Respons Gus Iqdam Saat Tahu Ada Jemaah Rela Jual Sawah Demi Mengundangnya

Bahkan saking cintanya kepada Gus Iqdam, ia rela menjual sawah miliknya demi mendatangkan Gus Iqdam

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Feb 2024, 08:30 WIB
Gus Iqdam (SS: YT Klagen Gambiran)

Liputan6.com, Jakarta - Ada seorang jemaah perempuan pengajian Gus Iqdam yang super unik, dalam sesi dialog dengan Gus Iqdam pada salah satu pengajian, ia mengaku setiap malam selalu terbayang suami Ning Nila ini.

Bahkan saking cintanya kepada Gus Iqdam, ia rela menjual sawah miliknya demi mendatangkan Gus Iqdam. Permpuan ini mengaku terbayang-bayang Gus Iqdam tiap siang dan malam harinya.

Perempuan ini bernama Jamiatun, asal Sumber Tangkep Dampit, Blitar. Demi bertemu Gus Iqdam ia rela menyusuri jalanan selama satu jam sendirian, ia mengaku rumahnya berada di daerah pegunungan.

Dalam pengakuannya, Bu Jamiatun ini penasaran dengan Gus Iqdam dan ingin sekali bertemu. Ia tak kuat menahan rindu lantaran hanya menyaksikan gus idolanya ini hanya melalui medsos TikTok.

"Penasaran, kulo saben dinten niku kalih sampeyan gus. Kulo nek ajenge tidur niku kalih njenengan," kata Bu Jumiati seperti unggahan akun TikTok @lutfi selma.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Siap Jual Sawah Demi Undang Gus Iqdam

Gus Iqdam dan Ning Nila (Tangkap Layar You Tube)

Lantaran setiap hari tak mau ketinggalan kabar Gus Iqdam meski lewat medsos, Gus Iqdam akhirnya penasaran, di mana suaminya berada.

"Lho bojone taksih enten," tranya Gus Iqdam.

"Bojone kulo dibekto garanganwati," ujar Jamiatu.

"Haaa bojone digowo garanganwati?," tanya Gus Iqdam "inggih"

Selanjutnya pengakuan jika di rumah ia sendirian, makanya kesepian, dan Gus Iqdamlah temannya setiap malam, bahkan sampai tertidur pun HP perempuan ini masih tetap memutar video Gus Iqdam.

Saking ngefans terhadap suami Ning Nila ini, Bu Jamiatun ingin mengundang Gus Iqdam untuk pengajian. Tak tanggung-tanggung, sawah yang ia miliki siap untuk dijual yang terpenting bisa menghadirkan Gus Iqdam.

"Kulo pingin ngundang njenengan Gus. Ajeng kulo dol aken sawah gus," katanya.

Ternyata Gus Iqdam menolaknya. Ia menyatakan jadwal sampai 2025 sudah penuh, maka ia berharap lawan dialognya tak mengundangnya. Termasuk sampai harus menjual sawahnya.

"Ojo, ojo, wes kebak tekan 2025. Sawahe ojo didol, ditanduri wae. Iki loh meh ngundang aku meh adol sawah mbarang," kata Gus Iqdam.

"Kulo soale terbayang bayang terus. Ngajine sampai mendalam gus, sampai buat ra iso turu, malah sampai keturon HPne muni sampeyan terus, ben dino gus," ujar Bu Jamiatun.

Dalam perjumpaan pertamanya itu, perempuan ini sudah mengitari Blitar tidak pernah ketemu, bahkan ia mencari ke pasar, dan tempat lainnya.

Lucunya lagi, setelah bertemu ia merasa sangat bahagia, bahkan ia merasa muda kembali, serasa usia 17 tahunan lagi. 


Pahala Mengikuti Pengajian

Gus Iqdam (tangkap layar)

Ternyata, mengikuti pengajian saja pahalanya sudah luar biasa, apalagi sampai menggelar pengajian, dan rela menjaual tanahnya untuk mencari ilmu serta mengajak orang ke jalan kebaikan, luar biasa pahalanya.

Mengutip lampung.nu.or.id Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Hidayah Sulusuban, Lampung Tengah, KH Tukiman Rais, dalam mauidzah hasanah peringatan Isra’ Mi’raj di Masjid Al-Amin, Kecamatan Selagai Lingga, Kabupaten Lampung Tengah, mengatakan mencari ilmu itu hukumnya wajib dari kandungan hingga ke liang lahat.

Barang siapa yang mengikuti pengajian selama satu jam maka itu lebih baik dari pada shalat sunnah semalam suntuk, namun dengan catatan mengikuti kajian didasari dengan hati yang ikhlas dengan niat berthalabul ilmi (mencari ilmu). Nah apalagi menggelar pengajian.

“Barang siapa yang berjuang di jalan Allah, maka Allah akan memberikan ganjaran yang luar biasa. Orang yang berjuang di jalan Allah merupakan bagian dari jihad fi sabilillah, dan yang terpenting saat berjuang jangan mudah berputus asa, karena dalam perjalanannya pasti banyak cobaan dan rintangan yang harus dihadapi,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, selain itu barang siapa yang mengajak ke dalam kebaikan maka ia mendapat ganjaran dari apa yang ia lakukan, dalam hal kebaikan. Juga mendapat ganjaran kebaikan dari orang-orang yang diajak berbuat baik.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya