Liputan6.com, Jakarta Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed mengambil langkah untuk menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50 persen. Keputusan The Fed menahan suku bunga ini merupakan yang keempat kali dalam empat pertemuan terakhir, sejalan dengan ekspektasi pasar.
Komite Kebijakan Moneter Federal Open Market Committee (FOMC) menunjukkan tidak ada keinginan untuk segera menurunkan suku bunga sampai mereka memiliki keyakinan lebih besar bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2 persen.
Advertisement
Jerome Powell juga menegaskan bahwa tidak mungkin mencapai tingkat inflasi tersebut pada bulan Maret. Sehingga jika dilihat dari Pernyataan FOMC tersebut bisa dikatakan mencerminkan penilaian yang lebih seimbang terhadap arah kebijakan masa depan, meskipun Powell mengakui kemajuan perlambatan tingkat inflasi yang signifikan.
"Saya kira hal tersebut tidak menjadi sentimen negatif untuk pasar obligasi dan saham domestik dikarenakan masih sejalan dengan yang diperkirakan," jelas Pengamat Pasar Modal, Lanjar Nafi kepada Liputan6.com, seperti ditulis Sabtu (3/2/2024)
Dalam hematnya, investor berharap ekonomi AS terhindar dari hard landing ekonomi dan secara data hal tersebut mungkin terjadi. Sehingga The Fed tidak tergesa-gesa melakukan pelonggaran kebijakan atau pelonggaran kebijakan nantinya bisa lebih stabil.
"Sektor yang menarik saat ini lebih ke sektor yang memiliki sensitivitas terhadap perubahan suku bunga yang lebih rendah. Seperti sektor keuangan, Sektor teknologi, sektor properti dan sektor infrastruktur," beber Lanjar.
Adapun sejumlah saham jagoan Lanjar dengan rekomendasi BUY, antara lain Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Kemudian ada saham GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)