Israel Bebaskan 2 Sandera Usai Serang Rafah di Gaza Selatan

Serangan penyelamatan sandera Israel yang dilaporkan pada Senin di Rafah terjadi tak lama setelah para saksi di kota tersebut berbicara tentang puluhan serangan udara Israel pada malam hari di bagian utara dan tengah Rafah.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 12 Feb 2024, 14:50 WIB
Sejak perang Hamas melawan Israel pecah pada 7 Oktober lalu, Negeri Zionis menggempur Gaza besar-besaran dengan serangan darat dan udara. Lebih dari 9.770 warga Palestina tewas imbas serangan ini. (AHMAD GHARABLI/AFP)

Liputan6.com, Tel Aviv - Israel mengatakan dua sandera laki-laki berhasil diselamatkan dalam serangan ke Rafah. Menurut militer Israel kedua pria itu berada dalam kondisi kesehatan yang baik.

Sebelumnya, Bulan Sabit Merah Palestina mengumumkan Rafah sedang diserang dan sejumlah korban jiwa berjatuhan.

Dalam pernyataannya di media sosial, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyebutkan bahwa selama operasi gabungan antara IDF, ISA (Badan Keamanan Israel atau Shin Bet), dan Polisi Israel, dua sandera Israel dari Kibbutz Nir Yitzhak diselamatkan. Mereka adalah Fernando Simon Marman (60) dan Louis Har (70). Demikian seperti dilansir BBC, Senin (12/2/2024).

Para sandera yang diselamatkan dibawa ke Sheba Medical Center di Israel tengah untuk menjalani pemeriksaan.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menggambarkan operasi penyelamatan itu mengesankan.

"Kami akan terus memenuhi komitmen kami untuk mengembalikan orang-orang yang diculik, dengan cara apa pun," tegas Gallant.

Media Israel melaporkan bahwa para sandera ditahan di lantai dua sebuah gedung di Rafah.

Armon Aek, penjabat direktur di Sheba Medical Center, mengonfirmasi keberadaan dua sandera dengan menuturkan, "Saya sangat senang mengumumkan bahwa malam ini, dua sandera yang dibebaskan telah mendarat di sini."

"Mereka diterima di UGD. Pemeriksaan awal dilakukan oleh staf UGD kami dan kondisinya stabil."


Rafah Jadi Target Selanjutnya

Gambar drone ini menunjukkan ribuan tenda yang digunakan para pengungsi di Rafah, Jalur Gaza selatan pada Jumat, 29 Desember 2023. (AP Photo)

Serangan penyelamatan sandera Israel yang dilaporkan pada Senin di Rafah terjadi tak lama setelah para saksi di kota tersebut berbicara tentang puluhan serangan udara Israel pada malam hari di bagian utara dan tengah Rafah. Penduduk setempat mengungkapkan kepada BBC bahwa helikopter dan perahu juga terlibat dalam serangan itu.

Terdapat laporan yang berbeda-beda mengenai jumlah korban jiwa, salah satunya AFP, yang menyebutkan 52 orang termasuk anak-anak tewas.

Pada Minggu (11/2), otoritas kesehatan Gaza menyatakan jumlah korban tewas secara keseluruhan akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 menjadi sedikitnya 28.176 orang, sementara setidaknya 67.784 orang terluka.

Sejumlah negara dan organisasi internasional telah memperingatkan Israel agar tidak melakukan serangan ke Rafah, tempat sekitar 1,5 juta warga Palestina di Jalur Gaza berlindung saat ini. Kebanyakan dari mereka adalah pengungsi dari wilayah Gaza lainnya.

Seorang pejabat senior kemanusiaan PBB mengatakan kepada BBC bahwa tidak ada tempat yang aman bagi mereka untuk pergi saat ini.


Peringatan Biden hingga Hamas

Keluarga-keluarga Palestina yang melarikan diri dari Khan Younis mengendarai traktor bersama barang-barang mereka menuju Rafah, Gaza, Palestina, Kamis (25/1/2024). Ribuan warga Palestina mengungsi dari Kota Khan Younis untuk menghindari pertempuran sengit antara tentara Israel dan pejuang Hamas yang kian intens. (AFP)

Rafah – yang menjadi perbatasan Jalur Gaza dengan Mesir – adalah satu-satunya pintu masuk bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Pada Minggu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa serangan ke Rafah tidak boleh terjadi tanpa langkah-langkah yang menjamin keselamatan warga sipil.

Biden, menurut Gedung Putih, menekankan bahwa Israel memerlukan rencana yang kredibel dan dapat dilaksanakan untuk melindungi lebih dari satu juta orang di Rafah.

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron sebelumnya juga menegaskan bahwa lebih dari separuh penduduk Jalur Gaza berlindung di Rafah, sementara Arab Saudi memperingatkan dampak yang sangat serius jika Rafah diserbu.

Netanyahu sendiri bersikeras bahwa serangan ke Rafah akan terus berjalan dan rencana sedang dipersiapkan.

Hamas menyatakan serangan ke Rafah berpotensi membunuh puluhan ribu jiwa. Kelompok itu memperingatkan pula bahwa operasi apa pun terhadap Rafah akan merusak pembicaraan tentang kemungkinan pembebasan sandera Israel.

Infografis Perang Israel-Hamas Lewati 100 Hari. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya