Liputan6.com, Jakarta - Harga emas mengalami pergerakan yang sangat dramatis pada awal pekan lalu. Harga emas di pasar spot pada Minggu malam pekan lalu di sempat menyentuh level USD 2.041 per ounce sebelum akhirnya jatuh ke level terendah dihitung secara mingguan di level USD 2.016 per ounce pada Senin pagi.
Sedangkan untuk gerak harga emas dunia pada pekan ini, para analis di Wall Street dan pelaku pasar atau pedagang berada dalam lingkungan yang sama. Keduanya melihat sangat kecil peluang aksi jual yang signifikan dalam beberapa hari mendatang karena pasar mencapai perkiraan konsensus stabil dengan peluang untuk mendapatkan keuntungan.
Advertisement
Presiden Adrian Day Asset Managemen Adrian Day mengatakan, pergerakan harga emas dunia akan terus berlanjut ke sudut pandang positif. “Emas telah mundur setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell menghancurkan ekspektasi penurunan suku bunga jangka pendek,” katanya.
“Sekarang emas dapat menemukan basisnya lagi dan mulai bergerak naik kembali. Awal dari pasar bullish telah ditunda tetapi tidak dibatalkan.” jelas dia dikutip dari Kitco, Senin (12/2/2024).
Sedangkan James Stanley, analis senior di Forex.com, kembali berada pada posisi bullish setelah meragukan potensi emas dalam jangka pendek pada minggu lalu.
“Sejauh ini harga emas terus bergerak positif dan bertahan di atas USD 2.000 dan bahkan ketika Dolar AS mengalami reli dua hari terbesarnya harga emas tetap mampu bertahan,” katanya.
“Jadi struktur bullish tetap ada dan sejauh ini ada pertahanan terhadap struktur tersebut.” tutur dia.
Meski begitu, Stanley yakin tren harga selanjutnya akan didorong oleh laporan CPI. “Jika kita melihat CPI Inti lebih dari 4% secara tahunan, hal ini dapat menyebabkan kekacauan pada tren risiko, dan menurut saya hal tersebut dapat berdampak negatif pada emas,” katanya.
“Tetapi saya memperkirakan IHK akan lemah dan saya pikir hal itu dapat memberi peluang bagi pembeli.”
Prediksi Harga Emas Pekan Ini
Broker Komoditas Senior RJO Futures Bob Haberkorn mengatakan, pelemahan harga emas pada Jumat kemarin adalah reaksi pasar terhadap data China dan pertaruhan akan data AS pekan ini.
“Saya pikir ini adalah antisipasi terhadap angka-angka minggu ini,” katanya.
“Mungkin beberapa pedagang keluar lebih awal, namun yang terpenting adalah data inflasi Tiongkok kemarin menunjukkan penurunan di sana. Itulah yang menjadi pemicu hal ini.”
Haberkorn juga menyebutkan kenaikan pasar saham menghambat pergerakan harga emas.
“Saat ini pasar saham AS cukup panas, dan pasar kembali mengambil risiko,” katanya.
“Kami melihat indeks S&P akan ada di atas 5.000, dan Nasdaq mencapai level tertinggi saat ini, sehingga emas kehilangan sedikit kilaunya di sini ketika ekuitas sudah kuat.”
Dia mengatakan harga emas akan berada di kisaran antara USD 2.000 dan USD 2.075 saat ini.
“Kami memerlukan pergerakan di atas USD 2.075 dari sudut pandang teknis untuk memberi sinyal adanya terobosan baru, yang bisa terjadi minggu ini dengan data yang keluar,” katanya.
Haberkorn juga setuju bahwa serangan balasan pemerintahan AS terhadap kelompok-kelompok sekutu Iran sudah diperhitungkan, dan pasar kini menunggu pemicu geopolitik berikutnya.
“Benar-benar tidak ada berita geopolitik baru, saya tahu situasi Laut Merah yang mereka katakan sedang memburuk, situasi Israel masih berlangsung, begitu juga dengan Ukraina. Masih ada serangan berkelanjutan yang dilakukan oleh proksi Iran,” katanya.
“Tetapi saya pikir apa yang akan menjadi katalis bagi harga emas untuk naik lebih tinggi adalah jika ada serangan langsung di Iran, atau ada sesuatu dimana Garda Revolusi Iran benar-benar berada di depan dan tengah dalam serangan di Irak.”
“Jika Iran lebih terlibat secara langsung, atau kita lebih terlibat dalam perselisihan dengan Iran, atau di Laut Merah dengan Houthi, jika ada perkembangan signifikan di sana, hal itu akan menjadi katalis bagi harga emas untuk diperdagangkan lebih tinggi.”
Advertisement
Hasil Survei
Pada minggu ini, 12 analis berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News. Empat analis atau 42% memperkirakan harga emas akan lebih tinggi pada minggu ini. Sementara hanya satu analis, yang mewakili 8% memperkirakan penurunan harga emas pada pekan ini.
Sedangkan enam analis atau separuh dari mereka yang disurvei, memperkirakan harga emas akan diperdagangkan sideways selama minggu ini.
Sementara itu, 165 suara diberikan dalam jajak pendapat online Kitco. Mayoritas pelaku pasar mempertahankan sikap bullish.
Sebanyak 77 investor ritel yang mewakili 47%, memperkirakan emas akan naik minggu ini. Sebanyak 37 responden atau 22% memperkirakan harga emas akan bergerak lebih rendah.
Sementara 51 responden atau 31% bersikap netral terhadap prospek jangka pendek logam mulia.