6 Contoh Teks Ceramah Isra Mi’raj Singkat di Bulan Rajab, Penuh Makna

Oleh karenanya, materi ceramah tentang Isra Mi’raj sangat sesuai dengan momentumnya. Terkait isi ceramahnya, kamu bisa membahas perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam Isra Mi’raj hingga hikmah-hikmahnya.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 06 Feb 2024, 05:30 WIB
Ilustrasi pidato, ceramah, khotbah. (Photo by Muhammad Adil on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Di bulan Rajab yang penuh mulia ini ada kalanya kita mendapat kesempatan untuk menyampaikan ceramah. Entah itu di sekolah, di kantor, atau bahkan di masjid.

Salah satu topik ceramah yang cocok disampaikan di pekan terakhir Rajab adalah tentang Isra Mi’raj. Ceramah soal Isra Mi’raj sangat relevan disampaikan mengingat saat ini sudah memasuki penghujung bulan Rajab.

Sebagaimana kita tahu, pada pekan terakhir Rajab tepatnya tanggal 27 umat Islam memperingati Isra Mi’raj. Isra Mi’raj adalah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa lalu ke langit ke tujuh.

Oleh karenanya, materi ceramah tentang Isra Mi’raj sangat sesuai dengan momentumnya. Terkait isi ceramahnya, kamu bisa membahas perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam Isra Mi’raj hingga hikmah-hikmahnya.

Mengutip kanal Ragam Bola.com dan NU Online, Senin (5/2/2024), berikut ini beberapa contoh teks ceramah singkat Isra Mi’raj. Materi ceramah ini dapat menjadi referensi kamu dan jika ingin ditambahkan dengan hal lain yang relevan dipersilakan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Materi Ceramah Isra Mi’raj 1

Ilustrasi ceramah, khotbah, Jumat. (Photo created by storyset on www.freepik.com)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, hari ini kita akan membahas sebuah peristiwa luar biasa yang dialami oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu Isra dan Mikraj.

Isra dan Mikraj terjadi dalam satu malam, di mana Rasulullah dibawa oleh malaikat Jibril dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Baitul Maqdis. Ini disebut Isra'. Di sana, Rasulullah bertemu dengan para nabi yang datang sebelumnya dan bersama-sama melaksanakan salat, menunjukkan persatuan umat musli.

Setelah itu, Rasulullah melakukan Mikraj, yaitu perjalanan ke langit. Melalui tujuh lapis langit, beliau bertemu dengan para nabi dan akhirnya berada di hadapan Allah. Di sana, Allah menetapkan kewajiban salat lima waktu sehari semalam.

Dari Isra dan Mikraj, kita bisa ambil beberapa pelajaran. Pertama, menghargai keajaiban perjalanan malam Rasulullah sebagai bukti kebesaran Allah. Kedua, menyadari pentingnya persatuan umat Islam dalam salat. Ketiga, merenungkan kewajiban shalat sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah.

Semoga kita dapat meneladani kebaikan Rasulullah dan meningkatkan kualitas salat kita. Mari kita bersyukur atas nikmat ini dan berusaha mendekatkan diri kepada Allah dalam setiap langkah hidup kita.

Terima kasih. Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.


Materi Ceramah Isra Mi’raj 2

Ilustrasi ceramah, khotbah. (Photo created by storyset on www.freepik.com)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan petunjuk dan rahmat-Nya kepada kita. Terima kasih atas kehadiran saudara-saudara sekalian dalam ceramah ini yang mengangkat tema luar biasa, "Perjalanan Ajaib Isra Mi'raj: Kekuatan Spiritual di Malam Hari".

Peristiwa Isra Mi'raj merupakan perjalanan spiritual Nabi Muhammad saw. dari Masjid Haram ke Masjid Aqsa yang luar biasa. Dalam waktu singkat, Rasulullah berhasil menembus lapisan-lapisan spiritual hingga ke puncak Sidratil Muntaha. Namun, mengapa Allah memilih malam hari untuk perjalanan ini?

Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an, "Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hambanya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa..." (QS. Al IIsra: 1). Kata 'lailah' tidak hanya berarti malam secara harfiah, tapi juga mengandung makna kegelapan, keheningan, dan kesyahduan. Malam memberikan suasana yang mendalam untuk bermunajat kepada Allah.

Dalam kehidupan spiritual, malam memiliki keistimewaan tersendiri. Hal itu sebagai mana yang disebutkan dalam Al-Qur'an surah Al Isra ayat 79.

