Penjualan NFT Melonjak 16,8% Selama Sepekan

Tansaksi NFT mencapai USD 277,79 juta di 21 platform blockchain. Namun, pembeli dan penjual NFT anjlok signifikan.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Feb 2024, 20:41 WIB
Penjualan NFT kembali meningkat pada pekan ini. Penjualan NFT tumbuh 3,74 persen dibandingkan pekan lalu. (Foto: Unsplash/Andrey Metelev)

Liputan6.com, Jakarta - Penjualan NFT kembali meningkat pada pekan ini. Penjualan NFT tumbuh 3,74 persen dibandingkan pekan lalu.

Dikutip dari Bitcoin.com, Minggu (11/2/2024), transaksi NFT mencapai USD 277,79 juta di 21 platform blockchain. Transaksi NFT tersebut naik 16,8 persen. Sebaliknya, jumlah pembeli NFT anjlok 80,74 persen, dan penjualan turun 78,71 persen.

Selama sepekan,Ethereum memimpin dengan meraup penjualan USD 148,49 juta. Sedangkan penjualan bitcoin USD 52,97 juta. Penjualan NFT Ethereum melonjak 99,08 persen, sedangkan bitcoin turun 20,67 persen.

Penjualan NFT berbasis Solana juga terpukul seiring merosot 21,16 persen menjadi USSD 39,84 juta. Mengikuti Ethereum (ETH), bitcoin (BTC), solana (SOL), penjualan NFT polygon merosot. Penjualan Polygon susut menjadi USD 8,23 juta, atau turun 20,23 persen.

Sementara itu, Mythos naik 11,43 persen dengan total penjualan USD 6,23 juta. Pekan ini, koleksi NFT terkemuka adalah Pandora Ethereum menghasilkan USD 56,78 juta. Kemudian Ethereum Nothing yang mencapai penjualan USD 15 juta.

Kemudian kompilasi uncategorized ordinals berbasis bitcoin mencatat penjualan USD 13,65 juta. Dmarket dari Mythos berada di posisi empat dan Gods Unchained  dari Immutable X’s berada di posisi lima pada pekan ini.

Penjualan tertinggi adalah NFT Bored Ape Yacht (BAYC) terjual USD 668.297. NFT Bitcoin Honey Badgers mencatat penjualan USD 110.256, dan Lockdealnft BNB membukukan penjualan USD 61.793. Penjualan tertinggi keempat dan kelima masing-masing berasal dari Solana dan Avalanche.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


OpenSea Fokus Tingkatkan Pengalaman Pengguna saat Penjualan NFT Lesu

Ilustrasi NFT. Dok: unsplash

Sebelumnya diberitakan, NFT telah kehilangan banyak kilaunya selama beberapa tahun terakhir, tetapi hal ini tidak menghentikan beberapa pendiri, investor, dan proyek untuk terus bergerak dengan harapan akan terjadi lonjakan lagi.

CEO OpenSea, Devin Finzer yang sekaligus salah satu pasar NFT pertama yang mendapatkan daya tarik dan pangsa pasar yang serius, masih bertaruh besar pada sektor ini.

Pada 1 Januari 2022, volume penjualan global NFT mencapai puncaknya pada level USD 23,73 miliar. Dua tahun kemudian, pada hari pertama 2024, jumlahnya telah turun 94 persen menjadi hanya USD 1,4 miliar. Penurunan volume penjualan seperti itu berdampak pada sisi pendapatan bisnis OpenSea, tetapi Finzer mengatakan hal tersebut bukanlah sesuatu yang membuat fokusnya buyar.

Sebaliknya, mereka berupaya meningkatkan produk inti dan mengoptimalkan pengalaman dan keterlibatan pengguna, serta mendatangkan kembali pemain lama. Dia menilai, pekerjaan semacam itu akan menghasilkan volume yang lebih tinggi. Pasar NFT meledak pada 2021 ketika banyak orang menaruh minat untuk membeli sebuah gambar profil dan seni digital NFT, tetapi Finzer menganggap itu adalah kasus penggunaan awal.

"Masih banyak yang harus kita lakukan untuk mewakili semua hal yang dapat diwakili oleh NFT. Game adalah contoh kategori yang masih sangat awal,” kata Finzer, dikutip dari laman TechCrunch, Jumat (9/2/2024).

Didirikan pada 2017, OpenSea dengan cepat menjadi salah satu pasar NFT paling terkenal dan didanai dengan baik di dunia. Dana ini telah mengumpulkan total lebih dari USD 400 juta, dan beberapa pendukungnya termasuk perusahaan modal ventura seperti Andreessen Horowitz dan Paradigm, serta selebritas yakni Kevin Durant dan Ashton Kutcher.

 

 


Platform Penjualan NFT OpenSea Terbuka untuk Akuisisi

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)

Sebelumnya diberitakan, pasar Non Fungible Token (NFT) OpenSea dilaporkan sedang mempertimbangkan proposal akuisisi. Chief Executive Officer OpenSea Devin Finzer mengatakan perusahaannya tidak mengesampingkan kemungkinan menjual perusahaan tersebut, dan mengindikasikan kesediaan untuk terlibat dengan pihak yang berkepentingan.

“Kami pikir jika ada kemitraan yang tepat, maka itu adalah sesuatu yang harus kami pertimbangkan,” kata Finzer kepada DL News, dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (31/1/2024).

OpenSea telah memantapkan dirinya sebagai pemain dominan di ruang Web3, memfasilitasi perdagangan NFT, atau aset digital yang unik dan tidak dapat ditukar. Aset digital unik ini sering kali mewakili barang-barang seperti karya seni, barang koleksi, dan real estate virtual.

Meskipun platform tersebut pernah menyumbang sebagian besar penjualan NFT di dunia, pasar saingannya meluncurkan serangan vampir terhadap OpenSea. Dalam keuangan terdesentralisasi (DeFi), serangan vampir mengacu pada strategi di mana satu platform memikat pengguna dan likuiditas dari pesaing dengan menawarkan insentif yang lebih baik, biaya yang lebih rendah, atau fitur yang lebih baik.

Tahun lalu, skema token airdrop pasar NFT milik Blur membantu platform tersebut meningkatkan volume penjualannya dan menarik pelanggan. Pada Januari 2022, pasar NFT LooksRare meluncurkan struktur insentif serupa untuk mempengaruhi pelanggan OpenSea.

Pasar NFT telah bangkit kembali. Desember lalu, penjualan NFT global mencapai USD 1,77 miliar atau setara Rp 27,9 triliun (asumsi kurs Rp 15.791 per dolar AS, tertinggi sejak mencatat hampir USD 3,4 miliar atau setara Rp 53,6 triliun pada Mei 2022, menurut data CryptoSlam. 

Penjualan NFT diperkirakan melampaui USD 1 miliar atau setara Rp 15,7 triliun untuk bulan kedua berturut-turut, yang merupakan pertama kalinya terjadi sejak Februari lalu.

 


Penjualan NFT Pekan Ketiga Januari 2024 Susut 5%

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)

Sebelumnya diberitakan, penjualan Non Fungible Token (NFT ) turun 5,05% pada pekan ketiga Januari 2024 dibanding dengan pekan sebelumnya, tetapi ada peningkatan pembeli sebesar 82.40% dan peningkatan penjual sebesar 77.46%. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Senin (22/1/2024), Ethereum berhasil merebut posisi terdepan dengan penjualan NFT yang sebelumnya dipegang Bitcoin. Penjualan NFT Ethereum mencapai USD 106 juta atau setara Rp 1,6 triliun (asumsi kurs Rp 15.61 per dolar AS). Ini menandai peningkatan 28,15% dari pekan lalu. Sementara itu, total penjualan Bitcoin berjumlah USD 70,3 juta atau setara Rp 1 triliun, mencerminkan penurunan 35.25% menurut data cryptoslam.

Blockchain Solana menyaksikan peningkatan penjualan sebesar 35,07%, mencapai USD 59 juta atau setara Rp 921,5 miliar selama seminggu terakhir. Sebaliknya, Polygon mengalami penurunan dengan total penjualan USD 25,33 juta atau setara Rp 395,6 miliar, turun 43,02% dari minggu sebelumnya. 

Di antara lima blockchain teratas untuk penjualan NFT, Avalanche menikmati peningkatan 22,13%, yang berpuncak pada volume USD 14,24 juta atau setara Rp 222,4 miliar. 

Arbitrum juga menonjol dengan peningkatan signifikan sebesar 26.02%, mengamankan USD 3,27 juta atau setara Rp 51 miliar dalam penjualan NFT selama periode tujuh hari yang sama.

Penjualan Koleksi NFT Terbesar

Koleksi NFT terkemuka minggu ini adalah Cryptoundeads Solana, yang mencapai penjualan USD 15,9 juta atau setara Rp 248,3 miliar. Di belakangnya adalah Uncategorized Ordinals Bitcoin, dengan total penjualan NFT USD 13,32 juta atau setara Rp 208 miliar, turun 41,53%. 

Dari blockchain Bitcoin, hanya dua koleksi yang berhasil masuk sepuluh besar, dengan Bored Ape Yacht Club (BAYC) dan Cryptopunks juga mengamankan tempat di peringkat 10 besar.

 

Infografis: 5 NFT termahal di Dunia (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya