Pasar Kripto Berpotensi Bullish, Bagaimana Strateginya?

Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin menuturkan, apabila stabilitas pasar kripto semakin membaik, terdapat kemungkinan pasar akan mulai kembali reli.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 05 Feb 2024, 11:44 WIB
Pasar kripto cenderung merosot usai disetujuinya ETF Bitcoin Spot yang disebabkan aksi profit taking atau aksi ambil untung dan penjualan instrumen Grayscale Bitcoin Trust (GBTC), salah satu produk Bitcoin ETF Spot. (Foto: Traxer/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar kripto cenderung merosot usai disetujuinya ETF Bitcoin Spot yang disebabkan aksi profit taking atau aksi ambil untung dan penjualan instrumen Grayscale Bitcoin Trust (GBTC), salah satu produk Bitcoin ETF Spot.

Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin menuturkan ETF tersebut tercatat memiliki jumlah aset kelolaan sebesar 523,5 ribu Bitcoin pada 24 Januari yang saat ini turun menjadi 487 ribu Bitcoin menurut data Coinglass.

Artinya, telah terjadi penjualan atau penarikan sebesar 36,5 ribu Bitcoin atau setara sekitar Rp 24,17 triliun dalam satu minggu terakhir pada instrument GBTC.

"Meskipun tekanan jual dari instrumen ETF ini masih relatif tinggi, namun angka tersebut sebenarnya sudah jauh lebih kecil dibandingkan satu minggu sebelumnya, di mana jumlah aset kelolaan GBTC turun 68,5 ribu Bitcoin dalam sepekan,” ujar Fahmi dalam keterangan resmi, ditulis Senin (5/2/2024).

Fahmi melanjutkan, apabila stabilitas pasar kripto semakin membaik, terdapat kemungkinan pasar akan memulai kembali reli yang akan berpotensi menembus area harga tertinggi pada reli sebelumnya di USD 48.000 yang terjadi pada 11 Januari 2024 lalu.

"Potensi ini menjadi momentum positif bagi pasar kripto secara keseluruhan menjelang bitcoin halving pada April mendatang, yang biasanya akan diikuti dengan fase konsolidasi selama beberapa minggu atau bahkan bulan,” kata Fahmi.

Lalu Bagaimana Strateginya?

Fahmi melanjutkan, pada kondisi ini penggemar kripto bisa melakukan diversifikasi untuk memanfaatkan potensi bullish. Dalam catatannya, hampir seluruh ekosistem, sektor, dan niche altcoin juga memiliki potensi yang kurang lebih sama untuk menghijau.

"Mulai dari sektor finansial, layer 1, dan ekosistem lainnya berpeluang untuk terapresiasi apabila Bitcoin dapat menembus area USD 48.000. Untuk merespon potensi ini, Reku juga telah me-listing koin-koin baru setiap minggunya untuk memperluas pilihan pengguna dalam mempertimbangkan strategi diversifikasinya.” beber Fahmi.

Untuk dicatat, setiap aset memiliki fungsi, fundamental, dan tingkat volatilitas yang berbeda. Ada aset kripto yang cocok dimanfaatkan untuk berinvestasi jangka panjang maupun jangka pendek. "Tentunya, tetap perlu disesuaikan dengan tujuan dan strategi investasi masing-masing individu,” iimbuh Fahmi.

 

 


Harga Kripto pada 5 Februari 2024

Kemampuan industri kripto bertahan, bahkan secara perlahan kembali tumbuh setelah mengalami kejatuhan beberapa waktu lalu telah menimbulkan optimisme bagi para investor dan menganggap investasi kripto masih cukup menjanjikan.

Sebelumnya diberitakan, harga kripto jajaran teratas bergerak di zona merah pada perdagangan Senin (5/2/2024). Harga bitcoin dan Ethereum kompak merosot.

Berdasarkan data Coinmarketcap.com, harga kripto kapitalisasi pasar terbesar bitcoin (BTC) merosot 0,89 persen dalam 24 jam terakhir. Namun, harga bitcoin melesat 1,34 persen. Saat ini, harga bitcoin berada di posisi USD 42.596,53 atau sekitar Rp 669,86 juta (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran Rp 15.726).

