Kasus Kusta di Malang Raya Meningkat dalam 4 Tahun Terakhir, Stigma Masih Kuat Menghantui

Jumlah pasien kusta di Malang Raya selama empat tahun terakhir cenderung meningkat, meski secara data nampak fluktuatif.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 04 Feb 2024, 12:00 WIB
Kasus Kusta di Malang Raya Meningkat dalam 4 Tahun Terakhir, Linksos: Penyebab Kuatnya Adalah Stigma. (Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin).

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia menempati peringkat ketiga di dunia dengan kasus kusta tertinggi setelah India dan Brazil.

Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Kesehatan per 24 Januari 2022, jumlah kasus kusta terdaftar sebesar 13.487 kasus dengan penemuan kasus baru sebanyak 7.146 kasus.

Khusus di Jawa Timur, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, penemuan kasus baru kusta dari 100.000 penduduk rata-rata 5,13. Sementara, jumlah penduduk Jawa Timur tahun 2023 mencapai 41.416. 407 jiwa.  

“Artinya pada tahun 2022 di Jawa Timur penemuan kasus baru kusta mencapai 2.124,” kata Ketua Pembina Lingkar Sosial Indonesia (Linksos), Ken Kertaning Tyas mengutip laman resmi LSM Linksos, Malang, Minggu (4/2/2024).

Pria yang akrab disapa Ken merinci, beberapa wilayah di Jawa Timur dengan angka kusta cukup tinggi, di antaranya:

  • Sumenep 22,27 per 100.000 penduduk
  • Sampang 22,540
  • Bangkalan 16,23
  • Pamekasan 12,69
  • Lumajang 10,39
  • Tuban 10,29
  • Probolinggo 7,74
  • Situbondo 6,93
  • Pasuruan 6,44 per 100.000 penduduk.

Angka Kusta di Malang Raya

Sementara itu, jumlah pasien kusta di Malang Raya selama empat tahun terakhir cenderung meningkat, meski secara data tampak fluktuatif.

Hal ini disebabkan tidak semua pasien kusta mau berobat. Penyebab kuatnya adalah stigma, sehingga pasien merasa takut jika dirinya ketahuan mengalami kusta.


Rincian Data Kusta di Malang Raya

Kasus Kusta di Malang Raya Meningkat dalam 4 Tahun Terakhir, Linksos: Penyebab Kuatnya Adalah Stigma. Foto: Linksos.

Rincian data kusta di Malang Raya yakni:

  • Kabupaten Malang di tahun 2020 sebanyak 27 kasus, tahun 2021 sebanyak 26 kasus, sedangkan tahun 2022 sebanyak 21 kasus.
  • Kota Malang, pada tahun 2020 sebanyak 9 kasus, tahun 2021 sebanyak 12 kasus, serta tahun 2022 sebanyak 10 kasus.
  • Kota Batu, pada tahun 2020 ditemukan 2 kasus, tahun 2021 sebanyak 2 kasus serta tahun 2022 sebanyak 3 kasus.

Zero Leprosy Project

Guna menangani kusta, Lingkar Sosial Indonesia mengambil peran penuh dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kusta (P2 Kusta) di Jawa Timur.

Linksos bekerja sama dengan NLR Indonesia melakukan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan kusta di Jawa Timur melalui proyek Zero Leprosy.

Zero Leprosy Project di Jawa Timur membuat komunitas orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) bisa mengakses layanan dasar di berbagai bidang.

“Harapannya dengan kemampuan akses di pelayanan dasar tersebut dapat meningkatkan keberdayaan dan kesejahteraan OYPMK.”

Dua hal konkret yang akan dilakukan untuk mencapai hasil tersebut adalah memastikan organisasi kusta dan komunitas sasaran memiliki jaringan untuk mengakses layanan dasar. Kemudian yang kedua memastikan pasien kusta dapat mengakses layanan kebutuhan dasar yang dibutuhkan.

“Menengok program kerja LINKSOS tahun 2024- 2026, terdapat beberapa rencana advokasi pelayanan dasar. Rencana tersebut di antaranya di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi dan ketenagakerjaan, serta akses hukum dan keadilan,” ujar ken.


Mengenal Kusta

Kusta adalah penyakit infeksi yang menyerang kulit hingga ke sarafnya. Ini merupakan penyakit menular yang dapat dicegah dan diobati. Biasanya kusta ditandai dengan bercak keputihan seperti panu.

Menurut dokter yang aktif menangani kusta dari Puskesmas Kertasemaya, Indramayu, Pratama Kortizona, tatalaksana kusta dilakukan dengan pemberian obat kusta gratis yang tersedia di puskesmas.

Jika pasien sudah didiagnosa kusta, maka ditentukan terlebih dahulu jenis kustanya. Ini dilihat dari banyak atau sedikitnya bercak yang ditemukan di tubuh pasien.

“Jadi jumlahnya (bercak) ada yang sedikit dan banyak. Kalau yang bercaknya cuma sedikit (kurang dari lima) itu pengobatannya enam bulan, kalau bercaknya banyak (lebih dari lima) dan lebih dari dua tempat, misalnya di tangan, badan, dan kaki, nah itu bisa sampai satu tahun.”

“Dan pengobatannya ada di puskesmas. Itu sudah paket dari Dinas Kesehatan,” ujar Pratama kepada Health Liputan6.com usai kunjungan di Dusun Pondok Asem Jengkok, Indramayu bersama Yayasan NLR Indonesia, Selasa 5 Juli 2022.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya