Liputan6.com, Tel Aviv - Pemasok ganja asal Maroko menolak menjual barang haram itu ke pedagang Israel sebagai bentuk protes mereka terhadap perang di Jalur Gaza. Demikian menurut laporan media Israel pada Jumat (9/2/2024).
Melansir Middle East Eye, Senin (11/2), situs berita Israel, Mako, mengutip beberapa pengedar narkoba Israel yang mengeluhkan penurunan perdagangan.
Advertisement
"Pengedar ganja di Maroko tidak bersedia menjual lebih banyak ganja kepada kami baik secara langsung maupun melalui perantara," kata salah satu pedagang.
"Mereka memutuskan bahwa karena perang mereka memboikot kami. Sejak perang, kami telah kehilangan banyak uang. Setidaknya puluhan juta shekel."
Media itu juga mengutip seorang pedagang ganja Maroko yang mengatakan bahwa mereka menolak menjualnya kepada Israel karena perang Hamas Vs Israel yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023.
"Mengapa orang Israel bisa mencari nafkah dengan menjual ganja Maroko ketika saudara-saudara kita di Palestina menderita kelaparan dan hidup dalam kondisi yang tidak manusiawi" kata pemasok ganja yang berbasis di Pegunungan Rif, pusat penanaman ganja.
"Belilah di tempat lain. Kami tidak lagi menjual ganja kepada orang Israel - sebelum perang, kami berbisnis di sini dengan orang Israel ... para pedagang datang ke sini dan menghasilkan banyak uang, sekarang beginilah akhirnya."
Punya Kualitas Sangat Tinggi
Menurut laporan yang sama, pihak berwenang Maroko sering menutup mata terhadap ekspor ganja ke luar negeri, dengan imbalan suap.
"Terdapat beberapa ratus kilogram ganja Maroko yang sampai ke Israel," kata seorang pedagang Israel yang berbasis di Maroko kepada Mako, mengacu pada penjualan sebelum boikot.
"Harga satu kilogram ganja Maroko bisa mencapai 300.000 shekel di Israel. Permintaan akan bahan ini di Israel sangat besar karena kualitasnya sangat tinggi, bersih, dan kuat."
Laporan tersebut menyatakan bahwa sebelum perang pecah di Jalur Gaza, para pedagang Israel yang beroperasi di Maroko menyelundupkan ganja menggunakan koper yang dimuat ke dalam mobil dan feri dari Tangier ke Spanyol, yang kemudian akan didistribusikan lebih jauh.
Advertisement
Normalisasi Hubungan Maroko-Israel
Puluhan ribu warga Maroko memprotes serangan Israel ke Jalur Gaza, yang mengakibatkan lebih dari 28.000 warga Palestina terbunuh, di mana sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Maroko menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020, dalam kesepakatan yang ditengahi oleh Amerika Serikat (AS) saat dipimpin Donald Trump. Sebagai imbalannya, AS secara sepihak mengakui klaim kedaulatan Maroko atas wilayah Sahara Barat yang disengketakan.
Kedua negara belum menyelesaikan proses pendirian kedutaan penuh di negara masing-masing, namun Maroko dan Israel telah melakukan upaya lebih dekat sejak normalisasi, termasuk dengan menandatangani pakta kerja sama pertahanan.