Pesan Gus Iqdam Kenapa Kita Harus Tetap Menjadi Orang Baik, Dahsyat!

Gus Iqdam tegaskan pentingnya menjadi orang baik dan selalu tetap berbuat baik. Dalam salah satu ceramahnya, pemilik nama lengkap Muhammad Iqdam Kholid ini pun menjelaskan alasannya dirinya menekankan sikap baik ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Feb 2024, 16:30 WIB
Gus Iqdam ungkap pentingnya berbuat baik (SS: YT Short @gusiqdamofficial1024)

Liputan6.com, Jakarta - Gus Iqdam tegaskan pentingnya menjadi orang baik dan selalu tetap berbuat baik. Dalam salah satu ceramahnya, pemilik nama lengkap Muhammad Iqdam Kholid ini pun menjelaskan alasannya dirinya menekankan sikap baik ini.

Dihadapan ribuan jemaah Majelis Ta’lim Sabilu Taubah ini, suami Ning Nila memaparkan pentingnya bersikap demikian.

Dengan nada yang serius dan tidak seperti biasanya ini menandakan bahwa apa yang disampaikannya ini sangat serius dan penting. Di tengah problematika dekadensi moral dan miskin etika dewasa ini, pesan yang disampaikan Gus iqdam ini tentu saja sangat penting.

Islam mengajarkan pentingnya berbuat baik, meskipun kecil karena sekecil apapun perbuatan baik kita kelak akan diperhitungkan di hari kiamat, demikian halnya dengan perbuatan buruk.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Harus Selalu Berbuat Baik

Gus Iqdam saat berada di Bandara Taichung Taiwan. Kedatangan Gus Iqdam di Taiwan ini atas undangan PCINU Ranting Changhua dan pengajian dan sholawat akan digelar di Taman Longteng Xiushui Changhua Taiwan (TikTok)

Dalam konteks demikian itu, Gus Iqdam mengatakan bahwa permintaannya kepada jemaahnya tidak muluk-muluk.

Ia hanya menekankan pentingnya berbuat baik. Adapun menjadi orang pintar, kaya dan miskin itu merupakan takdir dari Allah SWT.

“Kalau masalah pinter, sugih, miskin itukan urusannya Allah. Yang penting kamu berusaha menjadi orang baik,” ujarnya dikutip dari tayangan YouTube Short @gusiqdamofficial1024, dikutip Rabu (07/02/2023).

Pesan Gus Iqdam tentang berbuat baik dalam hal ini sifatnya luas. Perbuatan apa saja, baik kecil maupun besar kalau dalam kacamata agama dipandang baik, maka lakukan.


Ganjarannya Dahsyat

Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soetta Muhammad Tito Andrianto meminta maaf secara langsung ke Gus Iqdam atas insiden yang terjadi di bandara beberapa waktu lalu. (YouTube Wong Njero)

Da’i muda asal Blitar ini pun menerangkan pentingnya berbuat baik dan selalu berbuat baik karena ternyata manfaatnya sangat dahsyat karena bisa menyelamatkan manusia dari azab neraka di akhirat kelak.

Pentingnya selalu berbuat baik menurut suami Ning Nila karena kita tidak akan pernah tahu secara pasti amal baik mana yang bakal diterima Allah SWT.

“Jangan berhenti menjadi orang baik ya?” pinta Gus Iqdam.

“Nggih,” sahut para jemaah.

“Karena kebaikan yang mana yang akan diterima oleh Allah itu yang mana kita tidak tahu yang bakalan menyelamatkan kita,” sambungnya.


Ajaran Islam tentang Berbuat Baik

Ilustrasi pidato, ceramah, khotbah. (Photo by Muhammad Adil on Unsplash)

Menukil uin-antasari.ac.id, perbuatan baik yang kecil sering kita anggap tidak bernilai. Membuang duri dari tengah jalan menjadi tampak sepele, tapi jika tidak disingkirkan, akan ada orang yang terluka. Jika perbuatan baik yang tampak sepele sering dilakukan, ia akan menjadi tumpukan kebaikan yang besar.

Sebaliknya, misalnya, mengunjing orang mungkin bagi kebanyakan kita dianggap sepele, tapi perbuatan kecil itu akan berdampak negatif secara luas. Bayangkan saja, betapa banyak kepanikan sosial, isu-isu, desas-desus, stigma, pembentukan opini, bahkan yang meski faktual, tapi termasuk penggunjingan, akan berdampak besar, dan sistemik di masyarakat. T

ak hanya perbuatan baik yang kecil, melainkan perbuatan jahat yang juga jika rutin dilakukan, akan berdampak besar. Tidak ada dosa besar, melainkan dosa-dosa kecil yang selalu dilakukan, demikian dikatakan dalam ajaran Islam. Dalam al-Qur`an, disebutkan, “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya” (Qs. al-Zalzalah: 7-8).

Dua ayat terakhir persisnya adalah “penutup/ lanjutan yang berisi kesimpulan” (disebut dengan tafrî’ al-fadzlakah), untuk memberi motivasi atau dorongan agar orang berbuat kebaikan (targhîb) dan ancaman agar orang tidak berbuat kejahatan (tarhîb).

Penutup yang berisi kesimpulan merupakan penjelasan ayat sebelumnya tentang mengapa manusia dikumpulkan dan mengapa mereka diperlihatkan hasil perbuatan mereka di dunia. Itu–sekali lagi–karena prinsip yang berlaku adalah bahwa siapa yang melakukan perbuatan, baik atau jahat, akan diberi balasan, sekecil apa pun perbuatan itu.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya