Liputan6.com, Jakarta - PT Intra GolfLink Resorts (IGR) siap melakukan ekspansi yang cukup agresif. Hal itu sejalan dengan tingginya animo masyarakat terhadap olah raga golf, terutama sejak pandemi Covid-19.
Persatuan Golf Indonesia (PGI) memperkirakan, jumlah orang yang main golf di Indonesia pada era pandemi dan pasca pandemi Covid-19 meningkat rata-rata sekitar 40 persen dibandingkan sebelum pandemi.
Advertisement
Untuk saat ini, perseroan bakal gelontorkan Rp 1,2 triliun hingga 2027 untuk ekspansi. Sementara, dana ekspansi akan berasal dari internal. Namun, ke depan, perusahaan yang dikepalai cucu mantan Presiden Soeharto ini tidak menutup peluang untuk melakukan penghimpunan dana di pasar modal lewat penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
"Kami saat ini masih jajaki (IPO). Belum declare IPO, tapi ke arah sana mungkin nanti kapan, kami belum tahu. Yang pasti saat ini semua opsi kami jajaki. Kajian-kajian masih berjalan dan belum final. jadi maaf kami belum bisa infokan saat ini," kata Direktur Utama PT Intra GolfLink Resorts, Dwi Febri Astuti, akrab disapa Pepi dalam Media Gathering di Jakarta, Selasa (6/2/2024).
"Jadi IPO kita belum sounding saat ini. Tapi yang jelas kami akan lakukan ekspansi. Jadi dana Rp 1,2 triliun saat ini dari dana kami sendiri dan akan mencari partner-partner.Kajian itu nanti kita putuskan 1-2 bulan lagi. Karena ini masih semester I," imbuh Pepi.
Adapun dana investasi tersebut salah satunya akan digunakan untuk membangun lapangan golf baru di Sentul, Bogor. Lapangan golf baru ini berdiri di atas lahan seluas 70 Hektar (Ha). Lokasinya sekitar 9 kilometer (km) dari Palm Hills Golf Club.
Dengan mengusung konsep 'Golf and Active Lifestyle Ecosystem', IGR juga akan melakukan ekspansi berupa pengembangan kawasan properti terpadu di sekitar area golf, seperti villa dan fasilitas komersial lainnya. Komisaris Intra GolfLink Resorts, Darma Mangkuluhur Hutomo mengungkapkan, lapangan golf baru itu menggantikan Palm Hills Golf Bogor yang sudah beroperasi sejak 1993.
Bangun 13 Cluster
Sementara itu, IGR akan membangun total 13 cluster residensial di atas lahan golf lama tersebut hingga 2027 mendatang. Total luas lahan di kawasan itu mencapai 94 Ha. Selain di Sentul, perusahaan juga akan melakukan pengembangan untuk asetnya yang berada di Bali.
IGR akan mendirikan boutique luxury hotel baru dan melakukan revitalisasi hotel dan villa yang sudah ada di sekitar New Kuta Golf Bali.
"Kami berkomitmen untuk menjaga dan menumbuhkan ekosistem lifestyle di olahraga golf ini agar bisnis IGR bisa sustain. Kami berani investasi dengan nilai yang besar demi meningkatkan kinerja di masa mendatang," ujar Darma.
Lewat kepemimpinannya, Darma berupaya mewujudkan visi Intra GolfLink Resorts, yakni menjadi pemain utama dalam industri pariwisata dan properti terpadu dan inovatif di Tanah Air.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah membangun kawasan yang bisa menjadi destinasi wisata berkualitas dengan fasilitas hotel, arena olahraga dan pusat rekreasi yang beragam sehingga bisa mendatangkan turis, baik lokal maupun asing.
Advertisement
BEI Incar 62 IPO pada 2024
Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sekitar 62 saham baru tercatat melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan raihan IPO 2023 yang mencapai 79 emiten.
"Kalau kita bicara IPO saham tahun depan itu 61 atau 62," ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman , dikutip Senin (1/1/2024).
Hingga akhir 2023, Bursa telah mengantongi setidaknya setengah dari target IPO dalam pipeline, yakni 30 perusahaan. Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 19 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:
• 3 Perusahaan dari sektor basic materials
• 6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
• 4 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
• 2 Perusahaan dari sektor energy
• 0 Perusahaan dari sektor financials
• 0 Perusahaan dari sektor healthcare
• 5 Perusahaan dari sektor industrials
• 3 Perusahaan dari sektor infrastructures
• 1 Perusahaan dari sektor properties & real estate
• 5 Perusahaan dari sektor technology
• 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic
Secara keseluruhan, Bursa menargetkan pencatatan efek baru yang terdiri dari pencatatan saham, efek bersifat utang dan sukuk (EBUS), serta rights issue sebanyak 230 pencatatan pada 2024.
Target tersebut naik dari target revisi tahun ini sebanyak 200 pencatatan, namun turun signifikan dari realisasi akhir tahun lalu yang telah mencapai 385 pencatatan hingga 27 Desember 2023.
Selain itu, BEI menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) 12,25 triliun dan penambahan 2 juta investor baru. Tahun depan, Bursa juga akan meluncurkan instrumen investasi kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF) pada kuartal I 2024.
BEI Cetak Rekor IPO Terbanyak ke-6 di Dunia
Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menorehkan capaian mengesankan sepanjang 2023. Salah satunya, Bursa mencatatkan perusahaan IPO terbanyak ke-6 di dunia dengan 79 emiten baru.
"Kalau dari jumlah IPO di Indonesia untuk 2023 itu 79 emiten, atau 6 persen dari total global IPO, itu nomor 6 di dunia,” kata Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam konferensi pers di Jakarta, ditulis Sabtu (30/12/2023).
Secara global, terdapat 1.298 IPO pada 2023. Posisi Indonesia tepat berada di bawah bursa Tokyo dengan 86 IPO atau setara 7 persen dari IPO global.
Di urutan pertama, ada bursa India dengan 220 IPO atau setara 17 persen dari total IPO, disusul Shenzhen 129 IPO atau 10 persen dari total IPO.Kemudian posisi ketiga ada bursa AS dengan 105 IPO atau setara 8 persen dari total IPO global, serta Shanghai dengan 86 IPO atau 8 persen dari total IPO global.
Sementara dari sisi dana yang berhasil dihimpun lewat penawaran perdana saham (initial public offering/IPO), Indonesia berada di posisi ke-9 dengan raihan USD 3,6 miliar. Capaian itu setara 3 persen dari total dana yang berhasil dihimpun dari IPO global yang mencapai USD 123,3 miliar.
Sepanjang 2023, pencatatan efek baru di BEI meliputi 79 saham, 120 emisi obligasi, 3 ETF, 2 EBA-SP, dan 182 waran terstruktur dengan total fund-raised saham sebesar Rp 54,14 triliun dan obligasi sebesar Rp 126,97 triliun.
"Penambahan pencatatan sebanyak 79 saham baru pada tahun 2023. "Ini merupakan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia," imbuh Iman.
Jumlah perusahaan tercatat saham di BEI telah mencapai 903 emiten sampai dengan saat ini. Jumlah tersebut tumbuh 9,3 persen ytd. Menempati posisi kedua terbesar di kawasan Asen setelah bursa Malaysia dengan 990 emiten atau tumbuh 2,1 persen ytd.
Advertisement