Liputan6.com, Jakarta - Keimanan atau iman seorang muslim bisa dilihat dari amalan dan kepatuhannya terhadap semua perintah Allah SWT dan menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Nya.
Salah satu bukti beriman kepada Allah SWT adalah dengan mengamalkan rukun iman yang telah di sebutkan dalam Islam.
Iman kepada hari akhir adalah salah satu dari enam perkara yang disebutkan dalam rukun iman.
Adapun maksud dari beriman kepada hari akhir adalah mengamini atau mempercayai akan keberadaan hari akhir dimana dunia yang saat ini manusia tinggali bersifat sementara dan akan hancur ketika kiamat datang.
Namun tahukah kamu, jika rukun iman ini sifatnya saling berhubungan satu sama lain dan merupakan satu kesatuan yang utuh? Nah, simak penjelasan secara lengkapnya berikut ini.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Pendapat dan Fatwa Ahli Fiqih
Berdasarkan informasi yang dikutip dari muslim.or.id, terdapat sebuah fatwa atau pendapat dari seorang pakar fiqih, tauhid dan tafsir di Saudi Arabia bernama Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin yang menyebutkan bahwa beriman kepada hari akhir memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap hati dan amal seorang muslim.
Dari hal tersebut, memahami makna beriman kepada hari akhir menjadi penting bagi setiap muslim. Sebab dengan tidak mengamini salah satu rukun iman sama halnya dengan tidak beriman kepada 5 rukun iman lainnya.
Jika seorang mukmin beriman kepada hari akhir, maka dia akan beramal untuknya (hari akhir). Beramal untuk hari akhir adalah dengan melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya dan meninggalkan larangan Allah dan Rasul-Nya.
Jika keimanan kepada hari akhir sirna, maka akan sirna pula seluruh keimanan. Karena ia (iman kepada hari akhir.) adalah satu di antara rukun iman.
Kehilangan satu dari rukun iman, maka dia kehilangan seluruh iman, sedangkan iman itu tidak terbagi-bagi. Seseorang hendaknya beriman dengan seluruh rukun iman. Jika tidak, hilanglah seluruh keimanannya.
Advertisement
Ingkar Terhadap Hari akhir adalah Kafir
Pengaruh keimanan kepada hari akhir sangat agung. Allah Tabaraka wa Ta’ala menyebutkannya di banyak tempat di dalam Al-Qur’an. Allah Ta’ala berfirman menerangkan bahwa ingkar terhadap hari akhir adalah kekafiran,
زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ
“Orang-orang yang kafir mengira bahwa mereka tidak akan dibangkitkan. Katakanlah (Muhammad), ‘Tidak demikian. Demi Tuhanku, kamu pasti dibangkitkan, kemudian diberitakan semua yang telah kamu kerjakan.’” (QS. At-Tagabun: 8)
Allah memerintahkan Nabi-Nya untuk bersumpah bahwa akan dibangkitkan. Allah menjelaskan bahwa hal tersebut mudah bagi Allah, وَذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ . Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
وَهُوَ الَّذِي يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ وَلَهُ الْمَثَلُ الأَعْلَى فِي السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Dan Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya kembali, dan itu lebih mudah bagi-Nya. Dia memiliki sifat yang Mahatinggi di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS. Ar-Rum: 27).
Nah itu dia makna penting mengimani keberadaan hari akhir. Sebab, dengan tidak percaya akan adanya hari akhir akan terhapus semua nilai keimanan 5 perkara lainnya. Tentu saja kita umat muslim akan sangat merugi jika melakukan hal tersebut.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul