Liputan6.com, Mindanao - Sedikitnya 11 orang terluka ketika tanah longsor akibat hujan mengubur dua bus yang sedang menjemput pekerja dari sebuah tambang emas di Filipina selatan, kata pihak berwenang Filipina.
Insiden tanah longsor itu terjadi pada Selasa (6 Februari 2024) malam di Maco municipality (setingkat kotamadya) di provinsi pegunungan Davao de Oro, di Pulau Mindanao terbesar kedua di negara itu, setelah hujan lebat berhari-hari.
Advertisement
11 orang terluka, satu orang dalam kondisi kritis, kata badan bencana kota pada Rabu (7/2/2024) di Facebook seperti dikutip dari Channel News Asia (CNA).
Sejauh ini tidak disebutkan berapa banyak orang yang berada di dalam bus pada saat tanah longsor terjadi atau apakah operasi penyelamatan sedang berlangsung.
Apex Mining, operator tambang emas di Filipina, mengatakan tanah longsor terjadi di luar lokasi tambang, tempat bus menunggu pekerja menyelesaikan shift mereka.
"Apex Mining saat ini sedang menelusuri keberadaan bus yang diberangkatkan untuk mengangkut karyawan yang keluar," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Selasa (6/2) malam.
"Pekerjaan penyelamatan terhambat oleh jarak pandang yang terbatas dan longsor (tanah) yang terjadi secara berkala."
Sementara itu, perintah evakuasi untuk lima desa di Maco diposting di halaman Facebook badan bencana kota pada Selasa (6/2) malam.
Desa Masara, tempat terjadinya tanah longsor, termasuk salah satunya.
Hujan telah mengguyur sebagian wilayah Mindanao selama berminggu-minggu, memaksa puluhan ribu orang mengungsi ke tempat penampungan darurat.
Setidaknya 16 orang tewas akibat tanah longsor dan banjir di wilayah tersebut minggu lalu, kata badan bencana nasional dalam laporan terbarunya.
Tanah Longsor Timbun 47 Orang di China
Tanah longsor sebelumnya juga melanda daerah terpencil di barat daya China pada Senin (22/1/2024). Xinhua melaporkan, tanah longsor menjelang fajar melanda Kabupaten Zhenxiong, Provinsi Yunnan.
Stasiun televisi pemerintah, CCTV, mengatakan sekitar 18 rumah tangga terkubur dan lebih dari 200 orang segera dievakuasi dari daerah tersebut. 47 orang dilaporkan terkubur hidup-hidup.
Pihak berwenang, menurut CCTV, telah meluncurkan tanggap darurat yang melibatkan lebih dari 200 petugas penyelamat serta puluhan mobil pemadam kebakaran dan peralatan lainnya.
Belum ada laporan korban tewas terkait tanah longsor.
Sementara itu, Presiden China Xi Jinping mendesak upaya penyelamatan maksimal.
"Presiden Xi Jinping menuntut agar pasukan penyelamat diorganisir dengan cepat ... dan upaya dilakukan untuk mengurangi korban sebanyak mungkin," sebut CCTV dalam laporannya, seperti dilansir CNA.
"Penting untuk menenangkan keluarga korban meninggal dan memukimkan kembali orang-orang yang terdampak dengan benar”.
CCTV menyiarkan gambar yang menunjukkan seorang petugas pemadam kebakaran sedang berusaha mengeluarkan seorang penduduk desa yang terjebak dari dalam rumah yang terdampak bencana.
Kepala desa setempat menolak berbicara tentang tanah longsor ketika dihubungi melalui telepon dan mengatakan kepada AFP bahwa dia "terlalu sibuk".
Tanah longsor sering terjadi di Yunnan, tempat pegunungan terjal berbatasan dengan dataran tinggi Himalaya. Bencana tanah longsor pada Senin terjadi di daerah pedesaan yang dikelilingi oleh puncak-puncak menjulang tinggi yang dipenuhi salju.
Advertisement
37 Orang Tewas Akibat Tanah Longsor di Kolombia
Sementara itu, tanah longsor yang terjadi di Choco, Kolombia, pada Jumat (12/1/2024) menewaskan sedikitnya 37 orang. Hal tersebut dikonfirmasi Kantor Kejaksaan setempat kepada CNN, Sabtu (13/1).
Laporan terbaru tidak menyebutkan jumlah korban luka.
Pihak berwenang mengungkapkan, setidaknya 17 jenazah telah dipindahkan ke Medellin untuk menjalani pemeriksaan forensik.
"Akhir pekan yang sangat menyedihkan bagi Choco," ujar Gubernur Nubia Carolina Cordoba Curi seperti dikutip dari CNN, Minggu (14/1).
"Rakyat kami merasakan penderitaan para korban. Saya tidak akan beristirahat sampai saya memastikan semua masyarakat Choco mendapat informasi tentang kerabat mereka."
Melalui akun media sosial X-nya, Wakil Presiden Kolombia Francia Marquez menyebut bahwa tanah longsor di jalan antara Kota Quibdo dan Medellin terjadi usai daerah tersebut mengalami hujan deras selama 24 jam.
Gambar yang tersebar di media sosial menunjukkan momen ketika sebidang tanah besar runtuh dari gunung dan menimpa beberapa mobil yang melaju di sepanjang jalan yang terendam banjir di bawahnya.
"Unit Nasional Manajemen Risiko Bencana Kolombia, Pertahanan Sipil Kolombia, Tentara Nasional, Kementerian Kesehatan dan Perlindungan Sosial, dan Departemen Kepolisian Choco telah dikerahkan untuk menanggapi insiden tersebut," kata Marquez.
15 Orang Tewas Akibat Banjir dan Tanah Longsor di India
Sedangkan di enam negara bagian India utara, sedikitnya 15 orang tewas dalam 24 jam akibat banjir dan tanah longsor yang dipicu hujan monsun.
"Negara Bagian Hill terdampak paling buruk, enam orang tewas di Himachal Pradesh, di mana tanah longsor memblokir sekitar 700 jalan," kata Omkar Sharma, seorang pejabat manajemen bencana kepada AFP seperti dilansir CNA, Senin (10/7/2023).
Adapun New Delhi mengalami curah hujan terbanyak dalam beberapa dekade. Jalan di beberapa bagian ibu kota terendam air setinggi lutut, menyusul curah hujan 153 mm, yang merupakan tertinggi dalam satu hari pada Juli dalam 40 tahun terakhir.
Dengan perkiraan hujan lebat setidaknya satu hari lagi, pihak berwenang telah memerintahkan sekolah tutup di New Delhi pada Senin (10/7).
Departemen Meteorologi India memperkirakan hujan akan turun lebih banyak di sebagian besar India utara dalam beberapa hari mendatang.
Data resmi menunjukkan hujan monsun di seluruh negeri pada minggu pertama bulan Juli telah menghasilkan curah hujan sekitar dua persen lebih banyak dari biasanya.
Pada Musim Panas di tahun 2023, curah hujan Asia Selatan tercatat 70-80 dari curah hujan tahunannya, mencatat sejumlah kematian dan kehancuran akibat banjir dan tanah longsor.
Advertisement