Profil dan Riwayat Mentereng Addin Jauharuddin Sebelum Jadi Ketum GP Ansor yang Baru

Perjalanan Addin di dunia pergerakan dan keorganisasian cukup mentereng. Berikut ini adalah profil dan riwayat keorganisasian Addin Jauharuddin sebelum menjabat Ketum GP Ansor 2024-2029

oleh Nanik Ratnawati diperbarui 05 Feb 2024, 12:30 WIB
Ketum GP Ansor periode 2024-2029, Addin Jauharuddin. (Foto: NU Online)

Liputan6.com, Jakarta - Kader Ansor asal Jawa Barat, Addin Jauharuddin terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor periode 2024-2029.

Jauharuddin terpilih pada Kongres XVI GP Ansor yang berlangsung Jumat, 2 Februari 2024 di KM Kelud saat pelayaran dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta menuju Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Kongres XVI GP Ansor ini berlangsung lancar dan baik. Sebelumnya, seluruh kader Ansor melaksanakan Salat Jum'at berjamaah di atas Kapal sembari berjalan menuju Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.

Addin Jauharuddin menjadi Ketum GP Ansor yang baru, menggantikan Yaqut Cholil Qoumas yang telah memimpin GP Ansor sejak 2016. Usai terpilih secara aklamasi, Adin menyatakan siap melanjutkan estafet kepemimpinan Yaqut.

Tentu banyak yang bertanya sosok pengganti Yaqut ini. Sebab, namanya sebelumnya nyaris tak terdengar di pentas nasional.

Namun begitu, perjalanannya di dunia pergerakan dan keorganisasian cukup mentereng. Berikut ini adalah profil dan riwayat keorganisasian Addin Jauharuddin sebelum menjabat Ketum GP Ansor.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Profil Addin Jauharuddin Ketum GP Ansor yang Baru

Ketua Umum Terpilih Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Addin Jauharudin. (Dok. Istimewa)

Mengutip laman NU Online Lampung, Addin merupakan kader GP Ansor kelahiran Cirebon, Jawa Barat, 14 April 1985. Pada kepengurusan Pimpinan Pusat GP Ansor masa khidmah 2016-2021, ia dipercaya untuk mengemban amanah sebagai bendahara umum.

Sebelum aktif dalam kepengurusan GP Ansor, ia merupakan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Di organisasi itu, Addin bahkan pernah mendapat amanah menjadi Ketua Umum untuk masa khidmah 2011-2013.

Addin juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat (DPP) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Ia juga menjadi Sekretaris Komite Industri Manufaktur dan Pengembangan Produk Halal Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).

Pada Kongres XVI GP Ansor yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo itu juga, Addin dipercaya sebagai Ketua Pelaksana.

Terkait program yang akan dilaksanakan selama lima tahun ke depan, Addin mengaku siap melanjutkan program-program yang telah dilaksanakan Gus Yaqut selama masa kepemimpinannya.

“Melanjutkan apa yang sudah dilakukan ketua umum sebelumnya,” kata Addin.


Penggerak Agenda Besar NU

Ketum GP Ansor yang baru Addin Jauharuddin menerima bendera GP Ansor dari ketua sebelumnya Yaqut Cholil Qoumas. (Foto: Liputan6.com/Kemenag)

Ia juga menyatakan, kepemimpinannya ke depan akan membawa Ansor menjadi penggerak agenda besar perjuangan Nahdlatul Ulama. Kemudian, Addin juga bakal fokus pada dua hal dalam kepemimpinannya satu periode mendatang.

“Pertama, pembangunan sumber daya manusia. Kedua, penguatan ekonomi kader Ansor,” katanya kepada awak media usai  pemilihan.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan bahwa Gerakan Pemuda Ansor didirikan pada tahun 1934 sebagai gerakan pandu Nahdlatul Ulama.

“Pandu berarti peretas jalur. Apapun yang akan ditempuh NU, Ansor harus jalan duluan,” ujar Gus Yahya pada Pembukaan Kongres yang dilaksanakan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Gus Yahya menegaskan bahwa hal tersebut memang sudah dilakukan oleh GP Ansor selama ini. Misalnya, NU meluncurkan Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU).

 


Berkhidmah kepada Masyarakat

Pra Kongres XVI GP Ansor 2024. (Dok. Istimewa)

Ansor sudah berkhidmah langsung di akar rumput bersama warga. Bahkan jika sekarang NU dikenal perannya semakin signifikan di tingkat internasional, juga dimulai dengan GP Ansor.

 “Karena itu, saya meminta kepada GP Ansor agar tidak bergeser dari khittahnya, tidak bergeser dari semangat awal pendiriannya, tidak bergeser dari semangat pengabdiannya. Ansor tetap menjadi pandu NU, menjadi sahabat-sahabat NU, menjadi penjaga-penjaga NU. Dan menjaga NU berarti menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.

Usai pembukaan di Pelabuhan Tanjung Priok, Kongres yang mengusung tema GP Ansor Peta Jalan NU Masa Depan itu dilaksanakan di atas Kapal Pelni KM Kelud yang berlayar menuju Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah.

Sebanyak 1.700 kader terbaik GP Ansor dari berbagai daerah hadir dalam kongres tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya