Liputan6.com, Jakarta Prospek obligasi Indonesia disebut masih menarik di tengah sentimen pemilihan umum (pemilu) dan suku bunga The Fed. Head of Retail Marketing Syailendra Capital, Embun Victoria menjelaskan, prospek cerah obligasi tahun ini didasarkan pada gelaran pemilu sebelumnya yang secara historis justru membawa pasar lebih bergairah.
"Jadi menurut data yang ada, secara historis, lima pemilu terakhir itu pada h-9 bulan hingga h+6 bulan pemilu itu justru IHSG terbang," kata dia dalam Indonesia Investment Education: Arah Market 2024 bersama Syailendra Capital, Sabtu (3/2/2024).
Advertisement
Berdasarkan estimasi UBS, Embun menjelaskan terdapat potensi perputaran dana sekitar Rp 170 triliun dihitung dari lima macam pemilu yang akan dilangsungkan. Hal ini akan berpengaruh kepada pertumbuhan angka konsumsi di Indonesia yang biasanya memang mengalami peningkatan pada dua kuartal sebelum pemilu berlangsung
Dari sisi aliran dana asing, selama kuartal III 2023 investor asing melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 50 triliun, namun di kuartal IV 2023 asing kembali melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 30 triliun di tengah menariknya real yield pada INDOGB.
"Beberapa negara mengalami kenaikan yield belakangan ini, namun angka inflasinya juga naik. Sehingga memberikan real yield yang tidak besar jika dibandingkan dengan Indonesia," jelas Embun.
Kepemilikan asing atas INDOGB per Oktober 2023 tercatat sebesar RP 836 triliun. Sedangkan real yield dari 10Y govt saat ini sebesar 3,8 persen. Real yield itu lebih tinggi dibandingkan beberapa negara lain seperti Thailand dengan real yield bond 3,2 persen, Malaysia 2 persen, Indoa 1,8 persen, dan US 1,1 persen.
"Ketika kondisi trade balance dan Rupiah kuat, yield Indonesia tidak banyak terpengaruh kenaikan USD. NAmun di kuartal III 2023 mulai ada pelemahan trade balance yang diikuti oleh pelemahan Rupiah. Hal ini membuat yield obligasi pemerintah mengalami kenaikan pada kuartal III," tutur Embun.
Lebih lanjut, tingginya suku bunga saat ini memberikan peluang bagi investor untuk memanfaatkan tingginya kupon yang ditawarkan oleh obligasi korporasi. Kupon obligasi saat ini di kisaran 6,75 persen untuk AAA dan 10,50 persen untuk BBB.