Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus aktif mendorong transformasi sektor manufaktur melalui adopsi industri hijau guna meningkatkan ketangguhan dan kesadaran lingkungan industri nasional. Langkah strategis ini juga perlu didukung dengan pemanfaatan teknologi, sejalan dengan Peta Jalan Making Indonesia 4.0.
Advertisement
“Optimalisasi teknologi oleh unit kerja teknis di lingkungan Kemenperin adalah salah satu cara efektif dalam berkontribusi mengatasi tantangan di sektor industri, dan akan mendukung peningkatan efisiensi, inovasi, serta daya saing industri nasional," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam acara Peresmian Fasilitas Produksi Obat Bahan Alam (House of Wellness) sekaligus Launching Platform “Udaraku” di Jakarta, Selasa (6/2/2024).
Menperin mengemukakan, inovasi teknologi yang diterapkan tersebut perlu mempertimbangkan faktor mitigasi risiko kerusakan lingkungan sebagai bukti komitmen industri terhadap pelestarian lingkungan.
“Oleh karenanya, kami memberikan apresiasi kepada Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri (BBSPJPPI), sebagai unit pelaksana di bawah Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), yang telah berdedikasi penuh untuk memajukan inovasi teknologi yang bermanfaat, mendukung industri dan masyarakat dalam memenuhi regulasi, serta mengurangi risiko kerusakan lingkungan,” paparnya.
Bagian AiMS
Lebih lanjut, Menperin menyambut baik diluncurkannya inovasi platform Udaraku yang dikembangkan oleh BBSPJPPI secara berkelanjutan, dan menjadi bagian dari perangkat teknologi Adaptive Monitoring System (AiMS) yang telah dikomersialisasikan sebelumnya.
Pelaku industri perlu mengintegrasikan Udaraku dalam operasional kesehariannya, sehingga industri dapat memberikan kontribusi nyata pada kesejahteraan masyarakat.
“Saya mengajak seluruh masyarakat industri untuk bersama-sama mendukung kemajuan sektor industri kita yang independen, maju, adil, dan inklusif. Salah satu langkahnya dengan mendorong penciptaan industri yang berkelanjutan serta bertanggung jawab terhadap lingkungan. Dengan platform Udaraku, ini akan membantu industri untuk berkontribusi dalam pemantauan kualitas udara secara aktif, serta dapat membantu dalam pemenuhan kebutuhan regulasi bagi industri,” tandasnya.
Platform Monitoring
Pada kesempatan yang sama, Kepala BSKJI Kemenperin Andi Rizaldi menyampakan bahwa Udaraku merupakan platform monitoring yang efektif dan mempermudah dalam pengumpulan data secara komprehensif dalam rangka evaluasi.
”Selain data kualitas udara secara real time Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU), Udaraku memungkinkan industri untuk mampu mengevaluasi sesuai kebutuhan atas data yang disajikan,” ungkapnya. Untuk itu, diharapkan pengembangan platform Udaraku perlu terus didorong dan ditambahkan poin lokasi sensornya hingga ke seluruh pelosok Indonesia.
Pemenuhan kebutuhan sensor berbiaya rendah juga menjadi poin pertimbangan utama dalam mengembangkan Udaraku. Pertimbangan lainnya adalah Udaraku dapat dikembangkan secara fleksibel hingga nantinya dapat memberikan fitur prakiraan kualitas udara kedepan dari setiap lokasi dan rekomendasi untuk rencana aksi.
Kepala BBSPJPPI, Sidik Herman mengungkapkan bahwa implementasi SNI 9178:2023 tentang Uji Kinerja Alat Pemantauan Kualitas Udara yang Menggunakan Sensor Berbiaya Rendah melalui Udaraku adalah bukti nyata fokus BBSPJPPI untuk industri. ”Saya berharap “Udaraku” dapat dimanfaatkan oleh industri dan pemangku kepentingan dengan jaminan keamananan data yang terjaga,” tuturnya.
Advertisement
Menperin Bongkar Kondisi Industri Manufaktur Jelang Pemilu 2024
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa industri manufaktur Indonesia solid dan memiliki daya tahan (resilient) yang tinggi di tengah suasana politik serta Pemilu 2024.
"Alhamdulillah optimisme pelaku usaha tetap tinggi, bahkan naik di tengah-tengah suasana politik, dan ini menurut saya kalau kita analisa ada beberapa kemungkinan, tapi yang pertama pasti kita harus yakin dan percaya bahwa industri manufaktur kita solid dan mempunyai tingkat resilient yang tinggi," ujar Agus dalam KICK OFF Pengelolaan Keuangan Dan Strategi Pembangunan Budaya Risiko Kementerian Perindustrian Tahun 2024 dikutip dari Antara, Kamis (1/2/2024).Agus menambahkan, kinerja industri manufaktur dinilai cukup baik dan membanggakan.
Berdasarkan dua indikator yakni Indeks Kepercayaan Industri (IKI) dan Purchasing Managers’ Index (PMI), terkait IKI semenjak diluncurkan pada November 2022 tidak pernah di bawah 50 dan IKI pada Januari 2024 mencapai level 52,35.
Begitu juga dengan Purchasing Managers’ Index (PMI), di mana posisi PMI Indonesia selalu di atas 50.
"Kita boleh berbangga bahwa hanya Indonesia dan India yang berhasil mempertahankan PMI di atas 50 poin selama 29 atau 30 bulan berturut-turut. Posisi PMI pada Desember 2023 tercatat 52,2 poin dan kali ini saya mendapat laporan bahwa PMI kita naik 0,7 poin menjadi 52,9 poin," kata Menperin.
Kenaikan IKI dan PMI tersebut sangat menarik karena terjadi di tengah-tengah suasana pemilu, di mana biasanya pelaku usaha mengambil sikap menunggu.
"Kinerja dan performa industri manufaktur tanah air betul-betul bisa dibanggakan," kata Agus.
Indeks Kepercayaan Industri
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Januari 2024 mencapai 52,35 atau menguat 1,03 poin dibandingkan capaian pada Desember 2023 yang sebesar 51,32.
Dari 23 subsektor yang diukur, sebanyak 17 subsektor mengalami ekspansi dengan share Pendapatan Domestik Bruto (PDB) 90,8 persen. Sementara itu, sebanyak 6 subsektor mengalami kontraksi dengan share terhadap PDB sebesar 9,2 persen.
Peningkatan IKI pada Januari 2024 bersumber dari Variabel Pesanan Baru, Produksi dan Persediaan Produk yang mengalami ekspansi sebesar berturut-turut 52,17; 53,63; dan 50,80.
Advertisement