Bursa Saham Asia Beragam Jelang Libur Imlek, Investor Menanti Pertemuan Bank Sentral

Mengawali pekan ini, bursa saham Asia Pasifik bervariasi. Pelaku pasar menanti pertemuan bank sentral utama pada pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Feb 2024, 08:40 WIB
Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Senin (5/2/2024). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Senin (5/2/2024). Hal ini seiring investor menanti keputusan kebijakan dari bank sentral utama termasuk dari Reserve Bank of Australia dan Reserve Bank of India pada pekan ini.

Dikutip dari CNBC, China dan Hong Kong akan merilis data survei swastai mengenai aktivitas sektor jasa. Singapura juga akan merilis penjualan ritel pada Desember, sementara Thailand akan merilis inflasi pada Januari 2024.

Di Australia, indeks ASX 200 melemah 1,05 persen, dan turun dari level tertinggi sepanjang masa pada Jumat pekan lalu.

Sementara itu, indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,66 persen, sedangkan indeks Topix bertambah 0,51 persen.Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 1,06 persen, dan indeks Kosdaq melemah 0,8 persen.

Indeks Hang Seng Hong Kong juga bakal turun, seiring indeks kontrak berjangka di 15.412, posisi ini lebih rendah dari penutupan sebelumnya di 15.533,56.

Sementara itu, China, Taiwan, Korea Selatan, Singapura dan Hong Kong akan alami perdagangan saham yang pendek untuk menyambut Tahun Baru Imlek.

Di wall street, indeks S&P 500 mencatat rekor tertinggi baru pada perdagangan Jumat pekan ini seiring hasil kuartalan dari perusahaan teknologi termasuk Meta melampaui harapan dan laporan pekerjaan pada Januari 2024 jauh lebih baik dari perkiraan.

Indeks S&P 500 naik 1,1 persen ke posisi 4.958,61, di atas rekor penutupan sebelumnya di kisaran 4.927,93. Indeks Dow Jones melesat 0,4 persen dan mencetak rekor penutupan baru di 38.654,42. Indeks Nasdaq menguat 1,7 persen.


Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 2 Februari 2024

Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya diberitakan, indeks Kospi di Korea Selatan memimpin kenaikan di bursa saham Asia Pasifik pada Jumat (2/2/2024). Bursa saham Asia Pasifik melejit ikuti wall street yang melesat setelah alami aksi jual.

Dikutip dari CNBC, indeks harga konsumen Korea Selatan naik 2,8 persen year on year (YoY), sedikit lebih rendah dari harapan 2,9 persen dalam jajak pendapat ekonom yang disurvei Reuters.

Indeks Kospi Korea Selatan menguat 2,87 persen ke posisi 2.615,31 dan mencatat kenaikan terbesar yang mencapai 5,47 persen. Indeks Kosdaq melejit 2,01 persen ke posisi 814,77.

Di Australia, indeks ASX 200 naik 1,47 persen ke posisi 7.669,4 setelah indeks harga produsen pada kuartal IV menguat lebih cepat sebesar 4,1 persen tahun ke tahun, dibandingkan 3,8 persen pada kuartal sebelumnya. Indeks menguat 1,91 persen dibandingkan pekan lalu.

Indeks Nikkei 225 di Jepang menguat 0,41 persen ke posisi 36.158,02. Selama sepekan, indeks Nikkei bertambah 0,96 persen. Indeks Topix menguat 0,22 persen ke posisi 2.539,68.

Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,24 persen, sedangkan indeks CSI 300 merosot 1,18 persen ke posisi 3.179,63, dan mencapai level terendah sejak Januari 2019.

 


Penutupan Wall Street pada 2 Februari 2024

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sebelumnya diberitakan, indeks saham acuan di bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat pada perdagangan Jumat, 2 Februari 2024.

Indeks S&P 500 mencatat rekor tertinggi baru seiring hasil laporan keuangan perusahaan teknologi termasuk perusahaan induk Facebook Meta melampaui harapan.

Selain itu, laporan pekerjaan pada Januari 2024 jauh lebih baik dari perkiraan. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melesat 1,1 persen ke posisi 4.958,61. Indeks S&P 500 kembali sentuh rekor sebelumnya di 4.927,93.

Indeks Dow Jones menguat 134,58 poin atau 0,4 persen ke posisi 38.654,42. Indeks Nasdaq melejit 1,7 persen ke posisi 15.628,95. Demikian mengutip dari laman CNBC, Sabtu (3/2/2024).

Selama sepekan, indeks S&P 500 naik 1,4 persen. Indeks Nasdaq melesat 1,1 persen dan indeks Dow Jones melejit 1,4 persen. Ini adalah minggu keempat berturut-turut kenaikan indeks acuan setelah sempat terpuruk pada awal 2024.

Saham Meta melonjak lebih dari 20 persen setelah hasil kuartalan raksasa media sosial itu melampaui harapan analis. Induk Facebook juga mengumumkan akan membayar dividen triwulanan untuk pertama kalinya. Selain itu, Meta juga menyetujui program pembelian kembali (buyback) saham senilai USD 50 miliar.

Saham Amazon melompat 7,9 persen seiring rilis laba kuartal IV. Kenaikan saham-saham teknologi membantu mengalihkan fokus investor dari laporan pekerjaan yang buruk pada Jumat sebelumnya.

 


Laporan Upah hingga Komentar The Fed

Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) bertenor 10 tahun melonjak 17 basis poin menjadi 4,02 persen setelah pemerintah melaporkan ekonomi Amerika Serikat menambah 353.000 lapangan pekerjaan pada Januari 2024, jauh di atas perkiraan Dow Jones dari ekonom sebesar 185.000.

“Kondisi pasar hari ini menunjukkan teknologi dapat dipisahkan dari narasi suku bunga dan lebih banyak banyak melakukan perdagangan fundamental. Teknologi dapat diperdagangkan lebih tinggi meski tingkat suku bunga sedang naik, dan hal ini membuat orang lengah,” ujar Chief Investment Officer Ceruity Dyan Kremer seperti dikutip dari CNBC.

Laporan itu juga menyertakan data inflasi berupa pertumbuhan upah yang lebih besar dari perkiraan. Upah meningkat 4,5 persen dari tahun ke tahun, lebih dari perkiraan 4,1 persen. Laporan dan komentar dari ketua the Federal Reserve Jerome Powell pada Rabu pekan ini kemungkinan besar mendorong peluang penurunan suku bunga kembali pada Mei atau paruh kedua 2024.

Namun, investor justru fokus pada ketahanan perekonomian dan bagaimana hal itu dapat terus meningkatkan keuntungan perusahaan.

Seiring lonjakan suku bunga, pasar mengabaikan kinerja kuartalan Apple yang lesu. Saham itu tidak alami reli pada Jumat pekan ini dan ditutup mendatar setelah raksasa iPhone membukukan penurunan penjualan 13 persen di China.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya