Liputan6.com, Manila - Latihan tempur antara Amerika Serikat (AS) dan Filipina yang melibatkan ribuan pasukan setiap tahunnya tidak akan terpengaruh oleh fokus AS pada perang Ukraina dan Timur Tengah. Demikian ditegaskan seorang jenderal AS pada Kamis (8/2/2024).
Pemerintahan Joe Biden telah memperkuat aliansi militer di kawasan Indo-Pasifik untuk membangun pencegahan dan melawan China dengan lebih baik, termasuk dalam konfrontasi apa pun di masa depan atas Taiwan dan Laut China Selatan yang disengketakan.
Advertisement
Namun, terdapat dugaan bahwa perang Ukraina dan perang Hamas Vs Israel dapat menghambat peralihan AS ke Asia dan Pasifik serta mengalihkan sumber daya militer yang ditujukan untuk wilayah tersebut.
"Tentu saja, hal itu tidak memengaruhi kehadiran kami," ungkap Panglima Divisi Infanteri ke-25 Angkatan Darat AS Mayjen Marcus Evans saat berada di Manila, seperti dilansir AP, Senin (12/2).
"Itu justru mendorong peningkatan urgensi untuk fokus pada kemitraan yang telah kami kembangkan beberapa dekade lalu dan merupakan tanggung jawab kami untuk terus memanfaatkan peluang pelatihan unik ini."
Evans, yang bermarkas di Hawaii dan memiliki 12.000 tentara di bawah komandonya, berkunjung ke Manila untuk melakukan pembicaraan dengan rekan-rekannya di militer Filipina menjelang manuver tempur skala besar antara pasukan AS dan Filipina.
Sinergi AS dan Filipina Melalui Salaknib dan Balikatan
Latihan tahunan AS dan Filipina termasuk Salaknib, yang pertama kali digelar pada tahun 2016. Selain itu, ada pula Balikatan, yang diikuti oleh lebih dari 17.600 personel militer pada April 2023 - ditandai sebagai latihan tempur terbesar keduanya dalam beberapa dekade.
Beberapa latihan Balikatan diadakan di wilayah pesisir Filipina, di seberang Selat Taiwan dan Laut China Selatan. China mengkritik latihan tempur ini sebagai ancaman terhadap persatuan dan perdamaian regional.
Evans mengatakan cakupan latihan Salaknib dan Balikatan tahun ini, yang mencakup pelatihan di hutan, konsisten dengan tahun lalu.
"Setelah latihan, kontingen dari pusat kesiapan tempur yang berbasis di Hawaii akan ambil bagian untuk pertama kalinya dalam evaluasi latihan yang sangat terfokus untuk menilai kemampuan pasukan beroperasi bersama," tutur Evans.
Advertisement
Pembelajaran Penting
Perang Ukraina dan eskalasi di Timur Tengah, kata Evans, menjadi pembelajaran penting bagi pasukan sekutu di Filipina.
"Kedua konflik tersebut … terus memberi kita pelajaran yang bisa dipelajari dan diterapkan serta dilatih di sini, di Filipina," kata Evans.
"Kami secara aktif belajar, memahami tantangan apa saja yang sedang dialami."
Evans menambahkan, "Kemampuan kita untuk menjadi kecil dan tidak terdeteksi, kemampuan kita untuk dapat bergerak cepat ... kemampuan kita untuk memproyeksikan ke depan dan melihat serta merasakan adalah semua hal yang perlu kita terus latih."
"Secara kolektif, kami memiliki tanggung jawab untuk membuat diri kami lebih siap hari ini dibandingkan kemarin."
Tahun lalu, AS berulang kali menyatakan dukungannya kepada Filipina di tengah serangkaian ketegangan teritorial yang semakin meningkat antara kapal-kapal mereka dengan China terkait klaim Laut China Selatan.
AS pada tahun lalu juga memperbarui peringatan bahwa mereka akan membela Filipina, sekutu tertuanya di Asia, jika pasukan, kapal, dan pesawat Filipina diserang, termasuk di perairan yang disengketakan.