Liputan6.com, Kyiv - Serangan mematikan di Rabu 7 Februari 2024 pagi melanda Kyiv dan sejumlah kota di Ukraina, menewaskan sedikitnya tiga warga sipil.
"Rusia menembakkan rudal jelajah dan balistik serta drone jenis Shahed ke sasaran di seluruh Ukraina, menewaskan sedikitnya tiga warga sipil dan melukai lebih dari 10 orang," kata pihak berwenang Ukraina seperti dikutip dari Al Jazeea, Kamis (8/2/3034).
Advertisement
Rusia menargetkan setidaknya tiga kota besar, menurut militer Ukraina, yang mengatakan pihaknya mencegat 44 drone dan rudal dari 64 yang diluncurkan.
Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan dua orang tewas di ibu kota Ukraina, Kyiv dan satu orang di Mykolaiv di selatan negara itu.
"Serangan besar lainnya terhadap negara kita. Enam wilayah diserang musuh. Semua layanan kami sekarang bekerja untuk mengatasi dampak teror ini," tulisn Zelenskyy di X.
Listrik padam di beberapa bagian Kyiv, kabel tegangan tinggi rusak, dan orang-orang terjebak di bawah reruntuhan, kata presiden Ukraina itu.
Menurut Wali Kota Vitalii Klitschko, 13 orang terluka di Kyiv, termasuk seorang wanita hamil. "Gedung apartemen terbakar di beberapa distrik Kyiv," katanya.
Oleksandr Senkevich, Wali Kota Mykolaiv, mengatakan serangan itu telah merobohkan atap 20 rumah dan merusak pipa gas dan air di kota pelabuhan tersebut, serta menewaskan satu orang.
Di Kharkiv, di timur laut Ukraina, seorang wanita berusia 52 tahun mengalami luka ringan akibat serangan rudal S-300, menurut gubernur wilayah tersebut, Oleh Syniehubov.
Rudal menghantam hingga wilayah Lviv di Ukraina barat, tempat terjadinya kebakaran, ungkap pihak berwenang Ukraina.
Kunjungan Borrell
Serangan di Kyiv mengakibatkan Josep Borrell, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa berlindung ke tempat perlindungan serangan udara di hotelnya, kantor berita AFP melaporkan.
Borrell berkunjung untuk menggarisbawahi "dukungan tak tergoyahkan" blok tersebut terhadap Ukraina ketika perang mendekati tahun ketiga.
Adapun ke-27 negara Uni Eropa menyetujui paket bantuan tambahan sebesar 50 miliar euro ($54 miliar) untuk Ukraina pekan lalu. Bantuan Barat sangat dibutuhkan oleh Ukraina, yang sedang berjuang dengan kekurangan amunisi dan personel.
Meskipun garis depan sepanjang 1.500 km (900 mil) hampir tidak bergerak dalam beberapa bulan terakhir, pasukan Rusia memiliki keunggulan dalam hal persediaan rudal dan amunisi artileri yang digunakan untuk serangan jarak jauh.
Advertisement
Pola Serangan Rudal Rusia: Target Warga Sipil dan Infrastruktur Penting
Serangan terbaru ini mengikuti pola serangan yang menargetkan warga sipil dan infrastruktur penting.
Vadym Filashkin, gubernur wilayah Donetsk timur Ukraina, mengatakan Rusia menembakkan antara 1.500 dan 2.500 peluru dan rudal ke wilayah tersebut setiap hari.
Vadym Filashkin mengatakan Rusia telah menjatuhkan 200 bom udara berpemandu di garis depan Kota Avdiivka selama sebulan terakhir dan "menghancurkan sepenuhnya". Populasi kota tersebut telah menurun dari 32.000 sebelum perang menjadi kurang dari 1.000, menurut pejabat setempat.
Ukraina Klaim Tembak Kapal Rudal Rusia 3 Kali di Laut Hitam, Armada Moskow Lalu Tenggelam
Sementara sebelumnya, pasukan Ukraina mengklaim mereka telah menghancurkan kapal rudal Rusia dari Armada Laut Hitam dalam operasi khusus di lepas pantai Krimea yang diduduki Rusia.
Ivanovets - sebuah kapal perang kecil - menerima hantaman langsung ke lambung kapal dalam semalam, setelahnya kapal itu tenggelam, kata intelijen militer Ukraina seperti dikutip dari BBC, Kamis (1/2/2024).
Pihak Ukraina konon telah merilis rekaman video yang dimaksudkan untuk menunjukkan momen tumbukan, yang diikuti dengan ledakan besar.
Kendati demikian sejauh ini belum ada kabar mengenai insiden ledakan tersebut dari pihak berwenang Rusia.
Namun, blogger militer Rusia "Voenkor Kotenok" menulis di Telegram bahwa kapal tersebut tenggelam setelah dihantam tiga kali oleh drone angkatan laut Ukraina.
Beberapa fitur yang terlihat di kapal dalam video Ukraina cocok dengan Tarantul, atau Proyek 12411, kelas kapal rudal yang dioperasikan oleh angkatan laut Rusia dan angkatan laut lainnya, milik Ivanovets.
Ini termasuk tata letak tiang dan sensor di atas bangunan atas utama serta kubah radar besar di atas jembatan.
Direktorat Intelijen Utama Ukraina mengatakan kapal itu dihancurkan oleh tentara dari unit khusus "Grup 13" di Danau Donuzlav, sebuah teluk air asin di sisi barat semenanjung Krimea yang menjadi pangkalan angkatan laut.
“Akibat serangkaian hantaman langsung ke lambung kapal, kapal Rusia mengalami kerusakan yang tidak dapat ditoleransi dengan pergerakan lebih lanjut – kapal Ivanovets miring ke buritan dan tenggelam," kata Direktorat Intelijen Utama Ukraina di saluran Telegram.
Operasi pencarian dan penyelamatan Rusia di daerah tersebut tidak berhasil, tambah direktorat tersebut.
Advertisement