Liputan6.com, Jakarta - Mantan model OnlyFans Courtney Clenney menuai perhatian setelah ia ditangkap karena terlibat kasus pembunuhan kekasihnya. Belum juga menjalani persidangan, sebuah laporan mengungkapkan perilaku kasarnya yang lain kepada seorang remaja lelaki.
Menurut laporan itu, Clenney pindah ke rumah orangtuanya di Austin, Amerika Serikat, dua bulan setelah membunuh kekasihnya, Christian Obumseli. Ia kemudian membeli rumah seharga satu juta dolar AS di kawasan tersebut.
Advertisement
Seorang penduduk di area tersebut mengatakan kepada NBC Miami bagaimana tindak-tanduk Clenney selama tinggal di sana. Ia menyebut Clenney mendekati putranya yang masih remaja ketika berjalan-jalan di kawasan Travis County yang sepi.
Clenney lalu meminta remaja itu mengantarnya ke rumahnya yang diiyakan oleh si anak. Mereka sempat duduk di satu tempat di tengah perjalanan dan Clenney disebut berulang kali meminta remaja itu menciumnya, tetapi ia menolak.
Clenney, kata ayah yang tidak disebutkan namanya, tampak mabuk pada saat itu. "Aku akan membakar rumahmu!" ancam model yang marah tersebut. "Aku akan membakarnya!"
Remaja yang ketakutan itu kemudian menelepon ayahnya yang segera datang ke lokasi kejadian. "Kemudian dia panik," katanya. "Dia mendekati saya. Dia mulai menampar saya saat saya berdiri di antara dia dan putra saya."
Pria itu mengaku tidak tahu bahwa Clenney telah membunuh seseorang beberapa minggu sebelumnya. Mereka mengatakan akan melaporkannya ke polisi jika mereka mengetahui hal tersebut lebih awal.
Kedua Orangtuanya Terseret Kasus
"Saya memberitahu Anda bahwa orang itu agresif," kata sang ayah. "Orang itu cenderung menyakiti seseorang. Apalagi saat dia sedang dalam pengaruh (alkohol). Saya bukan hakim atau juri, tapi saya dapat memberitahu Anda bahwa orang ini terganggu. Dia adalah ancaman."
Clenney sebelumnya dilaporkan telah menusuk kekasihnya, Obumseli, sampai tewas di apartemen mewah mereka pada April 2022 setelah bertengkar hebat. Model itu mengklaim tindakannya dilakukan sebagai pembelaan diri. Clenney baru ditangkap pada Agustus 2022.
Kasus itu juga menyeret kedua orangtuanya ke penjara. Mereka ditahan pekan lalu di Austin dan dituduh merusak bukti dalam kasus tersebut. Deborah Clenney (57) dan Kim Clenney (60) diduga menemukan laptop milik Obumseli di apartemen Miami saat mereka membersihkannya setelah pembunuhan dan tidak menyerahkannya ke polisi.
Mereka mencoba mengakses perangkat tersebut pada satu titik, menurut laporan. Pengacara Clenney, Frank Prieto, mengklaim penangkapan tersebut merupakan bagian dari upaya membungkam orangtua Clenney yang mendukung klaim anaknya bahwa Obumseli melakukan kekerasan terhadapnya.
Advertisement
Korban dan Pelaku Saling Serang
"Kami sangat terkejut dan sangat prihatin dengan penangkapan keluarga Clenney. Ini bisa menjadi contoh pelanggaran jaksa," kata Prieto dalam sebuah pernyataan. “Keluarga Clenney punya cerita yang menarik dan negara bagian Florida mungkin tidak ingin publik mendengarnya."
Clenney dan Obumseli memiliki hubungan yang sangat tidak stabil dan terkadang penuh kekerasan. Kedua belah pihak menyajikan video dan bukti yang membuat pihak lain tampil secara negatif.
Di Indonesia, kekerasan terhadap pasangan juga kerap terjadi dalam hubungan pacaran. Menurut Catatan Tahunan Komnas Perempuan pada 2023, kekerasan kepada perempuan didominasi oleh kekerasan dalam ranah personal.
Sebanyak 713 kasus kekerasan dilakukan oleh mantan pacar, 622 kasus kekerasan kepada istri, dan lebih dari 420 kasus dilakukan dalam hubungan berpacaran. Korban kekerasan dalam hubungan berpacaran didominasi oleh perempuan dewasa muda berusia 16 hingga 24 tahun.
Yosephine Dian Indraswari Executive Director Pulih Foundation mengatakan, "Kekerasan kepada pasangan merupakan jenis kekerasan yang paling umum terjadi baik kepada perempuan atau laki-laki."
"Menurut definisi WHO, kekerasan kepada pasangan merupakan perilaku tindak kejahatan yang dapat menyebabkan persoalan jangka panjang baik dari segi fisik, mental, bahkan, hingga kematian," ujarnya pada peluncuran kampanye Abuse is Not Love kolaborasi YSL Indonesia dengan Yayasan Pulih di Jakarta pada Selasa, 27 Juni 2023.
Beberapa Bentuk Kekerasan dalam Pacaran
1. Mengabaikan Saat Dia Sedang Marah
Salah satu bentuk kekerasan emosional yang sering terjadi adalah penggunaan metode "silent treatment" atau perlakuan diam tanpa berbicara. Saat pasangan kita menggunakan taktik ini, mereka dengan sengaja menghindari komunikasi dan penyelesaian masalah, sehingga menciptakan ketegangan dan kebingungan dalam hubungan.
2. Mengancam
Mengancam dengan kekerasan dalam hubungan berpacaran adalah tindakan yang tidak dapat diterima. Jika pasangan Anda mengancam atau memaksa Anda untuk melakukan sesuatu yang Anda tidak setuju atau menolak permintaannya, ini adalah bentuk kontrol dan dominasi yang tidak sehat dalam hubungan.
3. Meremehkan Pasangan
Meremehkan kita sehingga menjatuhkan harga diri merupakan tanda kekerasan dalam pacaran yang serius. Saat pasangan kita secara terus-menerus mengejek, merendahkan, dan membuat diri kita merasa tidak berguna, hal ini dapat menyebabkan kerusakan emosional dan psikologis yang mendalam.
4. Memanipulasi Pasangan
Teknik manipulasi adalah bagaimana pasangan mengendalikan pikiran dan emosi Anda sehingga Anda terpaksa mengikuti kehendaknya, walaupun Anda sebenarnya memiliki pandangan yang berbeda. Ketidaksepakatan pendapat seringkali dimanipulasi sehingga kita selalu dianggap salah, dan kita dipaksa untuk tunduk dan mengikuti keinginan pasangan.
Advertisement