Cerita Rombongan Turis Indonesia Menginap di Hotel Vietnam Mirip Rusun Film Pengabdi Setan 2: Liburan Berasa Uji Nyali

Pengalaman horor ini diakui empat turis Indonesia tidak hanya mereka alami di satu hotel di Hanoi, Vietnam.

oleh Asnida Riani diperbarui 08 Feb 2024, 22:00 WIB
Rombongan turis Indonesia cerita menginap di hotel Vietnam mirip rumah susun di film Pengabdi Setan 2. (dok. TikTok @ciknannnnn/https://www.tiktok.com/@ciknannnnn/photo/7330184529979690246)

Liputan6.com, Jakarta - "Liburan berasa uji nyali," begitulah keterangan yang dituliskan pemilik akun TikTok @ciknannnnn saat menceritakan pengalaman liburan ia dan tiga turis Indonesia lainnya di Hanoi, Vietnam, melalui unggahan pada 31 Januari 2024 yang sekarang viral.

Ia menyebut bahwa penampakan hotel yang mereka sewa kamarnya berbeda jauh antara foto dan aslinya. "Kami menyebutnya 'Hotel Kematian,'" tulisnya, seraya menyamakan visual hotel itu dengan rumah susun di film Pengabdi Setan 2.

Lanjut, ia mengatakan bahwa akomodasi itu tidak dilengkapi lift, hanya tangga. "Bayangin harus ngangkat koper beratnya kira-kira 30 kg ke lantai lima dengan naik tangga," kata dia.

Sementara dua orang berjaga di lobi, dua orang lainnya naik untuk memeriksa kamar, karena check-in hotel di sini mandiri, tanpa bantuan receptionist, sebutnya. "Turun-turun, merek berdua (yang habis naik ke kamar), mukanya langsung enggak enak dan bilang ke kami buat buru-buru seret koper, pergi dari situ."

Diceritakan bahwa di sepanjang jalan menuju kamar, mereka mendapati "bercak darah." Mereka akhirnya pindah, karena "enggak mau tidur di situ walau cuma sejam," dan memesan dua unit apartemen beda lantai yang ditiduri dua orang per kamar.

Di tempat baru, mereka awalnya merasa baik-baik saja, tapi lama-kelamaan, masing-masing mengalami "hal enggak enak," menurutnya. Pertama, dua orang mendengar suara dua temannya sedang mengobrol dalam bahasa Indonesia dan tertawa.

"Kirain mereka bakal ngetok kamar karena kami emang janjian keluar, ditungguin, ternyata enggak ada (ketokan)," tulisnya mengeceritakan pengalaman berlibur di Vietnam.


Tidak Berhenti di Situ

Ilustrasi hotel diduga berhantu/https://unsplash.com/Jan Canty

Si pengunggah video melanjutkan ke bagian dua cerita horornya dengan menyebut mereka mengalami sejumlah "gangguan," mulai dari mendengar suara orang berjalan sampai kamar diketuk sampai tiga kali. "Akhirnya kami jam 6 (pagi) pergi ke terminal buat naik bus ke Sapa," katanya.

Tapi ternyata drama hotel mereka tidak sampai itu. Ketika kembali ke Hanoi dari Sapa, ia mengklaim "tertipu" saat pesan hotel. "Hotel kami itu pindah gitu ke cabang di kota lain," sebut dia.

Karena harus mengunggu proses pengembalian dana yang dibantu pihak hotel di Hanoi, mereka tetap berada di sana selama sekitar dua jam. Si pengunggah konten kemudian mengaku ke toilet dan melihat kaki pucat dari sela pintu, tapi tidak menemukan siapa-siapa saat membuka lebar pintu tersebut.

Kepalang takut, ia meminta pindah, jangan memesan kamar di sana setelah berhasil menerima pengembalian dana. Di hotel terakhir, yang mana mereka tidur sekamar berempat, rombongan turis Indonesia ini akhirnya bisa bermalam dengan tenang.

