Liputan6.com, Jakarta - Gunung Ibu kembali erupsi pada Senin (5/2/2024) pukul 11.29 WIT. Petugas Pos Pengamatan Gunung Ibu, Axl Roeroe mengatakan, tercatat pada alat seismogram Gunung Ibu erupsi dengan amplitudo maksimum 28 milimete selama lebih kurang 68 detik dan melontarkan abu vulkanik kelabu tebal mengarah ke barat.
Advertisement
"Tinggi kolom abu teramati lebih kurang 800 meter di atas puncak," kata Roeroe, Senin (5/2/2024).
Sampat saat ini Gunung Ibu masih berada pada status level II atau waspada dengan rekomendasi masyarakat di sekitar Gunung Ibu agar tidak beraktivitas di dalam radius dua kilometer dan perluasan sektoral berjarak 3,5 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif.
PVMBG mengingatkan masyarakat untuk selalu mewaspadai aliran lahar pada sungai-sungai yang berhulu ke puncak gunung dan selalu berkoordinasi dengan pos pengamatan gunung api setempat.
Sepanjang 4 Februari 2024, Gunung Ibu tercatat mengalami 19 kali gempa erupsi, 1 kali gempa guguran, 220 kali gempa hembusan, 250 kali gempa vulkanik dangkal, 2 kali gempa harmonik, 14 kali gempa vulkanik dalam, dan 7 kali gempa tektonik jauh. Pada tahun 2023, Gunung Ibu menduduki posisi kedua gunung api paling aktif erupsi di Indonesia. Gunung api tersebut mengalami erupsi sebanyak 21.100 kali.
Gunung Ibu merupakan gunung api bertipe strato volcano yang memiliki ketinggian 1.325 meter di atas permukaan laut terletak di barat laut Pulau Halmahera, Maluku Utara.Puncak gunung merupakan kawah vulkanik. Pusat kawah memiliki lebar 1 kilometer dan kedalaman 400 meter, sedangkan bagian luar memiliki lebar 1,2 kilometer.
3 Jenis Bahaya Akibat Erupsi Gunung Api
Dilansir dari laman Pusat Krisis Kementerian Kesehatan RI, erupsi gunung api merupakan salah satu bencana yang sering dialami oleh Indonesia.
Menurut pengertiannya, erupsi gunung api adalah proses keluarnya magma dari ruang magma dalam perut gunung berapi yang diakibatkan oleh adanya aktifitas magama dan pergerakan yang terjadi pada lempeng tektonik.
Apabila kita melihat dampak yang ditimbulkan akibat erupsi gunung api, kita dapat mengetahui bahwa dampak yang ditimbulkan tidak hanya pada kesehatan masyarakat yang ada disekitarnya, namun dampaknya juga dapat merusak lingkungan dan mempengaruhi kondisi alam.
Berikut ini adalah 3 jenis bahaya yang muncul akibat adanya letusan gunung api, diantaranya adalah:
Bahaya Primer (Bahaya langsung dari erupsi)
1. Aliran hawa Panas
2. Lahar letusan (lumpur panas)
3. Lelehan lava
4. Gas vulkanik beracun
5. Lontaran batu pijar
Bahaya Sekunder (Bahaya yang tidak langsung dari erupsi)
1. Lahar
2. Longsor Vulkanik
Bahaya Ikutan (bahaya lain yang dipicu oleh dampak erupsi)
1. Tsunami
2. Kelaparan
3. Banjir bandang
Dengan mengetahui 3 jenis bahaya yang berpotensi akan terjadi akibat dampak erupsi gunung api diatas, diharapkan masyarakat bisa lebih waspada dan bersegera untuk mengevakuasi diri ke lokasi yang lebih aman atau yang sudah ditentukan sebelumnya oleh petugas yang berwenang di lokasi bencana.
Tetap jaga kesehatan dan terapkan perilaku hidup bersih selama berada di lokasi pengungsian untuk memnimalisir potensi paparan penyakit ditengah masyarakat pengungsi.
Tidak lupa untuk segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami luka maupun cidera selama masa evakuasi, agar bisa segera mendapatkan penanganan sedini mungkin dari petugas kesehatan.
Advertisement