Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) meningkatkan daya di Maluku, khusunya Ambon yang berasal dari BMPP Nusantara 1, pembangkit terapung terapung tersebut akan memasok listrik hingga 60 MW.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, pengaliran listrik dari BMPP Nusantara 1 ke sistem kelistrikan Ambon secara resmi telah disingkronasi. Hal tersebut menjadi bukti PLN bukan hanya akan menyediakan listrik terbaik untuk Maluku, tetapi PLN komit untuk menjadi bagian integrasi mendorong kemajuan pembangunan di Maluku.
Advertisement
"Maluku potensinya luar biasa, baik alam maupun industri dan kekuatan masyarakatnya. Sehingga apa yang kita perjuangkan bagaimana Maluku bisa menikmati akses kelistrikan sebagai hak dasar untuk membangun wilayahnya. Ini bukan jangka pendek tetapi juga jangka panjang," kata Darmawan, Minggu (4/2/2024).
Menurut Darmawan, BMPP Nusantara 1 yang dibuat oleh PLN Indonesia Power merupakan wujud inovasi perusahaan dalam melistriki wilayah terpencil, seperti wilayah Maluku yang membutuhkan perjuangan yang berat, sebab harus menghadapi kondisi alam yang menantang.
"PLN IP bisa menyelesaikan masalah persoalan teknis ini sehingga bisa tersambung sistem kelistrikan Ambon," tuturnya.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha mengungkapkan, BMPP Nusantara 1 merupakan Program Strategis Nasional (PSN) berupa pembangkit apung pertama di Indonesia yang merupakan karya anak bangsa. Hal ini merupakan solusi tepat untuk menyuplai daya di daerah yang mengalami krisis kelistrikan.
"Pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan sebagai salah satu program prioritas Pemerintah yang tertuang dalam PSN melalui IUPTL, kami berharap kedepannya PLN IP akan memberikan kontribusi yang lebih besar dalam menjawab kebutuhan ketenagalistrikan tidak hanya di bagian timur Indonesia tapi di seluruh NKRI," kata Edwin.
BMPP Nusantara 1
Edwin melanjutkan, saat ini BMPP Nusantara 1 sudah menyuplai daya ke sistem Ambon, secara bertahap dilakukan uji kehandalan pembangkit sehingga diharapkan sudah dapat beroperasi secara optimal di awal Maret 2024 sampai dengan beroperasi 60 _Mega Watt_. Listrik tersebut akan memenuhi kebutuhan di Provinsi Maluku yang terhubung interkoneksi Sistem 150 kV.
"Dengan berhasilnya BMPP Nusantara 1 di sistem Ambon, kami berharap dapat berkontribusi lebih banyak lagi dalam meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia dengan pembangunan pembangkit-pembangkit di Indonesia melalui penugasan dari PLN kepada PLN IP," tuturnya.
Edwin juga menyampaikan dengan bertambahnya pasokan listrik BMPP Nusantara 1 akan menjadi solusi pasokan listrik yang masih terbatas sehingga dapat meningkatkan geliat ekonomi wilayah Maluku khusunya Ambon, serta membantu mengatasi krisis listrik di Wilayah Ambon dan mendukung Program 35 ribu MW.
Kembangkan Panas Bumi, Tanzania Contek PLN
PT PLN Indonesia Power (PLN IP) membantu Tanzania Electricity Supply Co Ltd (Tanesco) dalam mengembangkan panas bumi untuk memenuhi kebutuhan listrik dan mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE).
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha mengatakan, fasilitas pengembangan energi panas bumi di PLTP Gunung Salak yang dioperatori PLN Indonesia Power dijadikan rujukan Tanesco untuk mengembangkan energi panas bumi.
"PLTP Gunung Salak telah dijadikan acuan fasilitas pengembangan panas bumi sebagai tindaklanjut dari kerja sama antara PT PLN (Persero) dengan TANESCO dalam bisnis kelistrikan yang reliable dan sustainable di Tanzania," kata Edwin, Rabu (31/1/2024).Dalam kerjasama ini TANESCO akan mempelajari langkah transformasi bisnis yang dilakukan PLN Indonesia Power, sehingga bisa diadopsi oleh BUMN Kelistrikan Tanzania tersebut untuk membuat sistem kelistrikan di Afrika Timur, khususnya Tanzania lebih reliable dan sustainable.
Untuk diketahui, TANESCO, menggunakan berbagai sumber energi, termasuk pembangkit listrik tenaga air, panas, dan gas.
Jadi Rujukan
Edwin mengungkapkan, PLTP Gunung Salak ini dijadikan rujukan TANESCO karena keunggulan dari Unit Pembangkit yang mensuport sistem kelistrikan Istana Presidenan di Bogor.
Selain telah mendapatkan Penghargaan Proper Emas, PLTP Gunung Salak juga menjalankan program beyond kWh melalui perdagangan karbon menggunakan VCUs atau Voluntary Carbon Unit.
"Ditetapkannya PLN Indonesia Power sebagai acuan TANESCO menjadi suatu kebanggaan tersendiri sebagai salah satu subholding PT PLN (Persero) terbesar dengan kapasitas 21.08 GW (gigawatt)," papar Edwin.
Advertisement
Net Zero Emission
Kerjasama ini juga untuk mencapai cita-cita bersama menuju Net Zero Emission (NZE), dalam hal continuous improvement and the adoption of best practices berkontribusi pada keberlanjutan produksi energi panas bumi.
Adapun pemanfaatan energi panas bumi yang dilakukan PLN IP melalui pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) mencapai 575 MW. Dari jumlah 575 MW tersebut, PLN Indonesia Power berkontribusi sebesar 24 persen dari total energi panas bumi dalam sistem kelistrikan Indonesia.
Managing Director - Eng Tanesco Boniface Gissima Nyamohanga mengaku takjub dengan sistem pengoperasian yang dilakukan oleh PLN. Terlebih dengan adanya Virtual Power Plant yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran Pembangkit Listrik Panas Bumi secara digital.
"Ke depannya kami juga akan mengembangkan sistem yang serupa di Tanzania serta kami juga ingin bertukar expertise dalam pengembangan sistem ini. Selain itu kami mengucapkan terima kasih karena sudah diajak untuk berkeliling di pembangkit yang hijau dan bersih ini," tutur Boniface.