"Walau ada cerita kelamnya, Vietnam tetap worth it dikunjungi gaes," tutupnya.


Cerita Lain Turis Indonesia

Ilustrasi turis Indonesia nyaris didenda di Bandara Melbourne. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)

Cerita yang tidak kalah horor, namun dalam konteks berbeda, sebelumnya datang dari turis Indonesia yang hampir bayar denda sekitar Rp50 juta di Bandara Melbourne, Australia. Melalui unggahan yang kemudian viral, ia memperingatkan sesama pelancong untuk "membaca baik-baik" formulir deklarasi sebelum melewati imigrasi di Negeri Kanguru.

Melalui unggahan TikTok akun @mamaksven, ia berbagi pengalaman saat ia sekeluarga berlibur ke Australia. "Niat mau healing malah bikin kepala pening," tulisnya di keterangan unggahan yang dibagikan pada 29 Januari 2024.

Ia memulai cerita dengan menulis, "Jadi ceritanya pas di pesawat dari Jakarta ke Melbourne, anakku enggak sempat makan makanan pesawat karena dia tidur sepanjang malam. So, akhirnya aku bawa makanan itu dan taruh di bawah stroller, takut dia kelaperan."

"Sampailah kita di Bandara Melbourne dan antre imigrasi. Dengan pintarnya kita tick 'no' di kolom declaration form bagian: are you bringing poultry, meet, eggs, fish? Sama sekali enggak mengira kalau makanan di pesawat itu perlu di-declare karena sudah teruji aman, but surprisingly no."

"Pas ngelewatin imigrasi, anjing polisinya ngendus stroller kita dan mereka nemuin makanan dari pesawat Garuda yang isinya sosis dan sayuran 😭 Dengan entengnya mereka bilang, 'Do you know what you bring? Why you tick no? Can't you read? Sorry you have to pay fine AUD5.000.' Rasanya kepala mau pecah," akunya.


Berusaha Negosiasi

Tourism Australia x Visit Victoria ingin memperkenalkan keseruan kota Melbourne dengan lebih dalam sebagai destinasi wisata di segala musim untuk keluarga. / Foto Adinda Tri Wardhani - Fimela.com.

Turis Indonesia itu kemudian berupaya bernegosiasi, menyebut "tidak sengaja dan tidak tahu." Syukurnya, mereka akhirnya hanya diberi peringatan, namun tetap dicatat di sistem. "Jadi kalau kita ke Australia lagi, dan melakukan sedikit kesalahan di declaration form, kita harus bayar denda itu senilai (Rp)50 juta," sebut dia. "Bersyukur sampai nangis."

Terakhir, ia juga memberitahu pelancong yang mendarat di Australia wajib mendeklarasi bila membawa daging, ikan, telur, seafood, dan makanan yang mengandung bahan-bahan itu. "Wajib tick 'yes,'" tegasnya. Secara general, ia memperingatkan segala barang bawaan yang ditanya dalam form untum diinformasikan secara benar.

Video itu tentu menuai ragam komentar. Beberapa mengaku mengalami nasib serupa. "Aku pernah bawa selai dibuang," kata seorang TikToker, sementara yang lain menulis, "Aku selalu tick yes, even minyak kayu putih kudeclare sebagai obat 😭 mending diperiksa daripada denda dan ditandain bener deh."

Yang lain berbagi cerita bahwa tidak hanya makanan dan minuman yang membuat mereka ditahan pihak imigrasi. "Sumpah 'sepatu kotor' gue disuruh buka, dicek di atas meja muter-muter diliatin dicek luamaaaa banget sampe gue boarding mepet. Dia takut ada 'seed,'" kata seorang warganet.

Wisata urban adalah wisata yang menjadikan ruang-ruang publik kota dan pengalaman hidup di perkotaan sebagai atraksi utama. (Dok: Liputan6.com/Trisyani)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya