Liputan6.com, Bandung - Informasi soal penyakit kanker yang tersebar di media massa maupun media sosial saat ini kerap ditemui secara mudah. Bermunculannya informasi soal kanker ini mudah-mudahan meningkatkan kesadaran masyarakat soal pentingnya menjaga kesehatan.
Namun secara keseluruhan, terdapat 10 jenis kanker yang pada umumnya ditemui oleh petugas ahli medis. Berikut adalah beberapa jenis kanker yang umum terjadi:
Advertisement
1. Kanker Payudara: Kanker yang terjadi pada jaringan payudara. Pemeriksaan payudara secara rutin dan deteksi dini sangat penting.
2. Kanker Paru-paru: Terutama disebabkan oleh merokok dan paparan zat berbahaya. Gejalanya termasuk batuk kronis, sesak napas, dan nyeri dada.
3. Kanker Kolorektal (Usus Besar): Melibatkan usus besar dan rektum. Deteksi dini melalui kolonoskopi sangat penting.
4. Kanker Prostat: Kanker yang memengaruhi kelenjar prostat pada pria. Pemeriksaan PSA (antigen spesifik prostat) digunakan untuk deteksi dini.
5. Kanker Rahim (Serviks): Terutama disebabkan oleh infeksi HPV. Pemeriksaan Pap smear penting untuk deteksi dini.
6. Kanker Kulit (Melanoma): Terjadi pada sel-sel kulit dan seringkali terkait dengan paparan sinar matahari berlebihan.
7. Kanker Hati: Bisa disebabkan oleh hepatitis B atau C. Gejalanya termasuk nyeri perut, kelelahan, dan penurunan berat badan.
8. Kanker Ginjal: Terjadi pada ginjal. Gejalanya termasuk darah dalam urin dan nyeri pinggang.
9. Kanker Ovarium: Terjadi pada indung telur wanita. Deteksi dini sulit, tetapi perhatikan gejala seperti perut kembung dan nyeri panggul.
10. Kanker Leher dan Kepala: Termasuk kanker mulut, tenggorokan, dan kelenjar ludah. Merokok dan alkohol adalah faktor risiko.
Untuk mengetahui didalam tubuh kita terdapat gejala kanker, deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Jika Anda memiliki gejala atau faktor risiko, segera konsultasikan dengan dokter.
Menurut penjelasan dr. Pittara di laman Alo Dokter, kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh.
Pertumbuhan sel abnormal ini dapat merusak sel normal di sekitarnya dan di bagian tubuh yang lain. Kanker merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di seluruh dunia.
"Kanker sering menyebabkan kematian, karena penyakit ini umumnya tidak menimbulkan gejala pada awal perkembangannya. Akibatnya, kondisi ini baru terdeteksi dan ditangani setelah mencapai stadium lanjut," jelas dr. Pittara dicuplik, Jumat, 9 Februari 2024.
Oleh karena itu lanjut dr. Pittara, melakukan skrining atau cek kesehatan secara berkala agar kanker dapat terdeteksi secara dini.
Sementara untuk mencegahnya, jalani pola hidup sehat, yaitu dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rajin berolahraga, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
Simak Video Pilihan Ini:
Penyebab Kanker
Penyebab utama kanker adalah perubahan (mutasi) genetik pada sel sehingga sel tersebut tumbuh tidak normal.
Sebenarnya, tubuh memiliki mekanisme sendiri untuk menghancurkan sel abnormal ini. Namun, bila mekanisme tersebut gagal, maka sel abnormal akan tumbuh secara tidak terkendali.
Faktor yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker berbeda-beda, tergantung pada jenis kankernya. Meski demikian, tidak ada jenis kanker yang spesifik hanya dipicu oleh satu faktor.
Faktor yang diduga berisiko menyebabkan mutasi genetik pada sel-sel normal dan kegagalan tubuh untuk memperbaikinya antara lain:
- Riwayat penyakit kanker dalam keluarga.
- Usia di atas 65 tahun, meski sebagian jenis kanker lebih banyak terjadi pada anak-anak.
- Kebiasaan merokok.
- Parapan radiasi, zat kimia (seperti asbes atau benzene), atau sinar matahari.
- Infeksi virus, seperti hepatitis B, hepatitis C, dan HPV.
- Paparan hormon dalam kadar tinggi atau jangka panjang.
- Obesitas.
- Kurang banyak bergerak dan tidak rutin berolahraga.
- Penyakit yang menyebabkan peradangan jangka panjang, seperti kolitis ulseratif.
- Daya tahan tubuh menurun, misalnya akibat menderita HIV/AIDS. Gejala Kanker
Gejala yang timbul akibat kanker juga bervariasi, tergantung pada jenis kanker dan organ tubuh yang terkena. Beberapa keluhan yang sering dialami penderita kanker adalah:
- Muncul benjolan.
- Nyeri di salah satu bagian tubuh.
- Pucat, lemas, dan cepat lelah.
- Berat badan turun secara drastis.
- Gangguan buang air besar atau buang air kecil.
- Batuk kronis.
- Memar dan perdarahan secara spontan.
- Demam yang terus berulang.
Advertisement
Pencegahan Kanker
Pada tahun 2014, lebih dari 1,5 juta orang Indonesia meninggal karena penyakit kanker. Di Indonesia, jenis kanker yang menyebabkan kematian terbanyak pada pria adalah kanker paru-paru, sedangkan jenis kanker penyebab kematian terbanyak pada wanita adalah kanker payudara.
Oleh karena itu, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menggalakkan program perilaku CERDIK untuk mencegah kanker. Berikut adalah ini adalah kepanjangan dari CERDIK:
- Cek kesehatan secara berkala.
- Konsultasikan dengan dokter mengenai perlunya tes skrining kanker berdasarkan faktor risiko yang Anda miliki.
- Enyahkan asap rokok.
- Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai jenis kanker, terutama kanker paru-paru.
- Rajin aktivitas fisik
- Rutin berolahraga selama setidaknya 30 menit setiap harinya.
- Diet sehat dengan kalori seimbang.
- Perbanyak makan buah-buahan, sayuran, biji-bijian (misalnya gandum), dan makanan yang kaya akan protein.
- Istirahat yang cukup.
- Kurang tidur dapat meningkatkan risiko terkena kanker.
- Kelola stres.
- Stres berlebihan dan berkepanjangan dapat menyebabkan munculnya kanker.
Di samping CERDIK, ada beberapa hal lain yang juga perlu Anda lakukan untuk mencegah kanker, yaitu:
- Hindari paparan sinar matahari berlebih.
- Paparan sinar ultraviolet dari matahari dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit. Oleh sebab itu, gunakanlah pakaian tertutup saat beraktivitas di luar ruangan.
- Gunakan masker di tempat yang penuh polusi udara.
- Asap kendaraan bermotor, asap pabrik, asap pembakaran sampah, asap rokok, serta debu asbes dapat menyebabkan kanker.
- Hentikan konsumsi minuman beralkohol.
- Jika Anda gemar mengonsumsi minuman beralkohol, mulailah untuk menghentikan kebiasaan tersebut, karena alkohol dapat memicu kanker.
- Lakukan vaksinasi.
- Ada dua jenis kanker yang dapat dicegah dengan vaksinasi, yaitu kanker hati melalui vaksin hepatitis B dan kanker serviks dengan vaksin HPV.
Pemeriksaan ke Dokter
Lakukan skrining dan pemeriksaan rutin ke dokter jika Anda memiliki faktor risiko terkena kanker, misalnya memiliki keluarga yang pernah terserang kanker, atau sering bergonta-ganti pasangan seksual tanpa menggunakan kondom.
Anda juga perlu memeriksakan diri ke dokter bila mengalami gejala kanker, seperti munculnya benjolan di tubuh, berat badan turun secara drastis, atau batuk kronis. Deteksi dini kanker dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan.
Penderita kanker perlu menjalani pengobatan dari dokter onkologi. Selanjutnya, akan dilakukan pemeriksaan rutin untuk melihat apakah pengobatan yang diberikan efektif.
Jika kondisi pasien sudah membaik dan kanker dinyatakan sembuh, pasien masih tetap perlu memeriksakan kondisinya ke dokter secara berkala. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan bahwa kankernya tidak kambuh.
Penderita yang kankernya sudah tidak bisa disembuhkan juga perlu berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat memberikan pengobatan untuk memperlambat perkembangan kanker dan meredakan keluhan. Pengobatan tersebut dinamakan pengobatan paliatif.
Diagnosis dan Stadium KankerUntuk mendiagnosis kanker, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan menjalankan pemeriksaan fisik.
Setelah itu, ada beberapa tes tambahan yang akan dilakukan dokter untuk memastikan diagnosa kanker, yaitu:
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium, seperti tes darah dan urine, dapat dilakukan untuk memeriksa kelainan dalam tubuh. Dokter juga bisa melakukan pemeriksaan tumor marker untuk mendeteksi kanker.
Pemindaian
Tes ini dapat berupa pemeriksaan Rontgen, USG, CT scan, MRI, atau PET scan, untuk melihat kondisi organ yang bermasalah.
Biopsi
Pada prosedur ini, dokter akan mengambil sampel jaringan tubuh pasien yang diduga terserang Biopsi merupakan pemeriksaan yang paling akurat untuk menentukan apakah pasien terkena kanker atau tidak.
Berdasarkan hasil pemeriksaan di atas, dokter kemudian akan menentukan tingkat keparahan (stadium) kanker.
Secara umum, tingkatan kanker dibagi menjadi stadium 1, 2, 3, dan 4. Makin tinggi stadium kanker, gejala penyakitnya akan makin parah dan kemungkinannya untuk sembuh makin kecil.
Tinggi rendahnya stadium kanker akan ditentukan berdasarkan ukuran kanker, ada tidaknya penyebaran kanker ke kelenjar getah bening di sekitarnya, dan seberapa jauh penyebaran kanker ke organ lain.
Advertisement
Pengobatan Kanker
Jenis pengobatan yang akan dipilih dokter tergantung pada beberapa hal, mulai dari jenis kanker, letak kanker, stadium kanker, kondisi kesehatan pasien secara umum, dan keinginan pasien.
Metode pengobatan kanker yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
1. Kemoterapi
Kemoterapi dilakukan dengan memberikan obat-obatan untuk membunuh sel kanker.
2. Operasi
Operasi kanker dilakukan dengan memotong dan mengangkat jaringan kanker.
3. Radioterapi
Radioterapi dilakukan dengan memaparkan sinar radiasi untuk membunuh sel-sel kanker. Radioterapi terdiri dua jenis, yaitu radiasi dari mesin yang berada di luar tubuh (radioterapi eksternal) atau radiasi dari alat implan yang dipasang di dalam tubuh (brakiterapi).
4. Transplantasi Sumsum Tulang
Lewat prosedur ini, sumsum tulang pasien akan diganti dengan sumsum tulang baru dari pendonor agar dapat menghasilkan sel baru yang normal dan bebas kanker.
5. Imunoterapi
Imunoterapi atau terapi biologis bertujuan untuk mengaktifkan sistem imun pasien untuk melawan kanker.
6. Terapi Hormon
Beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara dan kanker prostat, dipicu oleh hormon. Oleh sebab itu, menghambat hormon pemicu tersebut dapat menghentikan pertumbuhan sel kanker.
7. Targeted Drug Therapy
Terapi target dilakukan dengan memberikan obat-obatan yang mampu menghambat mutasi genetik pada sel.
Perlu diketahui bahwa pengobatan kanker di atas dapat menyebabkan berbagai efek samping, salah satunya adalah berkurangnya jumlah sel darah putih sehingga tubuh pasien rentan terkena infeksi.
Maka dari itu, jagalah kondisi kesehatan badan Anda saat beraktifitas maupun waktu istirahatnya. Kesehatan tubuh Anda merupakan investasi masa depan yang tidak dapat digantikan dengan yang lain.
Memang ada berbagai perawatan medis dan kosmetik bagi tubuh jika mengalami gangguan, namun kondisi kesehatan secara alamiah masih merupakan yang terbaik.