"Dan pada sebahagian malam hari, salatlah kalian sebagai ibadah tambahan; mudah-mudahan Tuhan kalian mengangkat kalian ke tempat yang terpuji." (QS. Al Isra: 79). Salat malam menjadi momen dekat dengan Allah, dan banyak prestasi spiritual tercapai di malam hari.

Rasulullah saw. dalam suasana duka yang mendalam, memanfaatkan malam sebagai kekuatan untuk bermunajat.

Isra Mi'raj terjadi di malam, menggambarkan kekuatan emosional dan spiritual malam. Dalam ayat-ayat yang menunjukkan kelebihan malam, kita ditekankan untuk memanfaatkannya sebagai momen penuh kekhusyukan.

Isra Mi'raj juga menunjukkan hubungan antara surah-surah Al-Qur'an yang menyimbolkan kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan spiritual (SQ), dan kecerdasan emosional (EQ). Rasulullah mengalami kecerdasan emosional yang luar biasa di malam hari, menjadi teladan bagi kita.

Keutamaan malam juga membawa kesadaran akan kesalahan dan air mata taubat. Malam adalah momentum untuk menentukan cita-cita luhur.

Pondok pesantren memahami keistimewaan malam untuk memperbaiki akhlak santri. Sayangnya, sekolah-sekolah umum jarang memanfaatkannya untuk pembinaan budi pekerti.

Perjalanan Isra Mi'raj yang dramatis menandai pentingnya malam dalam kehidupan spiritual. Mari kita manfaatkan malam sebagai waktu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih keberkahan-Nya.

Akhir kata, semoga ceramah ini memberikan inspirasi dan pemahaman yang mendalam tentang keajaiban spiritual malam hari. Terima kasih atas perhatian saudara-saudara sekalian.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Materi Ceramah Isra Mi’raj 3

Ilustrasi khotbah salat Jumat. (Photo by Raka Dwi Wicaksana on Unsplash)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Saudara-saudara yang dirahmati Allah,

Peristiwa Isra Mi'raj, merupakan peristiwa akbar dalam hidup Nabi Muhammad saw., tapi sering memicu perdebatan di kalangan umat muslim. Apakah perjalanan ini jasmani atau rohani? Terlepas dari perbedaan pandangan, makna sejati Isra Mi'raj sering terabai.

Dalam bukunya, Karen Armstrong menjelaskan bahwa Isra Mi'raj terjadi pada saat Nabi Muhammad dalam situasi terdesak, melebihi batas ketahanan fisik dan mental manusia biasa. Kepergian dua pendukung utamanya, Abu Thalib dan Siti Khadijah, meninggalkan Nabi dalam kesulitan. Saat kaum Quraisy semakin menyerang, Nabi merasa terpukul. Kondisi ini, menurut Armstrong, membawa Nabi pada batas akhir sumber daya alaminya.

Namun, Isra Mi'raj menjadi momen transformasi. Karen Armstrong menggambarkan bahwa perjalanan spiritual ini memungkinkan Nabi bertemu dengan nabi-nabi sebelumnya, seperti Ibrahim, Musa, dan Isa. Di Sidratul Muntaha, Muhammad meraih puncak keagungan Allah.

Peristiwa ini, selain memberikan semangat baru bagi Nabi, juga menjadi ujian bagi umatnya. Beberapa melemah imannya dan murtad, sementara yang lain makin memperkuat keyakinannya. Isra Mi'raj menjadi penyaring pengikut sejati.

Dalam konteks sekarang, Isra Miraj mengajarkan bahwa kekuasaan Allah tak terjangkau akal manusia. Peristiwa ini, jika dihayati dengan baik, dapat membimbing kita menuju kebijaksanaan universal dan menyingkirkan realitas "gila kekuasaan".

Selain itu, Isra Mi'raj adalah simbol perjalanan manusia menuju ketakterbatasan, mengajarkan bahwa hidup adalah perjalanan spiritual.

Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari peristiwa Isra Mi'raj untuk membimbing kehidupan kita sehari-hari. Wallahu 'Alam.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Materi Ceramah Isra Mi’raj 4

Ilustrasi ustaz, menyampaikan ceramah, khotbah, kultum. (Photo by rade nugroho on Unsplash)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, pada hari ini kita bisa bersama sama hadir dalam majelis yang mulia ini untuk memperingati suatu peristiwa yang sangat bersejarah, yaitu Isra dan Mikraj Nabi Besar Muhammad saw. Tema yang akan saya sampaikan dalam acara peringatan Isra dan Mikraj ini adalah: Isra dan Mikraj dalam perspektif keimanan dan ilmu pengetahuan.

Kisah Isra dan Mikraj merupakan kisah yang sangat inspiratif sepanjang masa, sejak zaman Rasulullah Muhammad saw. sampai saat ini. Selain inspiratif, kisah Isra dan Mikraj juga merupakan "tantangan" bagi para ahli tafsir maupun ilmuwan, utamanya dalam usaha untuk mengerti dan menyingkap fakta fakta ilmiah di balik fenomena Isra dan Mikraj itu.

Peristiwa Isra terekam dalam kitab suci AI-Qur'an, yaitu pada surah Al Isra ayat 1:

"Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."

Sedangkan peristiwa Mikraj terekam dalam surah An Najm ayat 13-18:

"Dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar."

Hadirin yang berbahagia,

Peristiwa Isra dan Mikraj yang berlangsung pada diri junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw. 15 abad yang lalu, telah memperkuat keimanan Rasulullah saw. maupun kita semua umat muslim akan Maha Kuasanya Allah Swt.

Apa pun yang dikehendaki-Nya, bukanlah sesuatu yang mustahil untuk terjadi; karena memang ilmu Allah sangat luas dibanding kekuatan nalar manusia untuk memahaminya. Bandingan ilmu Allah dengan ilmu yang telah dikuasai oleh peradaban manusia sampai saat ini, hanya seperti perbandingan samudera dengan setetes air di ujung jari.

Namun demikian, peristiwa Isra dan Mikraj memberikan tantangan sekaligus inspirasi kepada para ilmuwan, untuk melakukan "penalaran/pemahaman" tentang peristiwa itu. Khazanah ilmu pengetahuan telah terakumulasi begitu banyak, tidak ada salahnya para ilmuwan menambah dan memperkuat keimanannya dengan mencoba menalar secara saintifik semua fenomena-fenomena alam ciptaan Allah Swt. ini, termasuk fenomena-fenomena yang ada di balik peristiwa Isra Mi'raj ini.

Akhir kata mohon maaf jika ada kesalahan dan tutur kata yang salah dan tidak menjadi perkenan hadirin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Materi Ceramah Isra Mi’raj 5

Ilustrasi ibadah, khotbah, muslim. (Photo by Rumman Amin on Unsplash)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hadirin yang dirahmati Allah. Marilah kita bersyukur kepada Allah Swt. atas nikmat kehidupan ini, berada dalam negeri damai yang akan segera menggelar Pemilu Serentak. Semoga Allah memberikan keamanan, kelancaran, dan kedamaian dalam prosesnya.

Selawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. keluarga, dan sahabatnya. Semoga kita termasuk umat yang dicintai-Nya dan mendapatkan syafaat di Yaumil Qiyamah.

Dalam kesempatan ini, mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Swt. Kesadaran akan kehadiran-Nya menjadi kunci menjaga diri dari penyimpangan dan memotivasi kita untuk berbuat kebaikan. Takwa adalah bekal yang akan menyelamatkan kita di akhirat.

Satu di antara wujud ketakwaan adalah bersyukur kepada Allah atas nikmat hidup di negeri yang damai. Sayangnya, kadang kita kurang menyadari keberuntungan ini. Allah berfirman, "Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7)

Kaum muslimin, marilah kita memanfaatkan momentum bulan Rajab untuk merenungkan peristiwa agung Isra Mi'raj. Sejarah spiritual ini mengandung nilai-nilai luhur yang tetap aktual. Kita harus mengaktualisasikan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam menghadapi Pemilu Serentak, mari kita perkuat persatuan. Isra Mi'raj mengajarkan bahwa manusia perlu membangun hubungan sosial yang harmonis, baik di masjid maupun di tengah masyarakat. Kualitas keislaman bukan hanya diukur di dalam masjid, tetapi juga di luar, melalui interaksi yang baik dengan sesama.

Mikraj mengajarkan pula pentingnya transendensi, mendekatkan diri kepada Allah untuk terhindar dari godaan materi dunia. Kesalehan sejati adalah ketika seseorang membangun relasi harmonis dengan Tuhan, sesama, dan alam sekitar.

Peristiwa Isra Mi'raj mengingatkan kita akan keluhuran Nabi Muhammad saw. Kendati bertemu langsung dengan Allah, beliau turun lagi ke dunia demi menyampaikan pesan Tuhan. Kita diajak untuk tidak egois, melainkan menjadi orang yang menjadikan orang lain baik.

Dalam Mikraj, Nabi mendapat perintah salat. Salat bukan sekadar ritual, melainkan ajaran moral yang harus dijiwai. Kesalehan seseorang tercermin dari disiplin dan menghargai waktu, kesederhanaan, dan penyebaran nilai-nilai kedamaian.

Semoga peringatan Isra Mi'raj ini membawa hikmah dan pelajaran berharga dalam membangun kesejahteraan dan persatuan. Mari kita jadikan Islam sebagai sumber kedamaian dan keberkahan dalam kehidupan kita.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Materi Ceramah Isra Mi’raj 6

Ilustrasi Isra Miraj. (Image by Freepik)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Innal hamda lillaah nahmaduhu wa nasta'iinuhu wa na'uudzu billahi min suruuri anfusinaa wa min sayyiaati a'maalinaa man yahdihillaahu falaa mudhilla lah, wa man yudhlilhu falaa haadiya lah.

Hadirin yang berbahagia,

Isra’ Mi’raj adalah sebuah peristiwa yang sangat penting bagi umat Islam, meski pada saat itu banyak umat dalam hal ini kaum Quraisy ingkar terhadap kisah yang disampaikan Nabi Muhammad. Bahkan sebagian kaum muslimin ada yang kembali murtad karena tidak percaya terhadap kisah yang disampaikan Nabi.

Isra’ adalah perjalanan Nabi Muhammad saw dari Masjidil Haram di Kota Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina yang berjarak lebih kurang 1.500 kilometer. Sedangkan Mi’raj adalah perjalanan Nabi Muhammad saw dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha yakni tempat di langit yang bersifat ghaib, tidak mungkin dijangkau oleh panca indera manusia, bahkan tidak dapat dijangkau oleh akal pikiran manusia.

Dua perjalanan itu ditempuh Nabi Muhammad dalam satu malam, seperti dijelaskan dalam Surat Al-Isra ayat 1:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya: Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat (QS Al-Isra’ [17]: 1).

Hadirin yang dirahmati Allah, 

Ada banyak pelajaran penting yang dapat kita ambil dari peristiwa Isra’ Mi’raj yang dialami oleh Nabi Muhammad saw. Ali Muhammad Shalabi dalam Sirah Nabawiyah: ‘Irdlu Waqâi’ wa Tahlîl Ihdats, juz 1 halaman 209 menjelaskan, ada empat pelajaran yang dapat kita ambil dari peristiwa tersebut, dilansir dari NU Online.

Pertama, Isra’ Mi’raj adalah kemuliaan dan keistimewaan dari Allah kepada hambanya tercinta, Nabi Muhammad saw. Nabi ketika itu baru saja mengalami hal yang amat menyedihkan, yaitu wafatnya Siti Khodijah sebagai istri tercinta, yang selalu mengorbankan jiwa, tenaga, pikiran, dan hartanya demi perjuangan Nabi, dan wafatnya paman tercinta yaitu Abu Thalib, yang selalu melindungi Nabi dari kekejaman kaum Quraisy. Allah ingin menguatkan hati Nabi dengan melihat secara langsung kebesaran Allah swt, sehingga hati Nabi semakin teguh dalam menyebarkan Agama Allah swt.

Kedua, kewajiban menjalankan shalat lima waktu bagi setiap muslim. Musthofa As Siba’i dalam kitabnya, Sirah Nabawiyah, Durus wa Ibar, jilid 1 halaman 54 menjelaskan bahwa jika Nabi melakukan Isra’ Mi’raj dengan ruh dan jasadnya sebagai mukjizat, sebuah keharusan bagi tiap Muslim menghadap (mi’raj) kepada Allah swt lima kali sehari dengan jiwa dan hati yang khusyu’. Dengan shalat yang khusyu’, seseorang akan merasa diawasi oleh Allah. 

Ketiga, Isra’ Mi’raj adalah mukjizat Nabi Muhammad saw dengan perjalanan beliau dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha. Dalam sejarah, itu adalah perjalanan pertama manusia di dunia menuju luar angkasa, dan kembali menuju bumi dengan selamat. 

Keempat, dalam perjalanan Isra’ Mi’raj, terdapat penyebutan dua masjid umat Islam, yaitu Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Hal tersebut memberikan pelajaran bagi kita bahwa Masjidil Aqsha adalah bagian dari tempat suci umat Islam. Membela Masjidil Aqsha dan sekelilingnya sama saja dengan membela agama Islam.

Semoga kita selalu menjadi umat yang selalu dapat mengambil hikmah peristiwa Isra’ Mi’raj ini dan dapat mengamalkannya. Sehingga peringatan Isra’ Mi’raj yang kita rayakan setiap tahun dapat senantiasa meningkatkan keimanan kita.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Wallahu a'lam.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya