Liputan6.com, Jakarta - Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga membantah kabar pelintiran bahwa Menteri BUMN Erick Thohir akan mengubah BUMN menjadi koperasi. Menurutnya, isu itu justru beredar dari salah satu tim sukses (timses) pasangan calon presiden.
Dia menegaskan, tidak ada rencana mengubah bentuk BUMN menjadi koperasi. Dia juga membantah Menteri BUMN Erick Thohir yang 'memelintir' bentuk perusahaan pelat merah.
Advertisement
"Ide menjadikan BUMN jadi koperasi, dikatakan Pak Erick memelintir. Itu gak benar," ujar Arya kepada wartawan, Senin (5/2/2024).
Dia menjelaskan, awalnya Erick Thohir menjawab pertanyaan awak media terkait dengan ide mengubah BUMN jadi koperasi. Ide itu mencuat dari salah satu Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN).
"Pertama itu pada saat wartawan doorstop Pak Erick, wartawan menanyakan itu pada Pak Erick, dan Pak Erick menjawab clear masalah itu," ungkapnya.
Dia pun melihat, adanya upaya masif terkait penyebaran isu mengubah BUMN jadi koperasi. Menurut penelusurannya, didapat ada 100 media massa yang disebut telah menyebarkan berita tersebut.
"Yang pasti pemberitaannya masif, kami dapatkan 100-an lebih media online memberitakan itu, memberitakan mengenai ide itu yang dilakukan di tempat timses. Jadi ya udahlah kalau memang salah idenya, terima salah. Jangan katakan orang lain hoaks, karena dari bukti yang kami dapat benar kok ada penyebaran ide itu kemana-mana," jelasnya.
Arya memandang, ide mengubah BUMN jadi koperasi bukan sesuatu yang menguntungkan. Pasalnya, ada sekitar 1,6 juta karyawan BUMN yang menggantungkan nasibnya di perusahaan pelat merah.
"Jangan katakan kita yang melintir. Memang idenya aneh mau jadikan BUMN jadi koperasi, dan buat 1,6 juta karyawan BUMN nganggur semua dan belum lagi pihak-pihak ketiga yang mendukung BUMN banyak banget, berapa juta keluarga yang akan terganggu dengan ide tersebut," paparnya.
Memicu Pengangguran Baru
Sebelumnya, Menteri BUMN, Erick Thohir menilai pandangan timses paslon AMIN 01 yang menyatakan akan membubarkan BUMN dan diganti dengan koperasi sama saja dengan memunculkan pengangguran baru sebanyak 1,6 juta orang yang merupakan pegawai BUMN.
Padahal, Erick Thohir menambahkan, selama puluhan tahun para karyawan BUMN telah membuktikan diri sebagai agen perubahan dalam pembangunan ekonomi Indonesia yang pertumbuhannya mencapai 5%.
"Sungguh ironis pandangan seperti itu. Jika ingin dibubarkan dan diganti dengan koperasi, maka sama saja memunculkan pengangguran baru di saat semua orang butuh lapangan pekerjaan. Sangat tidak masuk akal. Apalagi selama ini, para karyawan BUMN sudah menunjukkan hasil kerjanya sebagai agen perubahan dalam menumbuhkan ekonomi Indonesia," ujar Erick Thohir dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (4/2/2024).
Sederet sumbangsih BUMN sebagai agen perubahan dan pada tahun 2023 telah menghasilkan deviden terbesar dalam sejarah dari BUMN ke negara senilai Rp 82,1 triliun, menurut Erick, telah menjadi pondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini.
"BUMN itu agent of change atau tempat perubahan dengan munculnya banyak investasi awal seperti kereta api, airport, ataupun saat COVID dengan membagikan vaksin gratis kepada masyarakat. Yang jelas, jika dibubarkan maka 1,6 juta hilang pekerjaan, ditambah keluarganya, ini menurut saya isu yang tidak sehat," tambah Erick.
Advertisement
Kinerja Makin Baik
Erick juga memastikan saat ini, seluruh BUMN bekerja dengan baik dan penugasan-penugasan yang diberikan pemerintah sudah dilakukan dengan baik.
"Jika dinilai ada kekurangan, memang tidak ada yang sempurna. Tapi kita lihat hasilnya hari ini sudah terbukti bagaimana BUMN itu bisa untung Rp 250 triliun, sudah memberikan kontribusi besar, kepada negara yang dipakai untuk program-program yang sedang dilakukan pemerintah, seperti program kesehatan, pangan," tegasnya.
Sebelumnya, Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) menyatakan akan mendorong BUMN menjadi badan usaha koperasi.
Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Tokoh Koperasi Indonesia Suroto PH dalam sebuah diskusi di Rumah Koalisi Perubahan di Jakarta Selatan.
Suroto menilai selama ini nasib koperasi di Tanah Air terus dipermainkan dari satu pemerintahan ke pemerintahan berikutnya. Oleh karena itu ia berargumen dengan cara mengkoperasikan BUMN yang ada di Indonesia bisa meningkatkan perekonomian nasional.