Menhan Filipina Bertekad Lindungi Kedaulatan Menyusul Ancaman Duterte Memerdekakan Mindanao

Rodrigo Duterte membuat sejarah dengan menjadi presiden Filipina pertama yang berasal dari Pulau Mindanao

oleh Khairisa Ferida diperbarui 05 Feb 2024, 20:40 WIB
Mantan Presiden Filipina President Rodrigo Duterte (Dok. AP Photo)

Liputan6.com, Manila - Menteri Pertahanan (Menhan) Filipina Gilberto Teodoro pada Senin (5/2/2024) berjanji menegakkan secara teguh kedaulatan negaranya. Pernyataan tersebut muncul menyusul ancaman mantan Presiden Rodrigo Duterte terkait pemisahan diri Mindanao.

Duterte pada 30 Januari 2024 menyerukan kemerdekaan kampung halamannya, Mindanao, yang terletak di Filipina selatan, ketika aliansinya dengan Presiden Ferdinand Marcos Jr hancur karena perbedaan pendapat seputar upaya amandemen konstitusi.

"Mandat kementerian pertahanan nasional adalah menjamin kedaulatan negara dan keutuhan wilayah nasional sebagaimana tercantum dalam konstitusi," kata Menhan Teodoro seperti dilansir CNA.

"Kami akan menegakkan amanah ini secara teguh baik secara eksternal maupun internal."


Presiden Filipina Pertama dari Mindanao

Ilustrasi Mindanao. (Dok. Tangkapan layar Google Maps)

Pernyataan Teodoro menggemakan pernyataan serupa yang dibuat oleh penasihat keamanan nasional, yang pada Minggu (4/2), mengatakan pemerintah tidak akan ragu menggunakan otoritas dan kekuatannya untuk memadamkan dan menghentikan segala upaya memecah-belah Filipina.

Duterte membuat sejarah dengan menjadi presiden Filipina pertama yang berasal dari Pulau Mindanao yang kaya sumber daya, namun telah dilanda kekerasan dan konflik selama beberapa dekade, di mana pemerintah memerangi pemberontak dan ekstremis. Konflik telah menghambat investasi dan menyebabkan banyak desa berada dalam kemiskinan.


Janji Setia Panglima Angkatan Bersenjata Filipina

Ilustrasi bendera Filipina (AFP/Noel Cells)

Panglima Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) Romeo Brawner saat mengunjungi kamp militer di Mindanao pada Minggu dilaporkan mengingatkan pasukannya, "Kita bersumpah bahwa kita akan selalu mengikuti rantai komando, setia pada konstitusi dan otoritas yang kita miliki."

"Mari kita terus menunjukkan bahwa dengan AFP yang kuat dan bersatu, kita akan memiliki Filipina yang kuat dan bersatu," tegas Brawner.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya