Liputan6.com, Jakarta - Sorotan terhadap perjalanan Taylor Swift dengan jet pribadi telah bermunculan di media sosial dalam beberapa minggu terakhir. Lewat sejumlah komentar online, tidak sedikit warganet yang menyindir emisi karbon yang dilepaskan dalam setiap penerbangan pribadi pelantun lagu Exile tersebut.
Melansir AP, Selasa, 6 Februari 2024, Swift berkencan dengan Travis Kelce, salah satu pemain NFL paling terkenal di Kansas City Chiefs. Tumbuhnya romansa di antara pasangan ini telah diawasi ketat, dengan Swift muncul di beberapa pertandingan, yang diduga kuat membuatnya bepergian dengan jet pribadi.
Advertisement
Obrolan semakin keras dalam beberapa hari terakhir setelah Chiefs mengalahkan Baltimore Ravens, pekan lalu, mengirim mereka ke Super Bowl, yang diadakan di Las Vegas pada 11 Februari 2024. Swift adalah yang terbaru dalam daftar panjang selebritas, pejabat pemerintah, dan pebisnis elit yang jadi sorotan terkait perjalanan jet pribadi.
Melihat perjalanan penyanyi itu, baru-baru ini, emisi karbon dioksida dari jet pribadi versus pesawat komersial dan salah satu solusi paling umum, meski kontroversial, untuk mengatasi polusi tersebut pun disuarakan warga dunia maya. Jika Swift menghadiri Super Bowl, ia akan bepergian dari Tokyo, tempat ia melakukan tur.
Itu berarti menempuh jarak lebih dari 30,5 ribu kilometer dengan jet pribadi hanya dalam waktu kurang dari dua minggu. Berapa banyak karbon dioksida yang dihasilkan? Meski emisi karbon pastinya bergantung pada banyak faktor, seperti jalur penerbangan dan jumlah penumpang, perkiraan kasar masih mungkin dilakukan, kata Gregory Keoleian, salah satu direktur Pusat Sistem Berkelanjutan di Universitas Michigan.
Melakukan perjalanan sejauh 30,5 ribu dengan Dassault Falcon 900LX, salah satu jet pribadi Taylor Swift, dapat melepaskan lebih dari 200 ribu pon emisi karbon dioksida, katanya.
Mungkinkah Naik Penerbangan Komersial?
Jumlah tersebut berarti sekitar 14 kali lipat emisi rata-rata rumah tangga Amerika dalam setahun, menurut data dari Administrasi Informasi Energi AS. Seberapa realistis perjalanan komersial bagi Swift masih bisa diperdebatkan, menurut Keoleian.
Sebagaimana diketauhi, ia sangat terkenal sehingga meski ia menginginkan terbang dengan penerbangan komersial, keputusan itu mungkin akan menimbulkan kekacauan bagi awak maskapai penerbangan dan bandara mana pun yang ia kunjungi.
Keoleian mengatakan, ada cara penting lain yang dapat dilakukan figur yang melakukan penerbangan pribadi untuk mengatasi perubahan iklim, seperti melalui pengaruh mereka terhadap sikap dan persepsi publik, investasi, dan siapa yang mereka pilih.
Kontroversi penggunaan jet pribadi oleh Swift menggambarkan "perbedaan besar" antara orang kaya dan masyarakat berpendapatan rendah dalam hal emisi gas rumah kaca yang dihasilkan setiap orang, kata Julia Stein, profesor di Fakultas Hukum Universitas California, Los Angeles.
"Anda melihat hal ini terjadi dalam skala mikrokosmik (dengan Swift), tapi hal ini juga berlaku di negara-negara industri yang secara historis menghasilkan emisi karbon," katanya.
Advertisement
Tidak Hanya Taylor Swift
Swift adalah orang terbaru dari banyak orang terkenal yang disoroti terkait polusi yang mereka hasilkan saat menjelajahi dunia. Elon Musk, Bill Gates, Leonardo DiCaprio, dan banyak nama lainnya secara berkala mendapat perhatian karena perjalanan mereka dengan jet pribadi.
"Sangat mengejutkan bahwa Nona Swift mendapatkan begitu banyak kemarahan ketika pelanggan jet pribadi sebagian besar adalah laki-laki berusia di atas 50 tahun," kata Jeff Colgan, seorang profesor ilmu politik di Brown University. "Fokusnya harus ditujukan pada kelompok masyarakat yang lebih luas."
Acara-acara besar, mulai dari Olimpiade hingga pertemuan puncak iklim tahunan PBB, juga mendapat kritik karena ribuan orang datang yang menghadiri acara tersebut pun berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Semua perjalanan udara menghasilkan emisi, meski jet pribadi menghasilkan lebih banyak emisi per orang. Sebuah studi pada 2023 oleh Institute for Policy Studies menemukan bahwa jet pribadi mengeluarkan setidaknya 10 kali lebih banyak polutan per penumpang dibandingkan pesawat komersial.
Salah satu cara yang sering dibahas untuk mengatasi polusi perjalanan udara adalah "membayar penggantian kerugian karbon," yang bertujuan menyeimbangkan emisi yang dilepaskan. Misalnya, pepohonan menyerap karbon dari udara, maka program penyeimbangnya mencakup penanaman pohon yang, setidaknya secara teori, dapat menyeimbangkan polusi yang disebabkan perjalanan udara.
Cukupkah dengan Kredit Karbon?
Juru bicara Swift mengatakan pada AP, "Taylor membeli lebih dari dua kali lipat kredit karbon yang dibutuhkan untuk mengimbangi semua perjalanan tur" sebelum turnya dimulai, namun tidak memberi rincian lebih lanjut.
Namun, masih banyak pertanyaan mengenai efektivitas penyeimbangan karbon. Program-program tersebut diatur secara longgar dan investigasi yang dilakukan organisasi-organisasi berita dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa beberapa program melebih-lebihkan berapa banyak karbon yang ditangkap atau memiliki praktik-praktik yang patut dipertanyakan.
"Penyeimbangan masih merupakan bagian dari perubahan iklim dan penuh dengan penipuan, proyek yang gagal, dan efektivitas yang meragukan," kata Jonathan Foley, direktur eksekutif Project Drawdown, sebuah kelompok yang mempublikasikan solusi iklim. "Penanaman pohon, misalnya, mungkin berhasil, atau tidak, tergantung pada bagaimana hutan dikelola dalam jangka panjang."
Foley, bersama banyak ilmuwan iklim dan pakar kebijakan, berpendapat bahwa daripada "membayar" kompensasi untuk perjalanan udara, akan jauh lebih baik jika kita mengurangi penggunaan pesawat, khususnya jet pribadi, sambil mengembangkan bahan bakar lebih ramah lingkungan.
Advertisement