Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria China berusia 23 tahun baru-baru ini kehilangan nyawanya akibat pencabutan gigi ganda. Insiden itu mengakibatkan pendarahan intrakranial pada dirinya.
Saat ini, pencabutan gigi dianggap sebagai prosedur rutin yang memiliki risiko minimal terhadap pasien.
Advertisement
Namun sebuah cerita baru-baru ini dari Tiongkok menunjukkan bahwa risiko minimal itu tak selalu benar.
Seorang pria berusia 23 tahun bernama Wang, dari Provinsi Hunan di Tiongkok, pergi ke Rumah Sakit Rakyat Kuiyong di Shenzhen untuk mengobati sakit giginya, dikutip dari laman Oddity Central, Senin (5/2/2024).
Setelah pemeriksaan, dokter gigi di sana memutuskan bahwa dia perlu mencabut dua giginya, dan Wang menyetujui hal tersebut.
Setelah prosedur tersebut, ia diminta untuk melakukan rontgen gigi, namun saat dia bangkit dari kursi, dia tiba-tiba kehilangan kesadaran dan jatuh ke pingsan.
Wang dipindahkan ke rumah sakit untuk perawatan darurat, dan dokter di sana menemukan bahwa dia menderita pendarahan intrakranial setelah pencabutan gigi ganda.
Pria tersebut menjalani kraniotomi darurat, namun ia tetap berada dalam kondisi koma setelah prosedur rumit tersebut dan meninggal 14 hari kemudian, karena kegagalan banyak organ.
Pihak RS Tak Mau Bertanggung Jawab Penuh
Kasus pria tersebut mengejutkan masyarakat, dan keluarganya saat ini terlibat dalam perselisihan hukum dengan rumah sakit Shanzen, menuduh staf melakukan kelalaian medis yang pada akhirnya menyebabkan kematian Wang.
Sebaliknya, pihak rumah sakit mengklaim dokter gigi tersebut tidak melanggar protokol dan peraturan pengobatan, serta menolak membayar sejumlah uang yang diminta keluarga.
Keluarga Wang telah meminta kompensasi sebesar 1,8 juta yuan. Namun rumah sakit hanya bersedia membayar 600,000 yuan saja.
Lantaran keluarga khawatir barang bukti akan musnah jika mereka mengkremasi Wang, jenazah pria berusia 23 tahun itu disimpan di rumah duka selama lima bulan terakhir.
Investigasi medis atas kematian Wang saat ini sedang dilakukan oleh komite khusus para ahli.
Advertisement