Liputan6.com, Palembang - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terus meroket setiap tahunnya, membuat Himpunan Wiraswasta Nasional (Hiswana) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) ingin menaikkan harga pasaran gas LPG 3 Kg.
Ketua DPD Hiswana Migas Sumbagsel Yaser berujar, usulan kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) Gas LPG 3 Kg sudah disampaikan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel).
HET Gas LPG 3 Kg sudah diusulkan sejak beberapa tahun lalu, dari Rp16.500 menjadi Rp18.000, atau naik sebesar Rp1.500 per tabung gas.
"Itu kan HET sudah lama sejak 2017 lalu. Sementara selama ini kami sudah mengusulkan agar pembaharuan HET. Hanya saja ada banyak kendala. Sekarang kami berharap agar Gubernur Sumsel membantu kita," ujarnya, Senin (5/2/2024).
Baca Juga
Advertisement
Dia berharap agar Pemprov Sumsel bisa melakukan penyesuaian HET gas LPG subsidi di pasaran. Yaser berpatokan jika harga BBM bisa terus naik dan tak pernah turun. Sehingga Hiswana Sumbagsel berharap ada juga dampak ke harga gas LPG 3 Kg yang dipasarkan.
Setelah menerima usulan kenaikan HET gas LPG 3 Kg, Pemprov Sumsel memutuskan untuk menolak usulan tersebut.
Kepala Biro Ekonomi Sumsel Hengky Putrawan berujar, mereka sudah membentuk tim untuk mengkaji kenaikan usulan HET.
Tim tersebut terdiri dari Dinas Perdagangan (Disdag) Sumsel, Dinas Pertambangan dan ESDM Sumsel, Hiswana Migas Sumbagsel, stakeholder terkait serta akademisi dari Universitas Sriwijaya (Unsri).
Namun ada banyak faktor dan dampak yang berpotensi akan terjadi di Sumsel, jika HET gas LPG 3 Kg dinaikkan. Apalagi gas LPG 3 Kg berkontribusi cukup besar ke inflasi di Sumsel.
“Kami tidak ingin, ketika inflasi yang jaga ada kenaikan dan mempengaruhi ekonomi masyarakat,” ungkapnya.
Faktor lain yang membuat Pemprov Sumsel menolak usulan tersebut, karena warga yang akan membeli gas LPG 3 Kg harus menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Minta Harga Naik
Pemprov Sumsel juga ingin terus memastikan distribusi gas LPG 3 Kg di pasaran aman dan sesuai kebutuhan masyarakat.
Namun dia memaklumi alasan Hiswana Migas Sumbagsel meminta kenaikan HET gas LPG 3 Kg, karena sudah lama harga tersebut tidak naik, sedangkan beberapa komponen seperti transportasi dan upah sudah naik.
“Saat ini kita fokus bahwa pasokan dan kebutuhan gas terjamin, karena HET gas LPG 3 Kg provinsi lain seperti Bangka Belitung, Lampung, Jambi dan Bengkulu sudah naik,” katanya.
Ketika ada harga yang signifikan, dia khawatir jika gas LPG 3 Kg subsidi akan beralih ke daerah perbatasan karena harganya lebih murah.
Saat ini, harga gas LPG 3 Kg di Sumsel cukup beragam, tergantung dengan jarak dan transportasi yang digunakan menuju ke daerah tujuan.
Advertisement
Program Pertamina
Hengky Putrawan berjanji akan kembali membahas usulan kenaikan HET gas LPG subsidi tersebut, setelah terpilih Ketua Umum Hiswana Migas Sumbagsel yang baru.
“Kita akan duduk bersama. Baik dengan pemerintah dan wakil masyakarat,” ucapnya.
Diungkapkan Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Sumbagsel Tjahyo Nikho Indrawan, Pertamina patra Niaga Regional Sumbagsel memastikan ketersediaan dan penyaluran LPG subsidi bagi masyaarakat.
Salah satunya, Pertamina membangun dan mengoperasikan pangkalan gas LPG 3 Kg melalui Program One Village One Outlet (OVOO).
“Program OVOO merupakan pemekaran outlet gas LPG 3 kg untuk menyediakan LPG hingga ke seluruh kecamatan dan desa atau kelurahan di Indonesia,” katanya.