Deteksi Dini Kanker Serviks, Langkah Penting Cegah Kematian Perempuan Akibat Kanker

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah mengimplementasikan sejumlah strategi untuk mengatasi masalah kanker serviks di Indonesia.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 04 Feb 2024, 09:00 WIB
Perdarahan Setelah Hubungan Seksual Bisa Jadi Tanda Kanker Serviks. Foto: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono menyampaikan bahwa salah satu langkah penting dalam penanggulangan masalah kanker serviks di Indonesia adalah dengan melakukan deteksi dini atau skrining sedini mungkin.

Dante menyebut, kanker serviks menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi perempuan di Tanah Air. 

"Salah satu penyebab kematian tertinggi untuk kanker wanita di Indonesia adalah kanker serviks. Skrining kanker serviks sebagai salah satu modalitas utama untuk menanggulangi tingginya angka kematian kanker serviks di Indonesia," ujar Dante dalam diskusi tentang kanker serviks, Jumat (2/2) di Jakarta.

Kanker serviks menjadi jenis kanker kedua yang paling umum terjadi pada perempuan di Indonesia. Sebanyak 70 persen perempuan yang terdiagnosis kanker serviks sudah berada pada stadium lanjut.Di mana pada fase ini pengobatan menjadi kurang efektif. Hal ini menyebabkan 50 persen perempuan yang terdiagnosis kanker serviks meninggal dunia karena penyakit tersebut.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah mengimplementasikan sejumlah strategi untuk mengatasi masalah kanker serviks di Indonesia. Strategi itu termasuk vaksinasi HPV kepada anak perempuan usia sekolah dan deteksi kanker serviks sedini mungkin untuk perempuan-perempuan Indonesia.

Bahkan, pemerintah sudah melakukan proyek uji coba vaksinasi HPV gratis di sekolah-sekolah di Jakarta, serta menyediakan perawatan yang adekuat untuk menangani kanker serviks di Indonesia. 

 


Skrining Kanker Serviks Jadi Prioritas

Selanjutnya, Kementerian Kesehatan tengah mengembangkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Pemberantasan Kanker Serviks untuk Indonesia (2023-2030). Visi masa depan dari rencana aksi ini adalah membuat kanker serviks menjadi penyakit masa lalu, dan memastikan setiap perempuan dari semua lapisan sosial ekonomi dapat hidup sehat dan bebas dari ancaman kanker serviks.

Prioritas utama dalam rencana aksi nasional ini adalah skrining kanker serviks, dengan target menskrining 75% dari seluruh perempuan berusia 30-69 tahun menggunakan metode pemeriksaan DNA HPV yang terjamin kualitasnya.

Salah satu aspek penting dari rencana aksi nasional ini adalah peralihan metode skrining kanker serviks primer dari metode yang sudah ada ke skrining DNA HPV. Untuk mencapai tujuan ini, Kementerian Kesehatan mendorong peninjauan kembali bukti ilmiah internasional dan praktik terbaik dalam penerapan metode, alat, dan teknologi skrining yang efisien.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya