Liputan6.com, Jakarta Calon Presiden Nomor Urut 1 Anies Baswedan menyinggung soal pembagian bantuan sosial (bansos) yang dilakukan sekaligus atau dirapel menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Menurutnya, pembagian bansos seharusnya dilakukan sesuai kebutuhan target penerima.
Merespons itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkap alasan bansos, termasuk bantuan pangan diberikan sekaligus. Menurutnya, langkah ini dilakukan dengan menimbang situasi dan kondisi serta tantangan geografis di beberapa wilayah Indonesia.
Advertisement
“Kemudian ada beberapa lokasi bantuan pangan yang di rapel, ini saya jelaskan kenapa demikian. Di rapel itu misalnya terhadap daerah rentan konflik dan sulit dijangkau, misalnya di Papua Tengah. Demi efisiensi, kita harus gabungkan pengirimannya, toh beras pun masih bisa bertahan antara 4 sampai 6 bulan,” ujar Arief dalam keterangannya, dikutip Sabtu (9/2/2024).
Dia menjelaskan, bansos dirapel berikan hanya pada kondisi-kondisi tertentu. Tujuannya, meningkatkan efisiensi penyaluran ke daerah-daerah yang terbilang sulit akses penyalurannya.
“Jadi dalam kondisi tertentu, itu terkadang dijadikan satu, misalnya dari Timika. Itu dinaikkan pakai pesawat kecil, pakai karavan, kemudian terbang itu sekaligus. Kalau tidak begitu, akan sangat tidak efisien," ungkapnya.
"Kita maklumi ada beberapa hal di lapangan punya tingkat kesulitan yang tinggi, tapi masyarakat disana juga harus kita berikan. Jadi bukan karena misalnya ada Pemilu dibagi semuanya, tiga kali lipat begitu, tidak demikian. Kita mesti objektif memandangnya," sambung Arief.
Realisasi Bantuan Pangan
Informasi, realisasi bantuan pangan beras sampai 7 Februari, telah mencapai 185.335.590 kg. Adapun pagu alokasi CBP untuk penyaluran di 2 bulan pertama tahun ini adalah 440.081.540 kg dengan target sasaran penerima 22.004.077 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang terdiri dari kelompok desil 1 dengan jumlah 6.878.649 keluarga, desil 2 terdapat 7.474.796 keluarga, dan desil 3 sebanyak 7.650.632 keluarga.
Alasan Ada Bantuan Beras
Lebih lanjut, Arief mengungkapkan alasan pemerintah memberikan bantuan pangan beras. Dia bilang beras memegang andil yang signifikan dalam menjaga inflasi agar tetap stabil dan melandai pada angka 2,57 persen di Januari 2024.
"Kenapa juga beras ini harus diberikan kepada masyarakat kecil karena harga beras ini relatif tinggi dan salah satu yang bisa menjaga inflasi kita 2,57 persen adalah bantuan pangan beras ini. Seperti diketahui, bulan Januari dan Februari ini kan kita belum panen maksimal karena El Nino," kata dia.
"Itu dua bulan di tahun lalu itu dampaknya sampai hari ini, jadi karena keterlambatan kita menanam, karena tidak ada air, maka di Januari dan Februari itu kita defisit beras sekitar 2,8 juta ton," pungkas Mantan Direktur Utama ID Food ini.
Advertisement
Setop Penyaluran Bantuan Pangan Hingga Pemilu 2024
Diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan pemerintah resmi menghentikan sementara penyaluran Bantuan Pangan Beras. Ini dilakukan mulai 8-14 Februari 2024, saat Pemilihat Umum Presiden (Pilpres) pekan depan.
Arief mengatakan, hal ini guna menjaga pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang. Diketahui, persoalan bantuan atau bansos tengah menjadi sorotan belakangan ini.
“Jadi, hari ini tanggal 8 Februari kita pastikan penyaluran bantuan pangan beras dihentikan sementara untuk mendukung proses demokrasi yang akan berlangsung pada 14 Februari mendatang. Ini komitmen kita bersama untuk memastikan Pemilu berlangsung secara tenang, baik, dan lancar," ujar Arief dalam keterangannya, dikutip Jumat (9/2/2024).
Dia mengatakan penyaluran bantuan pangan itu akan dilanjutkan pada 15 Februari 2024 usai Pemilu berlangsung. Diapun meminta maaf kepada masyarakat yang belum menerimanya.
“Saya atas nama pemerintah, tentunya Badan Pangan Nasional, memohon maaf kepada saudara-saudara penerima bantuan pangan beras, ini kita hold sementara dulu, dari 8 Februari sampai dengan 14 Februari. Nanti di 15 Februari, bisa kita mulai lagi bantuan pangan beras ini,” sambungnya.