Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meniadakan penerapan ganjil genap pada 8-9 Februari 2024. Kebijakan ini berlaku sehubungan dengan libur nasional Isra Miraj Nabi Muhammad SAW dan cuti bersama Tahun Baru Imlek 2024.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan, ketentuan ini dimuat dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 855 Tahun 2023, Nomor 3 Tahun 2023, Nomor 4 Tahun 2023 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024.
Advertisement
"Ketentuan ini juga berdasarkan pada Pergub 88 Tahun 2019 pasal 3, bahwa pembatasan lalu lintas dengan sistem ganjil genap tidak diberlakukan pada hari Sabtu, Minggu dan Hari Libur Nasional yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden," kata Syafrin dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (9/2/2024).
Menurut Syafrin, Pemprov DKI Jakarta memberikan kesempatan kepada warga ibu kota untuk menikmati masa libur sekolah dengan melewati ruas jalan tanpa ganjil genap.
Syafrin berharap kebijakan ini juga dapat meningkatkan kunjungan pariwisata guna mendorong pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta.
Meski begitu, para pengguna jalan diminta untuk tetap berhati-hati serta mematuhi aturan lalu lintas di hari libur nasional.
"Diimbau kepada para pengguna jalan agar dapat mematuhi rambu-rambu lalu lintas, petunjuk petugas di lapangan serta mengutamakan keselamatan di jalan," kata Syafrin.
Puan: Isra Mikraj Dapat Dijadikan Momentum Pemerintah Memperbaiki Diri
Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak masyarakat untuk menjadikan momen peringatan Isra Mikraj 1445 Hijriah sebagai momentum untuk memaknai dan meningkatkan persatuan bangsa
Menurutnya peringatan mukjizat di mana Nabi Muhammad SAW menerima perintah shalat lima waktu secara langsung dari Allah SWT itu dapat dijadikan sebagai pengingat bagi Indonesia untuk meningkatkan kualitas sebagai bangsa teladan.
"Isra Mikraj 2024 dapat menjadi momentum untuk meningkatkan persatuan bangsa. Sebagai Negara Ketuhanan, Indonesia harus bisa menjadi bangsa teladan. Bangsa teladan adalah bangsa yang lebih baik, toleran, dan cinta damai,” kata Puan dikutip dari Antara, Kamis (8/2/2024).
Dia pun mengingatkan pemerintah untuk menjadikan peringatan peristiwa besar bagi umat Islam tersebut sebagai momentum mewujudkan Indonesia untuk menjadi lebih baik, khususnya dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan.
“Momen Isra Mikraj juga hendaknya dapat dijadikan sebagai momentum bagi pemerintah untuk memperbaiki diri dan semakin lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan untuk rakyat," kata dia.
Dia menyebut hubungan antara umat Islam dengan Allah merupakan kewajiban yang bersifat personal. Di samping itu, menurutnya hubungan antarsesama manusia perlu dilakukan secara bersamaan antarumat.
Menurutnya, rasa perdamaian dan toleransi pun menjadi penting di tahun politik ini. Dia berharap semua pemangku kebijakan pun dapat bergotong royong dalam mewujudkan pemilu yang kondusif, dan menghindari adanya perpecahan.
“Tentunya untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan kerja sama semua pihak, termasuk dari masyarakat itu sendiri. Dan tentunya integritas serta komitmen dari penyelenggara pemilu, Pemerintah, dan pihak keamanan demi menjaga demokrasi Indonesia yang berkualitas,” kata dia.
Advertisement
Jaga Keutuhan Bangsa
Untuk itu, peringatan Isra Mikraj 27 Rajab 1445 H yang berdekatan dengan pelaksanaan Pemilu 2024 pun diharapkan menjadi pengingat bagi semua elemen bangsa, khususnya umat Muslim, terutama dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara.
"Dalam momentum yang mulia ini, mari kita tetap menjaga bangsa dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Meski ada perbedaan, tetap prioritaskan kerukunan dan persatuan. Mari kita tingkatkan kualitas demokrasi Indonesia dengan sikap yang kompeten dan terhormat,” kata dia.