifat yang dimiliki Nabi Yusuf as dalam memimpin suatu negara yaitu :

1. Sifat 'Makin' مَكِيْنٌ (terhormat/ rekam jejak yang baik)

Menurut Syaikh Muhammad Sulaiman Al-Asyqa dalam Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadi, (Ulum Al-Islamiyyah, jilid: 5), mengatakan bahwasannya مَكِيْنٌ mengandung arti orang yang memiliki kedudukan sehingga ia dapat mendapatkan apa yang ia inginkan, dan mendapat kepercayaan atas urusan yang diserahkan kepadanya. Hal tersebut sependapat dengan pendapat, Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, dalam Aisir Tafasir, (Maktabah Noor, h: 622), yang memaknai مَكِيْنٌ dengan punya kedudukan, sehingga ia bisa berbuat kebijakan sesuka hatinya.

Dari dua pendapat tersebut مَكِيْنٌ adalah orang yang memiliki rekam jejak yang baik, baik dari segi nasab, akhlak, pendidikan, jejak digital, dan dari segi-segi lainnya, sebagaimana Nabi Yusuf as yang merupakan salah satu Nabi yang memiliki rekam jejak yang baik, sehingga patut dijadikan sebagai panutan.

2. Sifat 'Amin' اَمِيْنٌ (dipercaya)

Maksud dari اَمِيْنٌ, menurut Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi dalam Tafsir Jalalain, (Daar Ibnu Katsir, h: 235), yaitu, jujur dan sangat dipercaya terhadap urusan-urusan yang amanahkan. Begitu juga menurut Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur'an al-`Azhim, (Daar Toyyibah, h: 433),Tafsir Al-Misbah karya Quraisy Syihab, dan Tafsir Al-Wajiz terbitan Kemenag RI.

Sifat اَمِيْنٌ ditunjukkan oleh Nabi Yusuf as Ketika ditunjuk menjabat sebagai menteri. Nabi Yusuf as menganggap bahwasanya jabatan merupakan suatu amanah (kepercayaan), yang tidak boleh disalahgunakan. Dalam konteks ayat ini, kata اَمِيْنٌ ditafsirkan oleh Kemenag RI dalam Tafsir Tahlili dengan orang yang jujur, setia, penuh rasa tanggung jawab, berbudi mulia, berilmu, tabah, dan kuat imannya.

3. Sifat 'Hafidz' حَفِيْظٌ (mumpuni)

Maksud dari حَفِيْظٌ adalah memiliki karakter yang kuat. Disebutkan dalam kitab tafsir : قَالَ شَيْبَةُ بْنُ نَعَامَةَ: حَفِيظٌ لِمَا اسْتَوْدَعَتْنِي Artinya: "Syaibah ibnu Nu'amah mengatakan bahwa lafaz hafiz artinya dapat menjaga apa yang dititipkan kepadanya". (Imam Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur'an al-`Azhim, juz 13, [Daar Toyyibah], h : 433)

Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di dalam Taȋsȋr al-Karȋm ar-Rahmȃn fi Kalam al-Mannȃn, (Daar As-Salam, h: 463) mengatakan, seseorang harus pandai-pandai memanfaatkan skill (keahlian) yang dimilikinya dengan sebaik mungkin, jangan sampai digunakan untuk hal-hal yang negatif. Hal tersebutlah yang dicontohkan oleh Nabi Yusuf as, yang mana Allah ﷻ karuniakan kepada Nabi Yusuf as suatu hikmah. Maka Nabi Yusuf as menggunakan hikmah tersebut untuk kemaslahatan orang banyak.

 

Ilustrasi Nabi Yusuf (Sumber: Pinterest.com)

4. Sifat 'Alim' عَلِيْمٌ (wawasan luas)

Ilustrasi Ketampanan Nabi Muhammad (Sumber: Pinterest.com)

Maksud dari عَلِيْمٌ adalah berwawasan luas. Nabi Yusuf as memiliki kompetensi, integritas, dan profesionalisme. Ibnu Katsir menjelaskan :

وَسَأَلَ الْعَمَلَ لِعِلْمِهِ بِقُدْرَتِهِ عَلَيْهِ، وَلِمَا فِي ذَلِكَ مِنَ الْمَصَالِحِ لِلنَّاسِ

Artinya: "Nabi Yusuf as meminta pekerjaan itu karena ia memiliki pengetahuan yang menguasai bidang tersebut dan ia dapat menanganinya, serta akan membawa kemaslahatan bagi manusia". (Imam Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur'an al-`Azhim juz 13, [Daar Toyyibah], h : 433)

Dari hal ini bisa dijelaskan bahwa seseorang diperbolehkan melamar suatu pekerjaan sekiranya ia mampu menyelesaikan pekerjaan itu dengan kemampuannya. Keempat sifat tersebutlah yang seharusnya dimiliki seseorang sebelum mengajukan diri sebagai seorang pemimpin. Dengan izin Allah, segala problematika negara akan terselesaikan dengan baik, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Yusuf as dengan kompetensi yang dimilikinya.

Empat sifat Kepemimpinan Nabi Yusuf as secara khusus dikisahkan oleh Allah SWT dalam QS. Yusuf. Surat Yusuf merupakan surat Makkiyah dengan 111 ayat yang merupakan surat ke-12 dalam urutan mushaf Al-Qur’an dan wahyu ke-53 yang diberikan kepada Rasulullah SAW.

Surat Yusuf diturunkan oleh Allah SWT dikarenakan orang-orang Yahudi bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kisahnya Nabi Yusuf as. Lantas Rasulullah SAW menceritakan kisah Nabi Yusuf as secara detail. (Imam As-Suyuthi, Asbabun Nuzul al-Musama Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul, [Dar Ibn Katsir], h: 150), (Imam Al-Qurtubi, Al-Jami' liahkam al-Qur'an wa al-Mubayyin Lima Tadhammanahu Min as-Sunnah wa Ayi al-Furqan, [Dar Ibn Katsir], h: 3439).

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya