Teks Khutbah Jumat Rajab 2024: Keajaiban-Keajaiban Allah dalam Perjalanan Isra Nabi

Teks khutbah Jumat di bulan Rajab 2024 ini mengangkat tentang keajaiban Allah dalam perjalanan Isra Nabi. Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari yang dimulai dari rumah Ummu Hani’ binti Abu Thalib ke Masjidil Aqsa, sebelum akhirnya naik ke Sidratul Muntaha (Mi’raj).

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 08 Feb 2024, 20:30 WIB
Ilustrasi Peristiwa Isra’ dan Mi’raj (Sumber: Bersamadakwah)

Liputan6.com, Jakarta - Teks khutbah Jumat di bulan Rajab 2024 ini mengangkat tentang keajaiban Allah dalam perjalanan Isra Nabi. Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari yang dimulai dari rumah Ummu Hani’ binti Abu Thalib ke Masjidil Aqsa, sebelum akhirnya naik ke Sidratul Muntaha (Miraj).

Jarak antara Makkah dan Masjidil Haram sangatlah jauh. Apalagi zaman itu belum ada pesawat seperti sekarang.

Namun, atas izin Allah SWT, perjalanan tersebut itu mampu ditempuh nabi dalam waktu yang sangat singkat dengan menaiki Buroq. Perjalanan nabi tersebut ditemani Malaikat Jibril.

Dalam perjalanan Isra, Nabi Muhammad SAW, melihat banyak sekali keajaiban-keajaiban yang mengandung hikmah dan pelajaran bagi kita semua. Keajaiban Allah ini secara lengkap diulas dalam kemasan khutbah Jumat.

Naskah khutbah Jumat tentang perjalanan Isra Nabi ini dikutip dari NU Online Lampung yang disusun oleh Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur.

 


Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ وَعَدْلِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَلَا شَبِيْهَ وَلَا مِثْلَ وَلَا نِدَّ لَهُ، وَلَا حَدَّ وَلَا جُثَّةَ وَلَا أَعْضَاءَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ. اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَّالَاهُ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ.

أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ (الإسراء: ١)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.

Ma’asyiral Muslimin rahimukumullah,

Di bulan Rajab yang mulia ini kita bertemu dengan sebuah momen yang agung, yaitu peringatan Isra’ dan Mi’raj. Allah swt, berfirman:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ (الإسراء: ١)

Artinya: Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari al-Masjidil Haram ke al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat (QS al-Isra’: 1).

Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Mu’jizat Isra’ telah tetap dengan nash Al-Qur`an, hadits-hadits yang shahih dan ijma’. Oleh karena itu, kita wajib mengimaninya. Perjalanan Isra’ terjadi dengan roh dan jasad Nabi. 

Hal itu bukanlah sesuatu yang sulit bagi Allah, karena Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Oleh karenanya, para ulama menegaskan: Barangsiapa yang mengingkari mukjizat Isra’, berarti ia telah mendustakan Al-Qur’an dan barangsiapa mendustakan Al-Qur’an maka ia tidak lagi tergolong sebagai bagian dari kaum muslimin.

Ma’asyiral Muslimin rahimukumullah,

Perjalanan Isra’ dimulai dari rumah Ummu Hani’ binti Abu Thalib sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Anas bin Malik ra, ia berkata: Abu Dzarr menyampaikan hadits bahwa Rasulullah bersabda:

Artinya: Atap rumahku dibuka, ketika itu aku di Makkah, Jibril turun dan membelah dadaku, lalu membasuhnya dengan air zamzam, kemudian ia datang membawa bejana emas yang penuh dengan hikmah dan iman, maka ia menuangkannya di dadaku, kemudian menutup dadaku kembali (HR Muslim).

Al-Baihaqi meriwayatkan dari sahabat Syaddad bin Aus ra, ia berkata: Kami bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana engkau diperjalankan Isra’? Nabi menceritakan:

“Aku melakukan shalat malam bersama para sahabatku di Makkah, lalu Jibril mendatangiku dengan binatang putih, postur tubuhnya lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari baghl (peranakan kuda dan keledai), maka Jibril berkata: ‘Naiklah!’ Namun Buraq bergoyang kegirangan saat aku mendekatinya. Lalu Jibril memutar Buraq dengan memegang telinganya dan menaikkanku ke atas punggungnya, sehingga akhirnya binatang tersebut berangkat membawa kami.

Kakinya melangkah sejauh pandangan matanya, hingga kami sampai ke suatu daerah yang penuh dengan pohon kurma, lalu Jibril menurunkanku seraya berkata: ‘Laksanakanlah shalat di tempat ini!’ aku pun melaksanakan shalat di tempat tersebut. Kemudian kami naik ke atas Buraq lagi dan Jibril berkata: ‘Tahukah engkau di mana engkau tadi melakukan shalat?’ Aku menjawab: ‘Allah-lah yang Maha Mengetahui.’ Jibril berkata: ‘Engkau tadi melakukan shalat di Yatsrib, di Thaybah (yang di kemudian hari disebut Madinah).’

Demikianlah, Nabi di malam itu berpindah dari satu tempat ke tempat berikutnya dengan mengendarai Buraq, dan ditemani oleh malaikat Jibril. Nabi melakukan shalat di bukit Thur Saina (Tursina), tempat diperdengarkannya kalam Allah kepada Nabi Musa as, kemudian di Bait Lahm (Betlehem), tempat ‘Isa al-Masih bin Maryam as dilahirkan. Nabi bercerita:

“Kemudian Jibril kembali membawaku hingga kami memasuki kota Baitul Maqdis dari pintu Yamani. Jibril pun mendatangi arah kiblat al-Masjidil Aqsha dan mengikat Buraq di sana. Lalu kami memasuki al-Masjidil Aqsha dari pintu yang terkena cahaya matahari dan bulan. Kemudian aku melakukan shalat di salah satu tempat di masjid tersebut.”

Ma’asyiral Muslimin rahimukumullah,

Peringatan Isra’ adalah peringatan yang agung, yang menyegarkan ingatan kita tentang sejarah hidup makhluk Allah yang paling agung, pemimpin makhluk seluruhnya yang menjelaskan hakikat kebenaran dan menampakkannya, pemilik mukjizat-mukjizat yang luar biasa nan menakjubkan, penghulu para nabi, Nabi agung Muhammad saw.

Di malam yang agung tersebut, Allah memperlihatkan keutamaan dan kemuliaan Sayyidina Muhammad saw di atas semua nabi dan rasul. Allah mengumpulkan untuk Nabi kita Muhammad saw, semua nabi dan rasul di Baitul Maqdis. Lalu Nabi Muhammad melaksanakan shalat sebagai imam bagi mereka semua.

Dalam perjalanan Isra’, Nabi Muhammad saw, melihat banyak sekali keajaiban-keajaiban yang mengandung hikmah dan pelajaran bagi kita semua.

Di antaranya, ketika beliau melewati kuburan tukang sisir putri Fir’aun, beliau mencium bau wangi yang muncul dari kuburan perempuan muslimah yang shalihah tersebut, perempuan yang Allah berikan kepadanya dan kepada anak-anaknya karunia mati syahid. 

Dalam kisahnya, bahwa suatu hari perempuan ini tengah menyisir rambut putri Fir’aun. Lalu jatuhlah sisir dari tangannya. Ia lalu berucap: “Bismillah (dengan menyebut nama Tuhan Allah).” Putri Fir’aun bertanya kepadanya: “Apakah kamu memiliki tuhan selain ayahku?” Tukang sisir itu menjawab: “Iya, Tuhanku dan Tuhan ayahmu adalah Allah.”

Putri Fir’aun kemudian memberitahukan hal itu kepada ayahnya. Fir’aun lantas meminta tukang sisir itu untuk meninggalkan agamanya. Akan tetapi tukang sisir menolak. Fir’aun lalu memanaskan air di suatu wadah besar yang diisi minyak hingga mendidih. Kemudian ia memerintahkan para algojonya untuk melemparkan anak-anak tukang sisir itu satu persatu ke air panas tersebut, sehingga daging mereka meleleh dan lepas dari tulangnya. 

Namun tukang sisir tidak surut sedikit pun untuk mempertahankan imannya. Hingga tibalah giliran anaknya yang masih menyusu untuk dilempar. Tiba-tiba anak itu berbicara kepada ibunya. Allah menjadikannya bisa bicara. Anak itu berkata: “Wahai Ibuku, bersabarlah karena siksa akhirat lebih pedih dari siksa dunia. Janganlah engkau gentar dan mundur selangkah pun, sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran.”

Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Mampukah kita di masa sekarang ini meraih puncak kesabaran seperti ini? Di masa yang penuh godaan ini, mampukah kita mempertahankan kebenaran yang kita yakini? Seberapa kuat kita mampu memegangteguh nilai-nilai kebenaran yang diajarkan Baginda Rasulullah saw? Di masa yang penuh dengan fitnah ini, bisakah kita meneladani Masyithah (tukang sisir putri Fir’aun)? 

Marilah kita berintrospeksi, menanyai diri sendiri. Apakah kita telah mengerjakan apa yang Allah wajibkan kepada kita? Apakah kita telah menjauhi segala hal yang Allah haramkan? Apakah kita telah melaksanakan shalat pada waktunya? Apakah kita telah membayar zakat yang diwajibkan atas kita?

Rasulullah dalam perjalanan Isra’nya juga melihat orang-orang yang menyebar seperti binatang-binatang ternak, aurat mereka hanya tertutup dengan kain-kain kecil. Jibril berkata kepada Rasulullah: “Mereka adalah orang-orang yang tidak menunaikan zakat.”

Nabi juga melihat sekumpulan orang yang retak dan pecah kepalanya, kemudian kembali seperti semula. Jibril berkata: “Mereka adalah orang-orang yang enggan dan malas menunaikan kewajiban shalat.”

Rasulullah juga melihat orang-orang yang memperebutkan daging busuk dan mengabaikan daging bagus yang sudah terpotong-potong.

Jibril berkata: “Mereka adalah orang-orang dari umatmu yang meninggalkan sesuatu yang halal, dan lebih memilih sesuatu yang haram dan keji, lalu memakannya. Mereka adalah para pezina.”

Rasulullah juga melihat orang-orang yang meminum nanah yang keluar dari para pezina. Jibril berkata: “Mereka adalah para peminum khamr yang diharamkan oleh Allah di dunia.”

Inilah sebagian keajaiban yang Allah perlihatkan kepada Baginda Nabi Muhammad saw, dalam perjalanan Isra’. Mudah-mudahan kita dapat memetik hikmah dan pelajaran darinya.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


Khutbah II

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الصَّادِقِ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ، وَعَلٰى إِخْوَانِهِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَارْضَ اللهم عَنْ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَآلِ الْبَيْتِ الطَّاهِرِيْنَ، وَعَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الْأَئِمَّةِ الْمُهْتَدِيْنَ، أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكٍ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَعَنِ الْأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ غَيْرَ ضٰالِّيْنَ وَلاَ مُضِلِّيْنَ، اَللّٰهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا وآمِنْ رَّوْعَاتِنَا وَاكْفِنَا مَا أَهَمَّنَا وَقِنَا شَرَّ ما نَتَخوَّفُ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبٰى ويَنْهٰى عَنِ الفَحْشٰاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Saksikan Video Pilihan Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya