Liputan6.com, Jakarta - Kemajuan teknologi membuat segala hal yang tak terpikirkan sebelumnya terwujud. Salah satu yang diperkenalkan adalah rumah bordil berbasis kecerdasan buatan alias AI.
Sekilas, Cybrothel di Berlin beroperasi seperti bisnis layanan pendamping tradisional. Suite pribadi dapat dipesan untuk beberapa jam, atau semalaman, dan klien memilih pendamping mereka dari daftar nama yang ada, seperti Bimbo atau Ms Schmidt. Berbeda dengan rumar pelacuran biasa, di tempat itu pelanggan akan dipinjami boneka seks seukuran manusia, bukan pekerja seks manudia.
Advertisement
Bimbo, Kokeshi, dan kawan-kawan tidak dapat bergerak atau berbicara, tetapi klien berinteraksi dengan mereka di dunia maya. Mereka akan diminta mengenakan headset VR untuk menonton film porno 4D imersif yang menampilkan bot seks favorit mereka. Mereka juga memiliki opsi untuk 'berhubungan seks' dengan persona AI boneka tersebut, menggunakan model bahasa AI yang vulgar dan dibuat khusus.
Dilansir news.com.au, Senin (5/2/2024), Matthias Smetana, pemilik Cybrothel, mengklaim mereka sebagai perusahaan pertama di dunia yang mengisi rumah bordilnya dengan AI yang imersif. Ia juga mengatakan bahwa pihaknya sedang mengembangkan boneka robotik generasi berikutnya yang dapat merespons sentuhan dan berbicara secara real-time. .
Spesialis seks AI mengatakan Cybrothel menarik para veteran industri seks yang mencari pengalaman yang lebih inovatif dan pengunjung yang baru pertama kali tertarik pada lingkungan bebas tekanan. "Kalau Anda di sini, satu-satunya orang yang bisa menilai Anda adalah diri Anda sendiri," kata Smetana.
Perdagangan Seks Menurun di Jerman
"Kami memiliki banyak orang yang belum pernah berhubungan dengan pekerja seks, yang sangat ingin mencobanya tetapi mencari tempat yang aman. Jika Anda menghadapi kecemasan terhadap kinerja, hal ini tidak berlaku di Cybrothel karena Anda berurusan dengan mainan seks, bukan manusia," sambungnya.
Smetana mengatakan Cybrothel adalah wujud dari pasar seks yang terus berkembang. Perdagangan seks di Jerman telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, dengan jumlah pekerja seks yang terdaftar turun 30 persen dibandingkan jumlah sebelum pandemi.
"Klien (tradisional) akan hilang dalam 10 hingga 15 tahun ke depan," kata Smetana. "Jadi menurut saya saat ini industri seks akan lebih mengarah ke VR. Berhubungan seks di dunia digital dan dunia fisik pada saat yang bersamaan."
Namun, Emma Bennet, Manajer Senior rumah bordil pemenang penghargaan Townsville, Onyxx, tidak melihat kliennya di Australia menyukai seks fiksi ilmiah. "Yang diinginkan pelanggan kami adalah sentuhan dan koneksi antarmanusia. Pada akhirnya, hanya ada satu jenis interaksi seksual manusia dan itu adalah hal yang nyata," dia berkata.
Advertisement
Korea Selatan Cabut Larangan Impor Boneka Seks
Terkait boneka seks, Korea Selatan mencabut larangan impor boneka seks dewasa seukuran tubuh manusia. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis belum lama ini, Dinas Bea Cukai Korea mengatakan akan menerapkan hasil revisi kebijakan untuk boneka seks.
Mengutip dari The New York Times, Selasa, 27 Desember 2022, meskipun tidak ada undang-undang formal yang melarang impor boneka seks, ribuan barang tersebut sebelumnya disita oleh petugas bea cukai dengan mengutip klausul melarang produk impor yang disebut 'merusak tradisi indah negara dan moral publik'. Importir kemudian membawa beberapa kasus ke pengadilan.
Mereka beralasan bahwa boneka tersebut digunakan di ruang pribadi dan dengan demikian tidak merusak martabat publik. Namun, Layanan Bea Cukai Korea mencatat bahwa mereka akan terus melarang impor boneka seks yang menyerupai anak-anak atau individu tertentu, mengutip kebijakan serupa di Amerika Serikat, Inggris, dan Australia.
Meskipun keputusan tersebut mencerminkan pelonggaran bertahap Korea Selatan atas pembatasan otonomi pribadi, kemungkinan tetap akan menghadapi penolakan dari beberapa kelompok perempuan dan organisasi konservatif.
Penyitaan Ribuan Boneka Seks
Lee Sang Jin, mantan kepala salah satu outlet online untuk importir boneka seks Carenshare Co., menyebut keputusan itu 'masuk akal' tetapi 'agak terlambat' setelah pemerintah diduga menyia-nyiakan dana pembayar pajak untuk melawan tuntutan hukum importir di pengadilan. "Kami pikir hak rakyat kami untuk mencari kebahagiaan dan menggunakan (boneka seks) dalam kehidupan pribadi mereka telah dibatasi oleh negara," jelasnya.
Boneka seks sampai saat ini masih dianggap tabu, terutama di negara kawasan Asia, meskipun Jepang telah jauh lebih terbuka soal itu. "Ada berbagai jenis orang yang menggunakan (boneka seks), termasuk mereka yang terasing secara seksual atau mereka yang membutuhkannya untuk tujuan artistik," tambah Sang Jin.
Petugas bea cukai Korea mengatakan mereka akan menahan lebih dari 1.000 boneka seks yang disita di Korea Selatan sejak 2018. Keputusan pemerintah akan memungkinkan Carenshare dan perusahaan lain untuk mengklaim kembali impor yang disita oleh pemerintah.
Menurut Lee, bekas perusahaannya telah mengambil kembali lebih dari 20 boneka dan telah mengajukan tuntutan hukum terpisah. Mereka mencari kompensasi atas model boneka seks yang tidak dapat digunakan setelah bertahun-tahun disimpan pemerintah.
Advertisement