Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan hiburan asal Amerika Serikat (AS), Warner Music mengungkapkan akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 600 karyawan, atau sekitar 10 persen dari tenaga kerjanya. Hal ini terungkap dalam pengajuan yang dilakukan oleh perusahaan pada Rabu 7Februari 2024 waktu setempat.
Mengutip CNBC International, Kamis (8/2/2024) Warner Music mengatakan bahwa PHK tersebut merupakan bagian dari rencana restrukturisasi yang lebih luas yang bertujuan untuk menghemat biaya. untuk berinvestasi pada lebih banyak musik dan mempercepat pertumbuhan perusahaan untuk dekade berikutnya.
Advertisement
PHK ini diperkirakan akan mengurangi biaya hingga USD 200 juta atau sekitar Rp 3,1 triliun bagi perusahaan pada akhir tahun fiskal 2025. Mayoritas pemotongan biaya akan dialokasikan untuk meningkatkan investasi pada unit musik inti dan teknologi baru Warner Music.
Menurut pengajuan tersebut, PHK akan terdampak pada pada karyawan di tim bisnis penjualan iklan internal dan berbagai fungsi pendukung lainnya. Perusahaan memperkirakan akan menyelesaikan pembayaran pesangon sebesar USD 85 juta atau Rp. 1,5 triliun pada akhir tahun 2026.
PHK Spotify
Diwartakan sebelumnya, platform streaming musik berbayar Spotify juga melakukan PHK terhadap sekitar 1.500 karyawannya.
Serupa dengan Warner Music, PHK massal dilakukan dalam upaya platform tersebut mengurangi biaya. Ini menandai PHK putaran ketiga di Spotify tahun ini.
"Pertumbuhan ekonomi melambat secara dramatis dan modal menjadi lebih mahal. Spotify tidak terkecuali dalam kenyataan ini," kata CEO Spotify Daniel Ek dalam surat kepada staf yang diposting di situs web perusahaan, dikutip dari CNN.
Daniel Ek menjelaskan, perubahan yang dilakukan Spotify bertujuan untuk menjadikan perusahaan lebih efisien, mengembalikan Spotify ke akar startup setelah perekrutan besar-besaran dan belanja besar-besaran yang membantunya memperoleh puluhan juta pelanggan, namun tidak menguntungkan secara konsisten.
Daniel Ek juga menyebut, perusahaannya telah memperdebatkan pengurangan jumlah pekerja pada tahun depan dan 2025.
Perusahaan AS PHK 82.307 Pekerja di Januari 2024, Terbanyak di Sektor Keuangan dan Teknologi
Sebelumnya, Amerika Serikat mencatat kenaikan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ke level tertinggi dalam 10 bulan, ketika pengusaha di sektor keuangan dan teknologi meluncurkan upaya restrukturisasi.
Mengutip Market Screener, Jumat (2/2/2024) perusahaan di AS tercatat mengalami total 82.307 PHK pada Januari 2024, melonjak 136 persen dari 34.817 yang tercatat pada bulan Desember 2023, menurut data yang dirilis oleh Challenger, Gray & Christmas, yang membantu perusahaan dalam proses pelepasan karyawan.
Itu merupakan total PHK bulanan tertinggi di AS sejak Maret 2023.
Tetapi secara tahunan, PHK yang diumumkan secara keseluruhan turun 20 persen dari Januari 2023.
Pengusaha di industri keuangan AS mengumumkan 23.238 PHK, lebih dari dua kali lipat jumlahnya dibandingkan tahun sebelumnya.
"Ini juga merupakan tahun pemilihan umum, dan perusahaan-perusahaan mulai merencanakan potensi perubahan kebijakan yang mungkin berdampak pada industri mereka. Namun, PHK ini juga didorong oleh tren ekonomi yang lebih luas dan pergeseran strategis menuju peningkatan otomatisasi dan adopsi AI di berbagai sektor, meskipun pada tahun ini Dalam sebagian besar kasus, perusahaan menganggap pemotongan biaya sebagai penyebab utama PHK," kata Andrew Challenger, wakil presiden senior Challenger, Gray & Christmas, Inc.
Advertisement
PHK Terbanyak
Keuangan dan teknologi menjadi sektor dengan pengumuman PHK terbanyak di AS pada bulan Januari, kata perusahaan itu, dengan perusahaan yang paling sering melakukan restrukturisasi dan penutupan pabrik, unit atau toko sebagai alasan PHK.
Musim pelaporan pendapatan yang dimulai pada bulan Januari juga menunjukkan sejumlah perusahaan mengumumkan PHK, termasuk United Parcel Service yang mengumumkan rencana untuk mengurangi 12.000 karyawan.
Pengurangan lapangan kerja di sektor teknologi juga diumumkan oleh Amazon, Alphabet, dan Microsoft.
Dalam memo yang diterbitkan pada 30 Januari 2024, perusahaan pembayaran digital kelas berat PayPal Holdings Inc. juga mengumumkan PHK terhadap 9 persen tenaga kerja, dengan Presiden dan Chief Executive Officer Alex Chriss mengutip prioritas "menyesuaikan ukuran" perusahaan.