Harga Ethereum (ETH) melemah 0,24 persen selama 24 jam terakhir. Namun, selama sepekan terakhir, harga Ethereum bertambah 1,44 persen. Kini, harga Ethereum berada di posisi USD 2.289 atau sekitar Rp 35,96 juta.

Sementara itu, harga binance coin (BNB) naik 1,69 persen dalam 24 jam terakhir. Namun, selama sepekan terakhir, harga BNB merosot 0,03 persen. Kini, harga BNB berada di posisi USD 304,76.

Harga solana (SOL) terpangkas 2,42 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga solana turun 0,45 persen. Saat ini, harga solana berada di posisi USD 95,49.

Harga XRP tergelincir 2,93 persen dalam 24 jam terakhir. Namun, selama sepekan terakhir, harga XRP terperosok 3,88 persen. Harga XRP kini berada di posisi USD 0,5037.

 

 


Harga Cardano

Ilustrasi Kripto. Foto: Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kripto, mulai dari membelinya hingga menambang. Tapi ada cara lain yaitu melalui Faucet Kripto.Freepik/Rawf8.com

Harga cardano (ADA) terbenam 3,64 persen dalam 24 jam terakhir.  Koreksi harga cardano memimpin di antara kripto lainnya. Dalam sepekan terakhir, harga cardano naik 1,25 persen. Saat ini, harga cardano berada di posisi USD 0,4959.

Harga avalanche (AVAX) anjlok 2,98 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga avalanche naik 0,19 persen.

Harga dogecoin (DOGE) susut 0,49 persen dalam 24 jam terakhir. Demikian juga selama sepekan terakhir, harga dogecoin terpangkas 0,68 persen.

Harga kripto hari ini stablecoin tether USDT (USDT) susut 0,02 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga USDT melemah 0,02 persen. Saat ini, harga USDT berada di posisi USD 0,9997.

Harga USDC naik 0,01 persen dalam 24 jam terakhir. Demikian juga selama sepekan terakhir, harga USDC bertambah 0,01 persen. Kini, harga USDC berada di posisi USD 1,00.

Kapitalisasi pasar kripto global merosot 0,81 persen menjadi USD 1,63 triliun.


Google Perbarui Kebijakan Iklan Untuk Promosikan Produk Kripto

Kripto. Dok: Traxer/Unsplash

Sebelumnya diberitakan, Google memperbarui kebijakan iklannya pada Senin, 29 Januari, mengizinkan produk mata uang kripto tertentu untuk diiklankan. Perubahan kebijakan ini dapat menyebabkan iklan ETF Bitcoin Spot yang baru diluncurkan muncul di mesin pencarinya.

Dilansir dari Coinmarketcap, Kamis (1/1/2024), namun pembaruan kebijakan Google merujuk pada produk yang diizinkan sebagai pengiklan yang menawarkan kripto Coin Trust yang menargetkan Amerika Serikat, meninggalkan beberapa ambiguitas. 

Khususnya, salah satu perwalian Bitcoin terbesar, Grayscale Bitcoin Trust (GBTC), baru-baru ini diubah menjadi ETF Bitcoin spot setelah persetujuan SEC.

Sebelumnya, saham GBTC hanya tersedia untuk investor terakreditasi di pasar perdana, dengan periode kepemilikan enam bulan. Investor terakreditasi harus memenuhi kriteria keuangan tertentu, seperti memiliki kekayaan bersih lebih dari USD 1 juta atau setara Rp 15,8 miliar (asumsi kurs Rp 15.817 per dolar AS) atau pendapatan yang diperoleh tinggi.

Sebaliknya, ETF Bitcoin spot tersedia untuk masyarakat umum di Amerika Serikat dan diatur berdasarkan Securities Act of 1933. Hal ini menjadikannya pilihan yang berpotensi lebih aman untuk dipertimbangkan Google dalam periklanan. 

Pembaruan kebijakan ini dipandang sebagai perkembangan positif, terutama mengingat jangkauan dan pengaruh Google yang luas dalam mendorong kesadaran dan arus masuk bagi 10 penerbit ETF Bitcoin terkemuka. 

IBIT BlackRock saat ini memimpin dengan AUM terbesar, yang baru-baru ini melampaui USD 2 miliar atau setara Rp 31,6 triliun.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya