Ibu Stunting Bisa Lahirkan Bayi Sehat dengan 10 Langkah Pencegahan

Ibu yang mengalami stunting bisa melahirkan bayi yang bebas stunting apabila melakukan 10 langkah pencegahan pada 1000 hari pertama kehidupan bayi.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 07 Feb 2024, 06:00 WIB
Tanda stunting dapat dilihat dari ukuran bayi baru lahir. (Foto: Unsplash/Hu Chen)

Liputan6.com, Jakarta - Ada harapan bagi individu stunting untuk bisa melahirkan bayi sehat yang bebas stunting jika menerapkan langkah pencegahan.

Seperti disampaikan spesialis kandungan dan kebidanan dr Boy Abidin, Sp.OG (K), ibu yang mengalami stunting bisa melahirkan bayi yang bebas stunting apabila melakukan 10 langkah pencegahan pada 1000 hari pertama kehidupan bayi.

“Kalau ibunya sudah terlanjur (mengalami) stunting, bukan berarti akan berhenti di situ. Kita bisa memutus mata rantainya, jangan sampai generasi berikutnya stunting lagi,” kata dr. Boy di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa, dilansir Antara.

Dokter lulusan Universitas Padjadjaran ini menambahkan, “Jadi, ibu ini perlu diedukasi supaya dia bisa menyiapkan generasi berikutnya dengan lebih baik.”

Stunting, sebuah kondisi gagal pertumbuhan pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama terjadi dalam seribu hari pertama kehidupan. Kondisi ini dapat mengakibatkan hambatan perkembangan kognitif dan motorik, menurunkan kapasitas intelektual, serta meningkatkan risiko penyakit tidak menular di masa depan.

Oleh karena itu, diperlukan penerapan 10 langkah pencegahan stunting, selain pemenuhan asupan gizi yang seimbang bagi anak-anak untuk memastikan pertumbuhan mereka yang baik dan sehat.

Pertama, ibu hamil perlu meningkatkan asupan makanannya. Mereka perlu mengatur pola makan dengan menambah konsumsi buah dan sayur serta memastikan asupan protein yang cukup.

“Kedua, pentingnya mengonsumsi tablet penambah darah selama kehamilan hingga masa nifas (sekitar 6 minggu setelah melahirkan). Tablet tersebut membantu mencegah anemia dan menjaga sistem kekebalan tubuh ibu serta bayi,” kata seorang anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI).


Inisiasi Menyusui Dini

 

Ketiga, lakukan IMD atau Inisiasi Menyusui Dini. Ini penting agar bayi mendapat kolostrum ASI yang kaya akan kekebalan tubuh dan mampu melindungi bayi dari risiko infeksi.

Keempat, atasi kekurangan iodium pada ibu hamil dengan mengonsumsi garam yang mengandung iodium. Kekurangan iodium dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin serta meningkatkan risiko bayi lahir cacat.

 

 


ASI Eksklusif hingga Perhatikan Kebersihan

Kelima, memberikan ASI eksklusif untuk bayi usia 0-6 bulan. Keenam, lanjutkan pemberian ASI hingga bayi usia sekitar 23 bulan dan berikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) setelah bayi mencapai usia 6 bulan.

Ketujuh, tanggulangi cacingan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Kedelapan, pastikan bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap, mulai dari imunisasi campak hingga hepatitis B.

“Selanjutnya, penting juga untuk memperhatikan masalah sanitasi. Pastikan fasilitas sanitasi seperti toilet dan air bersih tersedia untuk menghindari penyakit terkait kebersihan yang bisa mempengaruhi pertumbuhan anak,” kata dokter yang berpraktik di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta.


Rutin Periksa Kehamilan

Dia juga mengingatkan agar ibu hamil rutin memeriksakan kehamilan ke dokter atau bidan untuk memantau pertumbuhan janin selama masa kehamilan. Dengan demikian, stunting dapat dicegah, menyambut generasi emas di masa depan.

“Mulailah dari hal-hal kecil, mulai dari lingkungan keluarga sendiri. Para ibu harus memperhatikan dan merawat anak dengan baik untuk menciptakan masyarakat yang bebas dari stunting,

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya