Liputan6.com, Jakarta - PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia resmi menerbitkan 6 produk waran terstruktur atau structured warrant. Waran Terstruktur di seri pertama memiliki underlying saham 6 perusahaan konstituen IDX30, dengan likuiditas yang tinggi, memiliki kapitalisasi pasar besar.
Adapun deretan saham-nya yaitu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA): BBCAYUCX4A, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI): BMRIYUCX4A, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA): MDKAYUCX4A, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM): TLKMYUCX4A, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR): UNVRYUCX4A, dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO): GOTOYUCX4A.
Advertisement
President Director of PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, Lim Kim Siah mengatakan, penerbitan waran terstruktur menunjukkan komitmen perusahaan untuk meluncurkan investasi baru yang dapat dijangkau semua lapisan masyarakat.
"Dengan menerbitkan waran ini menunjukkan komitmen kita kepada investor dan memberikan produk investasi yang beragam sesuai dengan kebutuhan investasi investor, khususnya investor ritel,” kata Lim, dalam seremoni pencatatan waran, Senin (5/2/2024).
Lim berharap dengan terbitnya waran terstruktur ini dapat turut mendorong jumlah transaksi pasar modal Indonesia serta menarik investor baru.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna menuturkan produk waran di BEI dapat menjadi produk alternatif investasi yang mudah dipahami dan atraktif bagi para investor. Kita harapkan produk ini dapat meningkatkan perdagangan dan jumlah investor,” jelas Nyoman.
Nyoman mengungkapkan, jumlah waran baru tumbuh pesat sejak 2022 yang hanya 13 pencatatan waran terstruktur baru, pada 2023 menjadi 182 pencatatan waran terstruktur baru.
Selain itu, ada peningkatan transaksi hampir dua kali lipat dibanding 2022 ketika pertama kali diluncurkan. Pada 2022 jumlah rata-rata transaksi hanya Rp 2,6 miliar sedangkan pada 2023 meningkat menjadi Rp 5,4 miliar.
BEI Sebut 3 Perusahaan Sekuritas Ingin Jadi Penerbit Waran Terstruktur
Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan terdapat tiga sekuritas yang bakal menjadi penerbit waran terstruktur.
Pj.S. Kepala Unit Pengembangan Bisnis Produk Terstruktur BEI Pradapaningsih menuturkan, sudah ada satu sekuritas yang mengantongi izin bisnis liquidity provider (LP) dan sedang proses melakukan penerbitan. Selain itu, dua sekuritas lainnya masih mengembangkan sistem.
Sayangnya, ia tidak menjelaskan secara rinci sekuritas apa saja yang akan menjadi penerbit waran terstruktur selanjutnya.
"Ada tiga (di pipeline), satu sudah memperoleh bisnis sebagai LP dan sedang proses penerbitan, dan dua lagi sedang proses pengembangan sistem," ujar dia dalam Edukasi Wartawan Pasar Modal secara virtual, Kamis (9/11/2023).
Dengan demikian, ia berharap ketiga calon penerbit tersebut mampu mendorong pengembangan sekaligus transaksi waran terstruktur.
Di samping itu, BEI juga menargetkan transaksi waran terstruktur bisa mencapai 1 persen dari rata-rata nilai transaksi harian (RNTH). Ini mengingat, waran terstruktur menjadi salah satu produk non saham yang paling banyak diminati oleh investor.
Padahal, produk waran terstruktur ini baru diluncurkan pada 2022 lalu. Akan tetapi, BEI mengaku transaksi harian waran terstruktur saat ini masih jauh dari target.
Pradapaningsih mengatakan, pihaknya optimistis transaksi waran terstruktur ini bisa meningkat ke depannya. Sebab, BEI pun terus gencar memberikan sosialisasi dan edukasi untuk menjangkau investor yang cocok dengan produk tersebut.
"Dibandingkan RNTH Rp 10 triliun per hari, masih cukup jauh dari target 1 persen," imbuh dia.
Advertisement
Investor Waran Terstruktur
Sementara itu, Kepala Unit Pengembangan Bisnis Derivatif BEI Pier Ridge optimistis target 1 persen tersebut akan tercapai jika melihat kondisi investor yang semakin perhatian terhadap produk ini.
"Kalau benchmark dengan bursa tetangga, Malaysia, Thailand, Singapura, mereka cukup lama punya waran terstruktur, turn over nya 6 persen dari market mereka. Kami cukup yakin kalau investor makin aware kita bisa saingi tetangga," kata Pier.
Dari sisi investor, jumlah investor waran terstruktur ini relatif belum banyak masih di angka ribuan. Ke depan, BEI berharap investor waran terstruktur akan lebih dari 10 ribu orang.
Menurut Pradapaningsih, investor waran terstruktur seharusnya berusia 30-40 tahun dengan catatan mereka sudah mengetahui risikonya, punya penghasilan tetap dan juga trader aktif di pasar modal.
Melihat hal tersebut, BEI juga menuturkan, produk waran terstruktur ini cocok untuk investor yang aktif menjadi trader saham.