Pelaminan Sudah Rampung Didekor, Pesta Pernikahan Batal karena Banjir Demak

Banjir Demak yang telah dilaporkan sejak beberapa hari lalu telah berdampak pada sejumlah hal, termasuk salah satu pesta pernikahan.

oleh Asnida Riani diperbarui 10 Feb 2024, 14:30 WIB
Pesta pernikahan batal karena banjir Demak. (dok. TikTok @ahmadteguhkurniawan1/https://www.tiktok.com/@ahmadteguhkurniawan1/video/7333445981897264389)

Liputan6.com, Jakarta - Banjir Demak yang telah dilaporkan sejak beberapa hari lalu telah berdampak pada sejumlah hal, termasuk salah satu pesta pernikahan. Dari rekaman yang diunggah ke dunia maya dan jadi viral, genangan air banjir di lokasi pernikahan tampak hampir sedada orang dewasa.

"Mau acara pernikahan malah kena musibah banjir lur," tulis akun TikTok @ahmadteguhkurniawan1 di unggahan yang dibagikan Kamis, 8 Februari 2024. Rekaman berdurasi 30 detik itu memperlihatkan tenda pernikahan yang masih berdiri walau tiang-tiangnya sudah terendam banjir.

Tampak pula panggung tempat beragam alat pengeras suara diungsikan. Di ujung, ada pelaminan yang tampaknya sudah rampung didekor, lengkap dengan latar belakang dan hiasan bunga di sana-sini. Kursi untuk pasangan pengantin dan orangtua pun terlihat sudah tertata.

Video itu juga memperlihatkan beberapa meja katering, yang semula akan menjamu tamu undangan dengan berbagai sajian khas, terendam banjir. Di klip, tampak sejumlah orang beberes sambil memastikan barang mana saja yang masih bisa diselamatkan dari rendaman air banjir.

Rekaman yang sudah mengumpulkan lebih dari dua juta penanyangan saat artikel ini ditulis mengundang berbagai komentar. Sebagian besar warganet mengungkap keprihatinan atas kejadian terduga yang melanda kedua calon pengantin dan keluarga.

Tidak sedikit pula yang mendoakan calon manten dan keluarga. "Nanti pasti diganti sama yang lebih kak. Sabar ya," kata salah satunya menyemangati.


Tarik Simpati Warganet

Pesta pernikahan batal karena banjir Demak. (dok. TikTok @ahmadteguhkurniawan1/https://www.tiktok.com/@ahmadteguhkurniawan1/video/7333445981897264389)

Ada juga yang berkomentar, "Ya ampun cobaannya mau ibadah. Musibah emang gak kenal tanggal." "Gak cuma keluarga, semoga semua vendor pernikahannya rezekinya diganti yang lebih banyak. Pasti ada hikmahnya," kata pengguna berbeda.

Banjir yang melanda Kabupaten Demak, Jawa Tengah telah mengakibatkan 8.170 orang mengungsi, lapor Tim Regional Liputan6.com per 9 Februari 2024. Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Demak M Agus Nugroho Luhur, mengatakan, jumlah pengungsi itu merujuk data yang tercatat pada Kamis malam, 8 Februari 2024.

Agus mengatakan, jumlah pengungsi sudah termasuk warga di Kecamatan Karanganyar yang juga terdampak banjir menyusul jebolnya tanggul Sungai Wulan dan Sungai Jratun. Ribuan pengungsi banjir Demak itu ada yang menempati tempat ibadah, balai desa, dan sekolah.

Pengungsi terbanyak ada di Desa Kedungwaru Lor yang mencapai 4.500 jiwa, disusul Desa Undaan Kidul mencapai 2.569 orang, sedangkan tempat lain jumlah pengungsinya bervariasi. Agus mengungkap, tanggul Sungai Jratun jebol karena debit air yang tinggi.

Kondisi itu menyebabkan tanggul di Desa Tambirejo, Kecamatan Gajah jebol. Sementara tanggul Sungai Wulan yang jebol, kata dia, terjadi di dua titik di Dukuh Norowito.

 


Banjir Akibat Tanggul Jebol

Ilustrasi banjir Demak. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Jebolnya tanggul Sungai Wulan dan Jratun mengakibatkan empat desa di Kecamatan Karanganyar terdampak banjir. Keempatnya adalah Desa Ketanjung, Desa Karanganyar, Desa Undaan Lor, dan Desa Ngemplik Wetan dengan jumlah rumah terdampak mencapai 1.350.

"Kami masih melakukan pendataan di Kecamatan Karanganyar karena data yang masuk baru dari dua desa," sebut Agus.

Rofiatun, seorang warga Desa Kalianyar, Kecamatan Wonosalam, mengaku terpaksa mengungsi ke musala terdekat, mengingat rumahnya kebanjiran hingga setinggi lutut yang disebabkan jebolnya tanggul Sungai Tuntang sejak Selasa sore, 6 Februari 2024.

Disebutkan bahwa total wilayah terdampak banjir sebanyak 30 desa yang tersebar di tujuh kecamatan. Jumlah keluarga terdampak peristiwa ini mencapai 16.389 keluarga yang terdiri dari 63.465 jiwa. Ratusan hektare areal pertanian pun terendam air banjir.

Banjir yang terjadi di Kecamatan Karanganyar juga mengakibatkan akses Jalan Pantura Timur Demak-Kudus terputus karena tergenang banjir dengan kedalaman mencapai 140-an centimeter.


Diungsikan karena Tingginya Air Banjir

Personel Polres Kudus, TNI, BPBD dan instansi terkait serta relawan membantu proses evakuasi warga Karanganyar di barak pengungsian di perbatasan Kudus dan Demak. (Liputan6.com/Arief Pramono)

Ketinggian banjir yang hampir dua meter membuat ribuan warga di empat kecamatan: Karangawen, Kebonagung, Wonosal dan Karangtengah, dievakuasi ke Kudus dan Demak, lapor Tim Regional Liputan6.com per Sabtu (10/2/2024). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak mengaku masih melakukan asesmen untuk memperbarui data banjir.

Banjir terus meluas di wilayah Demak akibat bertambahnya debit air dari hulu. Bupati Demak Esti'anah telah menyambangi ribuan warganya yang tinggal di sejumlah barak pengungsian. Ia ikut memberi bantuan logistik pada 500-an warga Karanganyar yang mengungsi di Kudus.

Ratusan warga Karanganyar, yang kebetulan berada dekat dengan perbatasan Kudus, tinggal sementara di tiga lokasi barak pengungsian yang didirikan Polres Kudus dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Dalam dua kali kunjungan dalam sehari, Esti'anah membagikan makanan cepat saji, selimut, dan pakaian pada warganya yang mengungsi di posko Jembatan Tanggulangin Kudus. Pemkab Demak juga menempatkan tim kesehatan dan dapur umum untuk digunakan warganya selama tinggal di pengungsian.

Infografis Jakarta hingga Papua Terancam Banjir Rob dan Gelombang Tinggi. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya