Alasan Hyundai Tetap Pilih Baterai Nikel Dibanding LFP

Hyundai Motors Indonesia (HMID) masih setia menggunakan baterai jenis NMC

oleh Arief Aszhari diperbarui 08 Feb 2024, 20:14 WIB
Hyundai Motor Group resmi memulai pembangunan pabrik Hyundai Energy Indonesia (HEI) di Cikarang yang fokus memproduksi baterai kendaraan listrik. (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pabrikan otomotif dunia kini mulai beralih menggunakan baterai jenis Lithium Ferro Phosphate (LFP), dari Nikel Manganese Cobalt (NMC). Alasannya, baterai jenis LFP diklaim lebih murah, dan aman dibanding NMC.

Namun, salah satu pabrikan mobil listrik yang beroperasi di Tanah Air, Hyundai Motors Indonesia (HMID) masih setia menggunakan baterai jenis NMC.

Dijelaskan Presiden Direktur PT HMID, Woojune Cha, Hyundai secara global memang akan tetap menggunakan baterai jenis NMC. Pasalnya, pabrikan asal Korea Selatan ini masih menilai kualitas baterai jenis NMC masih memiliki kualitas yang lebih baik dibanding jenis lainnya.

"As a group, Hyundai Motor Company tetap fokus ke baterai NMC, karena dari segi kualitas lebih baik, jarak tempuh lebih baik. Apalagi, jika berbicara pemakaian setelahnya," jelas Cha, saat Hyundai media gathering, di bilangan Senayan, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Lanjut Cha, baterai berbahan nikel memang lebih tahan lama dalam hal penyimpanan daya listrik. Selain itu, untuk proses daur ulang, baterai nikel juga sudah bisa dilakukan jika memang tak lagi digunakan untuk mobil listrik.

"Baterai LFP tak bisa di-reuse materialnya setelah digunakan, sedangkan untuk NMC masih bisa digunakan lagi," tegas Cha.

Sementara itu, Hyundai sendiri memang tengah menyiapkan pabrik baterai di Indonesia. Pusat produksi baterai milik merek Negeri Ginseng ini akan berada di dua tempat berbeda, dengan fokus yang berbeda juga.


Pabrik Baterai Hyundai

Pabrik yang berada di Karawang, Jawa Barat, Hyundai fokus memproduksi baterai cell yang dibantu oleh LG Electronic Solution dalam pembuatannya.

Kemudian pada pabriknya yang berada di Cikarang, Jawa Barat, ditugaskan untuk mengolah baterai cell hasil produksi dari pabriknya di Karawang itu menjadi baterai pack dan Battery Management System (BMS).

Fransiscus Soerjopranoto, Chief Operating Officer dari PT Hyundai Motor Indonesia mengatakan pabrik ini akan mulai beroperasi pada April 2024.

"Di bulan April 2024 itu kita akan start untuk produksi baterai, kapasitasnya juga ga tanggung tanggung, 150 ribu baterai, dan itu fasilitasnya ada di Karawang, itu menjadi pabrik baterai cell, lalu kita akan bawa ke Cikarang untuk menjadi battery pack dan battery management system (BMS)," tukas pria yang akrab disapa Frans ini, dalam kesempatan yang berbeda.

 


Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia

Banner Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya