Bursa Saham Asia Merosot Tersengat Wall Street, Investor Menanti Keputusan Suku Bunga Bank Sentral Australia

Mengikuti wall street, bursa saham Asia Pasifik loyo pada perdagangan Selasa, 6 Februari 2024. Di sisi lain, investor menanti pertemuan bank sentral Australia.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Feb 2024, 09:02 WIB
Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah pada perdagangan saham Selasa (6/2/2024). Koreksi bursa saham Asia Pasifik mengikuti wall street.(AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah pada perdagangan saham Selasa (6/2/2024). Koreksi bursa saham Asia Pasifik mengikuti wall street.

Selain itu, investor menanti keputusan bank sentral Australia atau Reserve Bank of Australia. Dari 29 ekonom yang disurvei Reuters prediksi Bank Sentral Australia akan pertahankan suku bunga acuan 4,35 persen. Demikian dikutip dari CNBC, Selasa pekan ini.

Di Jepang, belanja rumah tangga turun lebih dari perkiraan pada Desember. Belanja rumah tangga susut 2,5 persen year on year (YoY) dibandingkan perkiraan ekonom sebesar 2,1 persen yang disurvei oleh Reuters. Rata-rata pendapatan bulanan per rumah tangga pada Desember mencapai 1.099.805 yen, susut 4,4 persen secara nominal dan turun 7,2 persen secara riil dibandingkan tahun sebelumnya.

Bank of Japan mengatakan kenaikan upah yang berkelanjutan merupakan salah satu prasyarat untuk melonggarkan kebijakan moneter ultra-longgarnya.

Indeks ASX 200 di Australia merosot 0,92 persen jelang keputusan Bank Sentral Australia. Indeks Nikkei 225 susut 0,25 persen, sedangkan indeks Topix terpangkas 0,37 persen.

Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,23 persen, sedangkan indeks Kosdaq melemah 0,16 persen.

Indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong berada di posisi 15.650, lebih kuat dari posisi penutupan perdagangan terakhir di kisaran 15.510,01.

Penutupan Wall Street

Di wall street, tiga indeks saham acuan merosot seiring kenaikan imbal hasil obligasi. Hal ini seiring the Federal Reserve (the Fed) belum akan memangkas suku bunga seperti yang diharapkan.

Indeks Dow Jones merosot 0,71 persen, indeks S&P 500 susut 0,32 persen dan tergelincir dari posisi tertinggi sepanjang masa. Indeks Nasdaq terpangkas 0,2 persen.

 


Lonjakan Imbal Hasil Obligasi AS

Ilustrasi Obligasi (Photo created by rawpixel.com on Freepik)

Adapun imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat bertenor 10 tahun naik lebih dari 13 basis poin menjadi 4,16 persen seiring investor menilai serangkaian data ekonomi baru yang kuat menunjukkan suku bunga mungkin akan tetap lebih tinggi lebih lama dari yang diperkirakan. Imbal hasil acuan diperdagangkan sekitar 3,81 persen pekan lalu.

"Ini adalah kalibrasi ulang ekspektasi mengenai seberapa cepat the Fed akan melakukan perubahan. Ketegangan antara perekonomian yang kuat dan dampaknya bagi the Fed akan terus menciptakan hari-hari penyesuaian seperti ini,” ujar Truist’s co-chief investment officer, Keith Lerner.

Pada Minggu, 4 Februari 2024, Ketua the Fed Jerome Powell mengulangi komentar yang dibuat setelah pertemuan kebijakan pada Januari. Ia menuturkan, penurunan suku bunga pada Maret tidak mungkin terjadi.

Harapan pemangkasan suku bunga telah berkurang sejak pernyataan tersebut, dengan kemungkinan pemotongan pada bulan depan sebesar 16,5 persen menurut FedWatch Tool dari CME Group.

Musim laporan keuangan terus berlanjut dengan saham McDonald’s turun 3,7 persen setelah membukukan kuartalan yang beragam. Hasil ini meningkatkan kekhawatiran mengenai laba dari perusahaan-perusahaan di luar raksasa teknologi dan apakah dapat memberikan hasil pada sisa musim ini.

Sementara itu, saham Boeing turun 1,3 persen seiring lebih banyak masalah 737 Max. Tesla juga menyeret indeks saham acuan tertekan. Saham Tesla melemah 3,7 persen karena kekhawatiran meningkatnya persaingan dan tekanan harga yang terus menerus terhadap raksasa kendaraan listrik tersebut.


Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 5 Februari 2024

Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham China membalikkan kerugian pada Senin, 5 Februari 2024. Bursa saham China bangkit dari posisi terendah dalam lima tahun.

Sementara itu, sebagian besar bursa saham Asia melemah pada awal pekan ini. Hal itu seiring di tengah kekhawatiran suku bunga tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell menuturkan, bank sentral akan mengambil langkah penurunan suku bunga yang jauh lebih lambat dibandingkan harapan pasar.

Secara terpisah, keputusan bank sentral China yang diumumkan dua pekan lalu memangkas persyaratan rasio cadangan bagi bank sebesar 50 basis poin mulai berlaku pada Senin, 5 Februari 2024.

Indeks Hang Seng Hong Kong mendatar. Indeks CSI 300 di China naik 0,65 persen menjadi 3.200,42, dan membalikkan penurunan dari hari sebelumnya. Survei Caixin mengenai aktivitas sektor jasa di China menunjukkan ekspansi lebih lemah pada Januari dibandingkan Desember.

Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,73 persen dan terseret oleh koreksi saham Samsung. Indeks Kosdaq melemah 0,79 persen.

Indeks ASX 200 di Australia merosot 0,95 persen ke posisi 7.625,9, dan tergelincir dari rekor tertinggi sepanjang masa pada Jumat pekan ini. Pasar juga menanti keputusan suku bunga dari Reserve Bank of Australia pada Selasa pekan ini.

Sementara itu, indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,54 persen ke posisi 36.354,16. Indeks Topix bertambah 0,67 persen ke posisi 2.556,71

Adapun perdagangan saham di China, Taiwan, Korea Selatan, Singapura dan Hong Kong akan lebih pendek menjelang Tahun Baru Imlek.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya