Doa Malam 27 Rajab, Baca Rabu 7 Februari 2024 Petang Insya Allah Hajat Terkabul

Selain merenungkan peristiwa agung tersebut, pada malam 27 Rajab terdapat amalan yang dapat dilakukan muslim. Amalan ini berupa bacaan doa yang jika dipanjatkan segala hajatnya akan terkabul atas kehendak Allah SWT.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 07 Feb 2024, 04:30 WIB
Ilustrasi membaca doa di malam 27 Rajab. (dok.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta - Malam 27 Rajab 1445 H bertepatan pada Rabu, 7 Februari 2024 petang. Malam tersebut akan mengingatkan umat Islam terhadap salah satu peristiwa agung yang pernah terjadi di zaman Nabi Muhammad SAW.

Peristiwa itu adalah Isra Mi’raj. Menurut pendapat yang masyhur, Isra Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun 10 kenabian. Hingga kini, umat Islam memperingati dan mengadakan perayaan dalam rangka Isra Mi’raj setiap tanggal 27 Rajab.

Isra Mi’raj adalah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW yang ditempuh secara kilat. Perjalanan ini dimulai dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Isra) lalu menuju Sidratul Muntaha (Mi'raj).

Dalam Isra Mi’raj, Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah langsung dari Allah SWT yakni kewajiban sholat lima waktu bagi umatnya. Hasil Isra Mi’raj ini sampai sekarang masih menjadi kewajiban yang harus dijalankan bagi setiap muslim.

Selain merenungkan peristiwa agung tersebut, pada malam 27 Rajab terdapat amalan yang dapat dilakukan muslim. Amalan ini berupa bacaan doa yang jika dipanjatkan segala hajatnya akan terkabul atas kehendak Allah SWT.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Doa Malam 27 Rajab

Ilustrasi Berdoa Credit: freepik.com

Amalan malam 27 Rajab berupa doa ini telah dijelaskan oleh Syekh Muhammad bin Abdullah bin Hasan al-Halabi al-Qadiri. Dalam kitabnya, beliau menjelaskan bahwa doa malam 27 Rajab ini memiliki khasiat luar biasa.

 مَنْ قَرَأَ بِهَذَا الدُّعَاءِ لَيْلَةَ السَّابِعِ وَالْعِشْرِيْنَ مِنْ رَجَبَ ثُمَّ يَسْأَلُ الله حَاجَتَهُ فَاِنَّهَا تُقْضَى بِاِذْنِ اللهِ 

Artinya: “Barang siapa yang membaca doa ini pada malam 27 Rajab, kemudian meminta kepada Allah (untuk dipenuhi) kebutuhannya, maka akan dipenuhi kebutuhannya dengan izin Allah.” (Abdullah al-Halabi, Nurul Anwar wa Kanzul Abrar fi Dzikris Shalati ‘alan Nabi al-Mukhtar, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: tt], halaman 38, dikutip via NU Online). 

Adapun teks doa malam 27 Rajab adalah sebagai berikut.

للهم إِنِّي أَسْأَلُكَ بِمُشَاهَدَةِ أَسْرَارِ الْمُحِبِّيْنَ، وَبِالْخَلْوَةِ الَّتِي خَصَّصْتَ بِهَا سَيِّدَ الْمُرْسَلِيْنَ حِيْنَ أَسْرَيْتَ بِهِ لَيْلَةَ السَّابِعِ وَالْعِشْرِيْنَ أَنْ تَرْحَمَ قَلْبِيَ الْحَزِيْنَ وَتُجِيْبَ دَعْوَتِيْ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ 

Allāhumma innī as’aluka bi musyāhadati asrāril muhibbīn, wa bil khalwatil latī khashshashta bihā sayyidal mursalīn hīna asraita bihī lailatas sābi’i wal ‘isyrīn an tarhama qalbiyal hazīna wa tujība da‘watī yā akramal akramīn.

Artinya: “Ya Allah, dengan keagungan diperlihatkannya rahasia-rahasia orang-orang pecinta, dan dengan kemuliaan khalwat (menyendiri) yang hanya Engkau khususkan kepada pimpinan para rasul, ketika Engkau memperjalankannya pada malam 27 Rajab, sungguh aku memohon kepada-Mu agar Kaumerahmati hatiku yang sedih dan Kau mengabulkan doa-doaku, wahai Yang Maha Memiliki kedermawanan.”


Tata Cara Doa Malam 27 Rajab dan Faedahnya

Ilustrasi doa, ibadah, muslim, Islam. (Photo by Imad Alassiry on Unsplash)

Menukil NU Online, berikut tata cara doa malam 27 Rajab.

  1. Sholat sunnah dua rakaat sebagaimana sholat sunnah pada umumnya. Pada rakaat pertama dan keduanya membaca surah Al-Ikhlas setelah membaca surah Al-Fatihah. 
  2. Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW sebanyak 10 kali. 
  3. Membaca doa tersebut, kemudian menyebutkan segala hajat-hajatnya. 

Syekh Abdurrahman bin Abdussalam as-Syafi’i dalam salah satu kitabnya menjelaskan, siapa saja yang membaca doa tersebut pada 27 Rajab, kemudian menyebutkan hajatnya kepada Allah, maka Dia akan mengabulkan segala hajatnya, melapangkan urusannya, dan menghidupkan hatinya ketika hati-hati manusia sudah mulai mati. (Syekh Abdurrahman, Nuzhatul Majalis wa Muntakhabun Nafaiz, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: 1999], juz I, halaman 94). 

Wallahu a’lam.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya