Liputan6.com, Jakarta - Sikap cemburu biasanya disebabkan oleh perasaan tidak senang serta kurangnya kepercayaan. Perasaan ini kerap kali ditujukan kepada pasangan yang ketika salah satunya dekat dengan orang lain.
Sebab ia merasa bahwa pasangannya adalah miliknya, sehingga tidak rela siapapun dekat dengan lawan jenis lainnya.
Meskipun ada yang mengatakan bahwa cemburu tanda sayang. Namun, merupakan tindakan yang kurang baik jika terlalu berlebihan. Hal ini dapat berakibat buruk baik bagi diri sendiri maupun hubungan yang sedang dijalani.
Baca Juga
Advertisement
Cemburu bukan hanya terjadi pada orang biasa. Bahkan, orang-orang mulia pun tak lepas dari kecemburuan. Misalnya, yang terjadi pada istri Rasulullah SAW.
Bahkan, di dalam Al-Qur'an juga dijelaskan secara khusus tentang rasa cemburu itu melalui kisah nyata yang terjadi pada istri-istri Rasulullah SAW.
Mau tahu seperti apa cerita kecemburuan para istri Rasulullah? Berikut kisah selengkapnya merangkum dari laman dream.co.id.
Saksikan Video Pilihan ini:
Kisah Kecemburuan Istri Rasulullah dalam Surah At-Tahrim
Surah At-Tahrim ayat 4 menceritakan tentang sikap cemburu istri Rasulullah ketika beliau memberi beberapa pilihan kepada para istri. Yakni untuk memilih dirinya atau salah satu budak perempuan yang diberikan seorang bangsawan.
Salah satu istri Rasulullah, Aisyah, merasa cemburu terhadap pilihan tersebut dan menyatakan rasa kecewanya kepada Nabi Muhammad. Ayat ini menggambarkan bahwa para istri Rasulullah adalah manusia biasa yang juga memiliki perasaan cemburu.
Dalam konteks ayat tersebut, keutamaan bertobat menjadi sangat penting. Kita dapat belajar dari sikap istri Rasulullah yang merasa cemburu dan menyatakan kekecewaan kepada suaminya.
Meskipun Nabi Muhammad adalah seorang rasul yang sempurna, beliau tetap memilih untuk bertobat kepada Allah atas kesalahan yang mungkin telah dilakukan terhadap para istri. Bertobat merupakan tindakan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah dan menghilangkan dosa-dosa yang telah dilakukan.
Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa keutamaan bertobat sangatlah penting dalam menjalani kehidupan, baik dalam hubungan pernikahan maupun dalam hubungan dengan Allah.
Sikap istri Rasulullah dan keutamaan bertobat dalam konteks ayat ini menjadi pelajaran berharga bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Advertisement
Kecemburuan Hafshah dan Aisyah
Hafshah dan Aisyah merasakan cemburu terhadap Zainab karena Nabi Muhammad lebih sering mengunjungi rumah Zainab.
Allah kemudian menurunkan surah At-Tahrim untuk mengingatkan mereka atas sikap cemburu dan menyuruh mereka bertobat.
Riwayat yang terjadi adalah ketika Nabi Muhammad mengunjungi rumah Zainab dan minum madu. Aisyah dan Hafshah pun merasa cemburu dan menasihati Nabi untuk tidak minum lagi.
Namun, Allah menegur mereka melalui surat At-Tahrim, yang menyatakan bahwa Allah mendengar pembicaraan kalian berdua.
"Allah sungguh telah mendengar perkataan perempuan yang berbicara kepada kamu (Muhammad) tentang Zainab dan mereka mengadakan perbincangan di belakang pintu. Maka hendaklah kamu jadi saksi bahwa mereka telah berbuat dosa." (QS. At-Tahrim: 1).
Dari kisah ini kita belajar pentingnya tobat nasuha dan menjauhi sikap cemburu. Selain itu, juga menjadi pengingat bahwa Allah mengetahui segala hal yang terjadi, sehingga kita harus berhati-hati dalam setiap ucapan maupun tindakan.
Pentingnya Mengelola Rasa Cemburu dalam Islam
Dalam Islam, mengelola rasa cemburu dalam hubungan sangat penting untuk menjaga keharmonisan dan kebahagiaan rumah tangga.
Rasulullah saw dan para istri beliau memberikan contoh bagaimana mengatasi perasaan cemburu dengan sabar, kejujuran, dan komunikasi yang baik.
Panduan dari agama Islam menekankan pentingnya memahami dan mengendalikan emosi, serta menggunakan rasa cemburu sebagai motivasi untuk meningkatkan hubungan dengan pasangan.
Salah satu contoh dari para istri Rasulullah yang menghadapi perasaan cemburu adalah antara Aisyah dan Saudah.
Ketika Aisyah merasa cemburu terhadap kebaikan hati Rasulullah terhadap Saudah, beliau dengan sabar menjelaskan dan memberikan keadilan kepada keduanya. Ini menunjukkan pentingnya komunikasi dan kejujuran dalam mengatasi perasaan cemburu.
Dalam surah At-Tahrim, Allah SWT juga memberikan contoh perempuan Muslimah yang menghadapi perasaan cemburu dalam hubungan mereka. Mereka diberi panduan untuk bertawakal kepada Allah, berdoa, dan memperbaiki hubungan dengan suami dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan.
Dengan mengikuti contoh para istri Rasulullah dan perempuan Muslimah dalam Al-Qur'an, kita dapat belajar bagaimana mengelola rasa cemburu dalam hubungan sesuai dengan ajaran Islam untuk menciptakan kebahagiaan dan keberkahan.
Advertisement