TKN Prabowo-Gibran Temukan Dugaan Mobilisasi Pemilih Ilegal di Dramaga Bogor

Menurut informasi yang diterima TKN Prabowo-Gibran, dugaan mobilisasi pemilih ilegal terjadi saat puluhan pemuda mengaku mahasiswa sedang melakukan penelitian dan mau mengajukan pindah TPS, tetapi dokumen yang dilampirkan dinilai janggal.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 08 Feb 2024, 03:30 WIB
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman dalam konferensi pers Rabu (7/2/2024) menyampaikan adanya dugaan kecurangan berupa mobilisasi pemilih ilegal di Dramaga, Bogor. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran kembali menemukan adanya dugaan kecurangan pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. 

Dugaan kecurangan ini berupa mobilisasi pemilih secara ilegal dengan modus pindah tempat pemungutan suara (TPS) di Dramaga, Bogor, Jawa Barat. 

"TKN Prabowo-Gibran mendapatkan informasi tentang dugaan mobilisasi pemilih secara ilegal dengan modus pemilih pindah TPS di Dramaga, Bogor, Jawa Barat," kata Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran Habiburokhman dalam konferensi pers di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (7/2/202). 

Menurut informasi yang diterima TKN, dugaan mobilisasi pemilih ilegal terjadi saat puluhan pemuda mengaku mahasiswa sedang melakukan penelitian dan mau mengajukan pindah TPS, tetapi dokumen yang dilampirkan dinilai janggal. 

Orang yang mengaku mahasiswa tersebut membawa surat tugas penelitian di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sedianya surat keterangan penelitian tersebut harus dibarengi dengan ijin dari Kesbangpol. 

"Mahasiswa tersebut tidak ada surat ijin penelitian dari Kesbangpol. Selain itu surat yang mereka bawa tidak ditandatangani dengan tandatangan basah namun hanya seperti stempel," terang Habiburokhman

 


Minta Bawaslu Turun Tangan

Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman dalam konferensi pers Rabu (7/2/2024) menyampaikan adanya dugaan kecurangan berupa mobilisasi pemilih ilegal di Dramaga, Bogor. (Foto: Istimewa)

Dalam kesempatan ini, Habiburokhman mengapresiasi Panita Pemilihan Kecamatan (PPK) Dramaga yang secara tegas menolak permintaan orang yang mengaku sebagai mahasiswa tersebut. 

"Kami khawatir bahwa mereka sengaja dimobilisasi untuk melakukan pemilihan secara ilegal. Modus mobilisasi pemilih ilegal ini sangat bahaya karena akan menggelumbungkan jumlah pemilih dan menguntungkan paslon tertentu," katanya. 

Atas temuan dugaan mobilisasi pemilih ilegal ini, Habiburokhman meminta penyelengara pemilu dalam hal ini Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk proaktif menindaklanjutinya. 

"Kami meminta kepada Bawaslu dan Sentra Gakumdu untuk proaktif mengusut dugaan mobilisasi pemilih ilegal ini. Hal ini penting agar legitimasi Pemilu ini tetap dapat dijaga," kata Habiburokhman memungkasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya