Liputan6.com, Jakarta - Salah satu tanda kiamat kubra ialah munculnya ad-Dukhan. Ad-Dukhan diartikan sebagai asap dan ada pula yang mengartikan kabut. Para ulama berbeda pendapat tentang ad-Dukhan ini.
Baca Juga
Advertisement
Ada sebagian ulama yang bependapat bahwa ad-Dukhan ini telah muncul dan terjadi. Sementara sebagian yang lain mengatakan belum pernah terjadi. Ad-Dukhan ini hanya akan muncul pada akhir zaman.
Dari beberapa pendapat ini kemudian dapat dikategorikan menjadi 3 pendapat tentang tanda kiamat yang ternyata dampaknya sangat mengerikan.
Perbedaan pendapat tentang ad-Dukhan dan dampaknya di kalangan para ulama ini justru semakin menambah wawasan kita pada salah satu tanda kiamat yang besar ini. Berikut ini pembahasan selengkapnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Pendapat Pertama, Kelaparan
Menukil Islampos.com, pendapat pertama menyebut, dukhan yang dimaksud adalah kondisi kelaparan yang dialami masyarakat Quraisy, karena kering yang berkepanjangan. Dan ini terjadi setelah Nabi SAW hijrah ke Madinah.
Saking keringnya tanah, hingga debu-debu sangat mudah beterbangan ketika ada angin. Dan orang arab menyebut debu beterbagan dengan Dukhan. Demikian keterangan Ibnu Qutaibah, seperti yang disebutkan Ibnu Ayura dalam tafsirnya. (At-Tahrir wa at-Tanwir, 25/315).
Diantara ulama yang menyatakan bahwa Dukhan adalah kekeringan yang menimpa orang quraisy adalah sahabat Ibnu Mas’ud dan diikuti beberapa ulama salaf.
Masruq, murid Ibn Mas’ud, pernah bercerita, ada seseorang yang bercerita di Kindah, bahwa akan datang Dukhan di hari kiamat, lalu menyambar telinga dan penglihatan orang munafik.
Sementara orang mukmin seperti kena pilek. Mendengar ini, kami kaget. Lalu kami mendatangi Ibnu Mas’ud yang ketika itu sedang istirahat. Beliaupun marah dan mengatakan,
“Siapa yang punya ilmu, silahkan bicara. Siapa yang tidak punya ilmu, ucapkan Allahu a’lam.”
Lalu Ibnu Mas’ud menceritakan makna Dukhan:
إِنَّ قُرَيْشًا أَبْطَئُوا عَنِ الإِسْلاَمِ فَدَعَا عَلَيْهِمِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ « اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَيْهِمْ بِسَبْعٍ كَسَبْعِ يُوسُفَ ، فَأَخَذَتْهُمْ سَنَةٌ حَتَّى هَلَكُوا فِيهَا ، وَأَكَلُوا الْمَيْتَةَ وَالْعِظَامَ وَيَرَى الرَّجُلُ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ كَهَيْئَةِ الدُّخَانِ
“Ketika orang kafir quraisy tidak mau masuk islam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan keburukan untuk mereka. Beliau berdoa, “Ya Allah, timpakanlah kekeringan kepada mereka, seperti kekeringan di zaman Yusuf.” Lalu mereka mengalami kekeringan, sampai banyak yang meninggal, lalu mereka makan bangkai, tulang. Sementara orang melihat di antara langit dan bumi (udara) seperti asap.” (HR. Ahmad 4186 dan Bukhari 4774)
Ibnu Mas’ud juga pernah mengatakan:
خَمْسٌ قَدْ مَضَيْنَ اللِّزَامُ وَالرُّومُ وَالْبَطْشَةُ وَالْقَمَرُ وَالدُّخَانُ
“Ada 5 tanda kiamat yang sudah terjadi: peristiwa al-Lizam, peristiwa perang romawi, al-Bathsyah, terbelahnya bulan, dan Dukhan.” (HR. Bukhari 4825).
al-Lizam adalah semua hukuman yang Allah timpakan bagi orang kafir; al-Bathsyah adalah kekalahan orang kafir di perang Badar. Pendapat ini dinilai kuat oleh Ibnu Asyura. Dalam tafsirnya, beliau mengatakan:
والأصح أن هذا الدخان عُني به ما أصاب المشركين من سِنِي القحط بمكة بعد هجرة النبي صلى الله عليه وسلم إلى المدينة
Pendapat yang benar, Dukhan yang dimaksud adalah musim kering yang dialami kaum musyrikin di Mekah, setelah Nabi SAW hijrah ke Madinah. (at-Tahrir wa at-Tanwir, 25/315).
Advertisement
Pendapat Kedua, Beda Dampak Asap ke Mukmin dan Kafir
Menurut pendapat kedua, dukhan hanya akan muncul di akhir zaman dan dapat dilihat oleh semua manusia. Ini pendapat Ali bin Abi Thalib, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, dan diikuti mayoritas ulama, termasuk yang dinilai kuat oleh Ibnu Katsir.
Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menyebutkan beberapa riwayat keterangan sahabat. Diantaranya:
Ali bin Abi Thalib mengatakan,
لم تمض آية الدخان بعد، يأخذ المؤمن كهيئة الزكام، وتنفخ الكافر حتى ينفذ
“Dukhan belum terjadi, orang mukmin akan menjadi seperti orang pilek. Lalu asap ini menghembus orang kafir, sampai binasa.” (Tafsir Ibn Katsir, 7/249)
Demikian pula keterangan Ibnu Umar yang mengatakan:
يخرج الدخان، فيأخذ المؤمن كهيئة الزكمة، ويدخل في مسامع الكافر والمنافق، حتى يكون كالرأس الحنيذ
“Akan keluar Dukhan, lalu orang mukmin terkena imbasnya, hingga seperti orang pilek. Lalu asap ini masuk ke telinga orang kafir dan munafik, sehingga kepala mereka seperti kepala hewan panggang.” (Tafsir at-Thabari, 22/17).
Setelah Ibnu Katsir menyebutkan riwayat yang mendukung tentang keberadaan Dukhan di masa mendatang, lalu beliau mengatakan:
وهكذا قول من وافقه من الصحابة والتابعين أجمعين، مع الأحاديث المرفوعة من الصحاح والحسان وغيرهما، التي أوردناها مما فيه مقنع ودلالة ظاهرة على أن الدخان من الآيات المنتظرة، مع أنه ظاهر القرآن
“Demikian pendapat masalah dukhan, dari kalangan sahabat, dan tabiin, disertai hadis marfu’, yang shahih, hasan, maupun yang lainnya, yang kami sebutkan, merupakan dalil yang jelas bahwa Dukhan termasuk tanda kiamat yang masih ditunggu (belum datang), disamping itu sesuai dengan makna teks al-Quran.” (Tafsir Ibn Katsir, 7/249)
Lalu Ibnu Katsir mengomentari pendapat pertama, yang disampaikan Ibnu Mas’ud, bahwa Dukhan yang beliau ceritakan hanya dilihat orang musyrikin saja, dan itu hakekatnya hanyalah khayalan mereka karena kondisi cuaca panas yang sangat parah, yang mereka alami.
Pendapat Ketiga, Telinga Seperti Dilubangi
Pendapat ketiga mengatakan bahwa dukhan itu ada 2. Ini merupakan gabungan dari pendapat pertama dan pendapat kedua.
Menurut pendapat ini, ada dukhan yang telah terjadi, seperti yang diceritakan Ibnu Mas’ud, dan ada pula yang belum terjadi. Pendapat ketiga ini dipilih an-Nawawi dan dinyatakan al-Qurthubi.
Al-Qurthubi mengatakan:
قال مجاهد : كان ابن مسعود يقول: هما دخانان قد مضى أحدهما ، والذي بقي يملأ ما بين السماء والأرض، ولا يجد المؤمن منه إلا كالزكمة، وأما الكافر فتثقب مسامعه
Mujahid mengatakan, bahwa Ibnu Mas’ud berpendapat, ada dua Dukhan. Salah satu telah terjadi. Sementara yang satunnya, akan memenuhi langit dan bumi. Setiap mukmin mengalami pilek. Sementara orang kafir, telinganya dilubangi. (at-Tadzkirah, hlm. 738)
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Baca Juga
Top 3 Islami: Hukum Sholat Subuh Kesiangan Menurut UAH dan Buya Yahya, Solusi Terbaik Menghadapi Masalah Kata Gus Baha
Agar Terjaga dari Fitnah Dajjal yang Turun Jelang Kiamat, Hafalkan 10 Ayat Pertama Surah Ini!
4 Cara Mudah Peroleh Syafaat Rasulullah di Hari Kiamat, Salah Satunya Baca Doa setelah Adzan
Advertisement